Bagian XXIII

3 0 0
                                    

Kebohongan itu tak tertunda, dia hanya gengsi mengakui. Cukup dengan tidak berupaya mencari kebenarannya. toh juga telah ada kan? sesaat waktu dia tahu tentang apa yang kau tak tahu, dengan tanpa kau di beri tahu karena sebenarnya kau tahu apa yang juga dia tahu. Rega menawar harapan pada Danu, yang terjerat pusaran rasanya yang serba salah. Dia itu ada yang lagi mendekatinya, kau harus bersaing, dengan nyalimu yang seadanya. Pikirkan Danu, bawalah rasamu kepadanya seadanya. meski kedekatannya dengan seorang laki-laki tajir, dan katanya akan menikmati liburan ajakan lelaki itu. Nah...jauh sebelum kamu berencana mengajaknya. Telah ada sebelumnya. Rega makin mengurai dan dia tak melihat raut muka Danu yang merah kikuk bercampur aduk pula perasaannya.

Jangan kau berprasangka padanya, meski kata seseorang "Kesetiaan itu adalah pusaran yang sering di khianati meskipun tanpa untuk merasa memilikinya"...Apakah kau setia? Hahaha...Sudahlah Dan! Ini hanya bagian kecil bumbu perawat cinta yang akan teruji kelak di akhir cerita. Apakah berbuah bahagia pada pilihan atau sama saja sebuah cerita di ending menyedihkan dengan perpisahan pula.

Tapi aku salut. Rega menyulut sebatang, dengan jemarinya yang mungil menjepit batang rokok, dia menelan dan mengeluarkan asap membentuk warna masalah tertumpah. Cukuplah dengan rasamu yang saya tahu sangat tulus, dengan nampak senagai lelaki periang yang sepi tanpa ada pasangan ( Jomlo tulen)....Dengan pilihanmu sama Pinkan. Yang orang-orang dan tahu beberapa lelaki kau saksikan mengajak, menggandeng, membawanya ke kamar. Awalnya saya amat kasihan, dengan sikap dan caramu menawarkan hal yang berbeda dengan lainnya.
.oh iya...Rega menggeser duduknya, dengan searah dekat Danu. Yang relah saling berhadapan. Nampak roknya terbelah sedikitm Dengan anggun warna dalamannya menyindir dan menguji arah mata Danu...."Apakah kau pernah kencan dan tidur dengannya?

Setahuku, kau hanya bagai warta, yang melongo dan mencatat, setiap gerak gerik di sini...kalaupun kau sering berduaan, tapi itupun di tempat yang sama. Yah. Di sini tempat kita duduk di sofa ini. Hahahaha...tidak usah kau jawab Dan!  saya tahu kau mencintainya, dan kau menyayanginya tanpa bermaksud sebagai penolong yang akan membantunya keluar dari ruang dan tempat ini yang berkumuh dengan Neraka.

        " Aku pamit dulu, pelanggan semalam  datang lagi, dengan tawaran lebih kali ini....Semoga harimu indah Dan! berlalu meninggalkan Danu penuh prasangka berbeda pada "Pinkan".

Namamu Pinkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang