Chapter 1 || Awal

26.6K 1K 7
                                    

"Ali!"

Desisan cewek didepannya membuat Ali menghembuskan nafas jengah.

Cowok beralis tebal itu, mematikan ujung puntung rokok yang masih menyala kemudian membuangnya asal. Kepalanya mengadah keatas, melihat seorang cewek berseragam abu-abu, tengah berkacak pinggang kearahnya dengan wajah sangar.

"Hm?"

Ali hanya berdehem sembari meminum air mineral yang terdapat diatas meja, Matanya melirik kearah cewek itu yang tengah menghentakkan kakinya dengan kesal.

"Lo kenapa nggak masuk, sih? Malah nongkrong nggak jelas di warjok sini." Ketus cewek berambut sebahu itu.

"Reno nih pasti, yang ngajak?!" Lanjutnya dengan menunding seorang cowok berponi disebelah Ali yang tengah asik memakan makanannya.

"Apawhh?" Cowok yang dipanggil Reno itu, menyahut dengan tidak jelas karna asik mengunyah. "Apaan?" lanjutnya setelah menelan semua makanannya. Reno mendongak melihat Prilly yang menatapnya penuh selidik.

Cewek itu, Prilly. Prilly Alexa.

"Lo santet pake apa si Ali? Sampe dia mau kemakan omongan setan lo itu?" Tuding Prilly dengan jari telunjuknya mengarah kewajah Reno yang tengah melotot.

Reno berdehem dengan gaya sok cool kemudian tersenyum remeh, cowok itu menyandarkan badannya disandaran kursi lalu bersedekap dada. "Tanpa gue santet juga, Anjing bakalan nurut sama majikannya."

Ali melemparkan botol mineral kosong kearah Reno, namun dengan sigap di tepis oleh cowok itu.

"Santai, Li." Ucap Reno.

Reno, tanpa rasa bersalah kembali memakan makanannya dengan lahap.

"Sono lo, Prill. Ganggu aja." Usir Reno dengan gaya tengilnya,"Nggak baik anak SD kesini." Lanjutnya.

Prilly mendengus, beralih menatap Ali yang tengah memainkan Handphone nya.

"Ayo masuk!" Ajak Prilly penuh penekananm

"Nanti." Ali menyaut malas.

"Bentar lagi mau masuk, nih. Ayolah, cepet." Desak Prilly.

Ali berdecak lalu menyampirkan tasnya kebahu sebelah kiri dengan kasar, kemudian berlalu dari sana tanpa berucap sepatahpun.

Prilly menarik nafas lelah.

Memilih mengikuti langkah Ali dari belakang dengan tubuh melemah.

***

"Kenapa?"

Suara tersebut, membuat Prilly yang tengah terdiam dibangkunya, melihat ke arah sumber suara.

"Dia nyuekin lo lagi?" Tanya seorang cewek berambut sepinggang itu. Altasya.

Ini sudah istirahat, namun Tasya bingung sendiri melihat wajah Prilly yang tampak murung dari pagi tadi, hingga dirinya memutuskan untuk bertanya.

"Iya." jawab Prilly lesu.

"Cinta nggak, nih? Sama doi?" Tanya Tasya sembari mengerutkan keningnya.

Prilly berdecih kemudian bersedekap dada,  "sebenarnya sih enggak cinta," jawab Prilly sembari memutar kedua bola matanya. Ucapannya terdengar seriusan membuat Tasya memajukkan wajahnya kearah Prilly, menunggu cewek itu kembali berbicara.

"... Tapi cinta banget!" Lanjut Prilly dengan senyum lebarnya.

Tasya mencibir "Prettt... Bucin"

Prilly kembali menurunkan kedua tarikan disudut bibirnya menjadi wajah datar, ia mengetuk dagunya dengan jari telunjuk dengan bola mata yang bergerak tak beraturan." Tapi gue harus jual mahal," ucapnya terdengar serius.

Ali Alfikri [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang