Bagian XXIV

5 0 0
                                    

Pada awalnya biasa saja. Tanpa sadar. Rega punya rasa sama Danu. Hanya saja berusaha menutupinya dengan bercanda. Memang selama ini bahasa tubuh Rega mengisyaratkan ada hal dimana Danu tak menangkapnya.

Pinkan masih saja menghindar, dari pertemuan setiap saat seperti bkasa bersama Danu di sofa itu. Tetapi ada hal diantaranya yang saling menguatkan. Rasa itu! ya. Betapa tidak, meskipun beberapa lelaki menyukai Pinkan, tapi Pinkan berusaha untuk tidak merespon. Ada yang tajir, pengusaha sukses. Hanya saja Pinkan, tahu betapa mereka hanya sebatas nafsu saja, bahkan mereka telah berkeluarga. Pinkan, bukan tipikal mencockkan demi semata materi. Meskipun dia adalah pekerja pelayan seks, tapi tidak lantas asal nyorocos dan menerobos yang akan membuat bertambah masalah saja.

Ada perang bathin di hati Pinkan, Danu. Adalah manusia yang muncul tanpa identitas dan selera seksual, wartawankah dia? dari keolisiankah dia? atau, dia memilih Pinkan sebagai obyek, sa seperti yang lainnya? Sewindu waktu terbawa riak yang berbeda sebelumnya, setiap ngobrol bersama Danu, Pinkan tak berapa lama pamit dengan beberapa alasan. Tidak seperti biasanya, berbicara dari saling memiliki Mimpi, hobby hingga hal-hal paling mendasar, mengalir begitu saja.

Rega menaruh gelas di hadapan Danu, yang suasana raut mukanya yang sayu. Rega menuang minuman, dan bersulang:
"Sudahlah, hidup ini tragis. Jangan larut dengan hal yang tak mampu kau raih Dan!. Setidaknya ada makna kerelaan melepas seseorang adalah sebenarnya cinta. Rega mulai memajang manja trik sempurna mencari celah kesepian dan perasaan Danu yang berkecamuk.

"Aku harus ketemu dengan Pinkan. Dan menjelaskan perasaan ini.
"Ada masalah apa seh? Bukannya kalian belum resmi pacaran? Hahahaja...Cinta oh cinta, kau datang bersembunyi dari sisi hati perasaan manusia yang labil. Rega menyentuh bibir gelas dengan menuang alkohol kadar tinggi. Dan dia sejenak diam.

"Kenapa? bukankah Cinta itu tanpa warna dan sebuah hal tak terduga?
"Yah...Aku tahu, dia bagai mahluk imut hadir di delan kita dan merubah segalanya menjadi ketakjuban dan kehampaan. Rega mulai serius, terlihat raut mukanya. Aku pernah menyanjungnya, sebagai malaikat penyelematku. Tapi ketila aku terpuruk dia berpaling dan membiarkanku terjebak hingga saat seperti ini. Apakah ini adil? apakah ini cinta? yang membuatku menjadi manusia pembohong yang katanya dia adalah kejujuran yang tertinggi. Aku mulai jatuh merasakannya saat itu, perawanku di renggut oleh kekasihku, dan saat cinta merayap ke suatu ranah peristiwa, lelaki yang kucintai membawaku hingga ke tempat penuh lendir kepaluan ini. Rega meratap sunyi, menata air matanya yang hendak jatuh. Danu menatapnya. Kenapa? kau mau tertawakan aku, yang serapuh ini, dan tak seperti apa yang terlihat dari periangku, seolah bahagia, ceria, dan asal nyorocos? Mereka kemudian saling menatap.

Namamu Pinkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang