Bagian XX

6 0 0
                                    

Di tengah-tengah kecamuk pengharapan, di tanjung penantian itu tetap ada membuatnya lehih berpikir untuk tidak menangguhkan yang telah menjadi ketimpangan selanjutnya.

Beberapa hari sebelumnya, Pinkan tanpa kabar hingga hari ini. Danu merawat rindunya yang tak pernah surut. "Ini perasaan aneh. Merayap hingga ke aliran darahku bagai membawaku selalu hendak bersemangat. Namun di satu sisi pekerjaan Danu dalam sebuah riset juga tidak berjalam sesuai rencananya, yang seyogyanya rampung dengan segela kelengkapan dan indikator peran yang telah di persiapkan.

          "Apakah juga harus merawatnya terus tanpa "Pinkan" menjawabnya meski seadanya. "Perempuan penuh misteri, rangkaiannya sangat halus penuh kehati-hatian, ketika merajuk, ketika mood, saat dia merasa terusik dan tersinggung. Butuh waktu dan ruang memulihkannya.  Apakah dia marah? Atau telah ada lelaki selain aku?. Hari yang menyuguhkan setiap saat keresahan dalam perasaan yang teramat tak mudah untuk mengembalikannya.

Pada akhirnya, apa yang akan di katakan oleh perempuan, dan segala firasatnya selalu merasa benar. Danu menangkap gambaran di luar sana, menyaksikan Pinkan bersama anak-anaknya menikmati liburan minggu ini. Asap mengepul di ruang penuh tumpukan buku-buku pengetahuan riset dan beberapa lembaran kertas di meja dekat asbak bertandu harapan yang seperti asap dan terbang terbawa angin, lenyap seketika.

Namamu Pinkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang