Di siang hari ia tampak menyukai matahari yang menyentuh pelupuknya, terkatup dan matahari seperti tanda sekejap menangkap ilusi kehidupan di Pelabuhan itu. Warna kehidupan, watak penghuni sekitar, jargon algojo da kemampuan gertak, antara cara memainkan peran setiap individu. Hukum rimba berlaku. Lalu para buruh pelabuhan tertanak matahari seharian, seperti harapannya terbuang untuk esok, pesanan siapa lagi dalam peti kemas yang mereka tidak tahu sama sekali. Dari mana. Mereka hanya menjaga bagaimana punggungnya tetap terjaga, tungkai dan panggulnya tetap kuat. Agar pulang berwarna baru kehidupan untuk sehari saja.
Sisi lain, di ruang itu bu "Retno" nampak menikmati asupan birahi dalam kamar yang berbau lembaran warna merah. Terjejer, tersusun di laci mejanya. Setoran mulai kembali mengalir. "Rega dan Pinkan kemana? Tanya bu Retno ( Germo cantik yang awet muda, walau tubuhnya mulai berlemak ).
"Tadi dia menerima tamu pesanan khusus Ma'. Jawab Ambar.
" Iya tapi lama sekali dia keluar. Seharusnya dia kembali ke sini, dan tidak berkeliaran di luar sana. Nanti di Razia kamtib lagi. Terus, di rehabilitasi lagi, dan nego lagi, bayar lagi kalau perlu! emmm... tidak usah lama-lama menjadi manasia yang di anggap jauh melenceng pada kodratnya, dengan suasana jauh lebih menjenuhkan ketimbang penjara yang sebenarnya.Bu Rertno gelisah, dua andalannya belum juga muncul, hingga senja yang menawar dan terpantul di pelabuhan Makassar yang makin ramai. Hampir setiap menjelang petang, orang-orang berburu sunset yang jingganya kemerah-merahan. Seperi bibir sensual Bu Retno yang maaih tampak bersemi keintimannya pada profesinya. Sebentar lagi dia pulang Ma', bukankah Ma' sendiri memilihkan pelanggan rahasia itu dengan bayaran berlipat-lipat? Tanya Ambar perempuan muda yang masih berwarna kecut di matanya. Siapa seh pelanggan rahasia itu Ma?....Ssssttt...nanti kau akan tahu sendiri, saat dia sendiri memilihmu dengan usia serta masih kencangnya bau payudaramu....Bu Retno sambil tersenyum meletakkan gelas di meja kacanya yang memecah rasa penasaran Ambar.
"Ayo sana...kembali bekerja! Sebentar malam, kita kedatangan pelanggan jauh lebih ramai hari ini. Dan--- eits...jangan lupa minum jangan terlalu, layani sesuai alurnya, sampai mereka terbaring lemah merasa tanpa dosa...hehehe...
Ambar berlalu, dengan pinggul yang sintal seksi merekahkan senyuman pada 'Mucikari penuh lendir kepalsuan sama seperti mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Namamu Pinkan
RomanceGadis yang berjarak dari pohon keluarga menjadikan kediriannya tak bisa lepas dari bayang-bayang pinkan sebagai nama profesi.