Author POV
Tiga hari setelah kepergian Eunwoo, keadaan Lalice semakin memburuk. Bahkan ia sama sekali tak berbicara dan tidak menyentuh makanan sedikit pun.
Dirinya seperti orang yang hidup hanya dengan raga namun tidak jiwanya.
"Lalice~ya, ku mohon.. Kau harus makan, kau isi perut mu itu". Ucap Jaehyun yang semakin khawatir dengan keadaan sahabatnya itu.
Pandangan Lalice masih kosong. Ia hanya menatap lantai dalam diam.
"Ku mohon.. Kau sudah 2 hari tidak makan sedikit pun. Kau bisa sakit,Lalice".
Kepala Lalice menoleh pada Jaehyun, tangannya segera menyambar piring yang di pegang sahabatnya itu. Ia memakan dengan cepat semua nasi tanpa mengunyahnya. Mulutnya semakin penuh dengan makanan.
Jaehyun segera menyambar kembali piring yang dipegang Lalice bahkan ia membuangnya ke lantai, "KAU SUDAH KELEWATAN!!!". Bentaknya, "BUKAN SEPERTI INI UNTUK BERLARUT DALAM KESEDIHAN!!".
Bahu Lalice berguncang kembali, ia menangis tanpa berani menatap Jaehyun.
Nyonya Jung tidak tega melihat keadaan gadis yang sudah di anggap sebagai putrinya sendiri. Ia meminta Jaehyun untuk keluar dari kamar ini. Kamar mendiang Eunwoo yang di tempati oleh Lalice sekarang.
Jaehyun segera keluar dari kamar setelah ia meletakkan nampan makanan yang masih berisi piring buah-buahan di dekat tempat Lalice duduk.
Kepala Lalice menoleh. Tangannya terulur dan mengambil sebuah pisau kecil yang tergeletak di pinggir nampan.
Ia menatapnya cukup lama. Sampai akhirnya ia mulai menggoreskan bagian yang tajam pada pergelangan tangan kirinya.
Matanya mulai mengerjap perlahan. Ia sama sekali tidak merasakan sakit sedikit pun dengan apa yang dilakukannya. Meski faktanya cairan pekat berwarna merah itu telah menetes sampai ke lantai.
Ia semakin menekan pisau pada pergelangan tangannya yang semakin banyak mengeluarkan darah segar.
Dirasakan matanya yang semakin berat dan tanpa sadar , pisau itu terlepas dari genggamannya bersamaan dengan tubuhnya yang terjatuh ke bawah lantai dingin.
Sementara itu, Jaehyun kembali menaiki undakan anak tangga dengan membawa nampan baru.
Ia akan memberikan Lalice sepiring puding mangga yang telah di buatkan sang Ibu.
Tangan kanannya terulur untuk memegang handle pintu. Ia tersenyum tipis mengingat Lalice tidak akan pernah melewatkan puding mangga kesukaannya.
"Lalice ya, aku bawakan sesuatu untuk mu". Ucap Jaehyun dengan masuk secara perlahan ke dalam kamar.
Nampan yang ia pegang langsung jatuh begitu saja. Ia segera menghampiri tubuh Lalice, "Lalice~ya, bangun". Ucapnya dengan menepuk-nepuk pipi Lalice, kepalanya menggeleng pelan mendapati wajah Lalice yang semakin pucat.
Dengan cepat , ia segera menggendong tubuh Lalice. Dirinya bergidik ngeri ketika menatap lantai yang sudah berlumuran darah.
Nyonya Jung panik ketika mendapati anaknya yang menggendong Lalice. terlebih ia melihat lumuran darah di baju dan juga pergelangan tangan gadis itu.
"Eomma akan menyusul ke Rumah Sakit".
Jaehyun segera berjalan lebih cepat lagi bahkan nyaris berlari. Ia berteriak untuk memanggil salah satu supirnya yang memang berjaga di rumah Lalice.
"Bertahanlah". Ucapnya setelah masuk ke dalam mobil.
Di lain sisi, Nyonya Jung dengan hati-hati membantu nyonya Kim untuk duduk di atas kursi roda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just like Now [ BLACKPINK X NCT ]
Фанфик"mulai detik ini, jangan panggil aku Lalice". tatapannya masih kosong, menatap gundukan tanah yang masih basah. tidak ada setetes air mata yang mengalir membasahi pipinya. "kalau ku memanggil mu dengan Lisa, boleh kan?".