Author POV
Suasana siang itu begitu ramai di dalam area kapal. Yerim dan juga Jihoon memilih menikmati keadaan laut dari luar.
"Yerimmie~ kau mau?". Ujar Jihoon dengan menyodorkan sebatang cokelat yang telah ia patahkan menjadi dua bagian dan memberikan satunya kepada Yerim.
Dengan senang hati Yerim menerimanya, "Gumawo oppa". Ujarnya dengan tersenyum senang membuat kedua matanya menyipit namun sarat akan perasaan bahagia.
"Sepertinya akan mulai hujan, bagaimana kalau kita masuk ke dalam saja?".
"Oppa, tapi aku masih mau disini, mungkin sebentar lagi akan ada lumba-lumba yang akan muncul".
"Bukankah lumba-lumba hanya muncul pagi hari saja?".
"Oppa tahu dari siapa?".
"Hanya menebaknya". Ujar Jihoon dengan menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal.
Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk duduk di luar kapal. Tentu saja ada beberapa orang dewasa yang berada di luar termasuk beberapa anak buah kapal.
"Yerim~ kau tahu tidak? Akhir-akhir ini, aku bertemu dengan Eomma".
"Benarkah? Kau bertemu dengan Bibi Rose?".
"Eo, tapi hanya di mimpi. Eomma sangat cantik, ia bahkan memeluk ku saat tidur".
Keduanya terpaksa harus mengakhiri obrolan itu karna sang guru datang menghampiri dan meminta mereka masuk kembali ke dalam kapal karna cuaca yang mulai tidak bersahabat.
"Oppa....perasaan ku tidak enak". Bisik Yerim sembari berjalan bersisian dengan Jihoon ke dalam kapal.
"Ada aku, jangan takut".
"Nde".
Petir mulai terdengar saat Yerim dan Jihoon memilih duduk di dekat jendela kapal.
Tak henti-hentinya Yerim meremas baju Jihoon, ia sangat benci dengan suara petir yang selalu saja berhasil membuatnya kaget.
"tidak apa-apa, ada Oppa disini".
"Aku benci petir".
"Tidak boleh membencinya, karna Tuhan yang menciptakannya".
Mulut Yerim selalu mengerucut tiap kali Jihoon membela petir.
Samar-samar, Yerim mendengar teriakan dan suara yang cukup gaduh. Ia langsung menarik lengan Jihoon.
"Disini saja".
"Oppa, aku penasaran, ayo kita lihat".
"Tapi...kalau ibu.guru Lee marah bagaimana?".
"Dia tidak ada disini, kajja kajja".
Keduanya dengan cepat berlari menuju sumber suara. Kedua bola mata mereka membulat begitu melihat orang-orang dewasa berhamburan di area kapal.
"Kapal akan tenggelam...kapal akan tenggelam"— itu yang Yerim dengar.
Kepalanya langsung menoleh, ia melihat ada beberapa pelampung di sudut area sana. Dengan cepat, ia berlari. Memaksa tubuhnya yang kecil menyelinap di antara orang-orang dewasa yang berhamburan. Begitu juga Jihoon yang langsung mengikuti Yerim.
Dengan menaiki sebuah bangku, Yerim berhasil mengambil satu buah ban pelampung dan juga satu buah rompi pelampung. Ia langsung memberikannya pada Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just like Now [ BLACKPINK X NCT ]
Fanfikce"mulai detik ini, jangan panggil aku Lalice". tatapannya masih kosong, menatap gundukan tanah yang masih basah. tidak ada setetes air mata yang mengalir membasahi pipinya. "kalau ku memanggil mu dengan Lisa, boleh kan?".