Pinkan tergesa panik. Membuatnya tak bisa lagi berkutik, ketika detik bergenetik memburunya segera ke rumah. Jendela terbuka setengah, mengibas-ngibas kain jendela halus mengikuti selera angin. Si Buyung telah menunggu air susunya. Atau singgah di supermaket untuk beli susu yang persediaan telah habis seminggu. Pinkan lupa pula bahwa ada pertemuan orang tua siswa di sekolah anaknya yang sulung pada hari ini.
" Segera menuju kamar mandi, pada tubuhnya hanya mengenakan Celana dalam dan Be-ha. Selepas semalam telah di lupakannya tentang lelaki bersamanya, meninggalkannya dengan brberapa lembaran rupiah. Tubuh pinkan basah, dengan lembut Shower mengguyurnya, aroma tubuhnya menyatu wangi dengan busa sabun menempel menyelimuti tubuh esksotiknya.
"Rambutnya basah penuh yang terurai panjang. Di keringkan sejenak dengan mengibas-ibas bagai membuang bayangan semalam yang telah memuaskan beberapa lelaki. Dalam rona mata dengan senyum menakar dirinya pada cermin saat berdandan. Dia mengikuti selera cermin yang memantulkan wajahnya tidak seperti wajahnya. " Alur waktu di gulir sejenak. Wajah di cermin itu adalah wakah usia belia yang masih bersembunyi di balik kemaluannya. Tatapan tajam kepada Pinkan yang masih termangu keheranan. Tak sadar tubuhnya jatuh terkulai. Buaj dadanya terbentur di sisi kursi, tubuhnya lunglai tak berdaya. Deringan telpon terus menerus. Tak ada siapa-siapa di sana hanya suara layar tivi telpon dan neberapa helai botol dan gelas bekas bibirnya dan ampas rokok bersama pembungkusnya. Dalam Cermin itu, seperti tak merasa ibah padanya. Berdiri memandangi tubuh Pinkan yang masih setengah basah.
" Pinkan masih terbaring di bawa kaki meja, di atas karpet biru hotel ternama. Entah apakah dia berakhir atau siuman? Sebab tiada siapa-siapa di kamar beraroma klasik. Dengan pajangan lukisan indah, Sofa yang empuk di sudut dengan meja berukuran sedang.Siapakah dan bagaimanakah cara Pinkan siuman? atauuuu....
KAMU SEDANG MEMBACA
Namamu Pinkan
RomanceGadis yang berjarak dari pohon keluarga menjadikan kediriannya tak bisa lepas dari bayang-bayang pinkan sebagai nama profesi.