Bagian XXVII

4 0 0
                                    

Di Meja itu, Danu menunggu, dan tiba-tiba hujan menyalami penantiannya. "Hatinya begitu kecil tersekat pekat.
Bagaimana kau bisa ku sampaikan sementara kau letakkan kesedihan didalamnya?  Danu menatap Pinkan yang telah pulih dari peragu dan perang perasaannya.
        "Apa kabarmu? Danu membuka percakapan, meski agak lama dan merasa ada sesuatu yang tak terurai kata.
        "Baik. Kamu?
        "Akhir-akhir ini, cukup jenuh dengan setumpuk pekerjaan, tugas dan beberapa hal  di luar kantor. Danu menyikapi dengan tenang. Menyembunyikan rindunya.

          "Kenapa kau mengajakku ke sini?
          "Ada sesuatu yang sejauh kau tahu, dan segala konsekuensi yang saya harus terima dan jalani.
           " Konsekuensi? yang saya tahu? saya tidak mengerti! Kata Pinkan penasaran.
           " Entah bagaimana memulainya, tapi...---Datar...---Dan pesanan datang, mengusik dua manusia yang sama-sama mencari prasangka yang di benamkannya selama ini---

Bersambung....

Namamu Pinkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang