Author POV
Duka itu.....tidak ada satu orang pun yang menginginkannya. Semuanya terjadi tanpa mereka kehendaki, selalu ada duka diantara suka cita dan itu sudah hal yang mutlak. Seakan dua kata itu tidak bisa di pisahkan.
Lisa hanya bisa menatap Jaehyun dari tempatnya duduk, kesedihan yang sangat mendalam di rasakan oleh Jaehyun dan juga semua orang yang ada disini. Ia kembali melirik pada bayi yang sedang di gendongnya, matanya yang terpejam seakan mampu membuatnya tetap bertahan.
Dilihatnya seorang pengurus rumah keluarga Jung yang menghampirinya dan mengambil alih bayi mungil yang sedang tidur itu, dengan berat hati ia merelakannya.
"Jisoo masih dalam perjalanan dari Bandara". Ucap Taeyong yang duduk di sampingnya.
Ia pun menganggukkan kepalanya pelan, tangannya langsung memeluk lengan Taeyong dengan erat. Entah ia harus bertahan berapa lama lagi.
"Kau mau makan sesuatu?". Tanya Taeyong dengan lembut, ia sedikit khawatir ketika melihat wajah Lisa yang sedikit pucat.
"Aku sedang malas mengunyah". Jawabnya pelan, jari-jemarinya saling bertaut dengan jari Taeyong, ia berharap bisa mendapatkan sedikit kekuatan dari suaminya itu.
"Uncle, kenapa Aunty Rose tidur di dalam sebuah kotak besar?". Tanya Jennie dengan menatap Winwin begitu serius.
Johnny yang mendengarnya langsung memegang tangan Jennie, ia pun tersenyum manis ketika menatap bola mata cokelat milik gadis mungil itu, "semua orang yang sudah meninggal akan tidur disana".
"Meninggal? Die ? Adik ku tidak punya Mommy?".
Ia menganggukkan kepalanya pelan, kedua tangannya langsung mengangkat tubuh kecil Jennie dan mendudukannya di pangkuannya, "kau sangat pintar, tapi yang harus kau tahu jika Aunty Rose akan selalu hidup di dalam diri adik mu".
Jennie menyipitkan matanya, ia masih mencerna omongan yang Johnny katakan padanya.
"Kau mau ice cream?". Tanya Johnny
"Hanya anak kecil saja yang makan ice cream". Jennie terkekeh pelan, "apa aku boleh minum jus?".
"Tentu, kau ingin jus apa?".
"Strawberry". Jennie tersenyum senang bahkan ia memamerkan deretan giginya yang rapih.
"Let's Go". Johnny pun beranjak dari kursi yang ia duduki sambil menggendong Jennie.
Sementara itu, Lisa menatap Jisoo yang baru saja tiba bersama Doyoung. Ia pun berdiri dan langsung menghampirinya, memeluk Jisoo yang sudah menangis.
"Kenapa ini bisa terjadi?". Suara Jisoo begitu lirih ketika mengucapkannya, tak ada jawaban dari Lisa. Ia pun di antar oleh Lisa untuk melihat jenazah Rose.
Lisa memilih untuk keluar dari ruangan itu, ia sungguh tidak bisa berlama-lama menyaksikannya. Dadanya terasa sangat sesak, ini kali kedua ia kehilangan seorang sahabat.
Taeyong yang sedari tadi mengawasi Lisa, dengan cepat langsung menyangga tubuh istrinya itu saat terhuyung dan hampir jatuh ke lantai, wajahnya semakin pucat. Tanpa harus bertanya pada Lisa, ia segera membawanya ke salah satu kamar yang ada di rumah ini, tak lupa ia meminta Yuta untuk memeriksa kondisi Lisa.
Ia duduk di samping ranjang, tangannya masih memegang jari-jemari Lisa, "dia baik-baik saja?".
Matanya menatap Yuta dengan cemas karna pria itu terdiam cukup lama.
"Kapan terakhir kali kau datang bulan,Lisa?". Tanya Yuta.
"Dua bulan yang lalu seingat ku", jawab Lisa pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just like Now [ BLACKPINK X NCT ]
Fanfiction"mulai detik ini, jangan panggil aku Lalice". tatapannya masih kosong, menatap gundukan tanah yang masih basah. tidak ada setetes air mata yang mengalir membasahi pipinya. "kalau ku memanggil mu dengan Lisa, boleh kan?".