Chapter 8 || Kotak Makanan

10.7K 733 14
                                    

Ali memutar topinya kearah belakang, bersiul pelan.

Sudah 15 menit mereka menunggu disini, namun  belum ada tanda-tanda kedatangan seseorang, Bu Widia. Beliau mengatakan akan keluar sebentar dan sampai sekarang belum juga kembali.

Saat ini, Ali dan grup band nya sedang ada diruang musik, mereka baru saja membahas acara ulang tahun sekolah.

Reno mendengus malas, cowok itu memasang posisi tengkurap di lantai lalu menempelkan pipinya untuk menyalurkan rasa dingin ke ke wajahnya karna AC yang sedang di perbaiki, membuat ruang musik terasa hangat dan panas.

"Lama banget sih tuh Guru, babang Reno capek nunggu kepastiaan!"

Reno memutar tubuhnya menjadi telentang, kemudian baju yang dari pagi tadi telah dikeluarkan, ditarik sedikit keatas hingga memperlihat perutnya.

“Emang,sih, apalagi digantung ya nggak Ren?” Sindir Prilly dengan lirikan mata sinis kearah Ali yang tampak tenang, meskipun Ali tau Prilly sedang menyindirnya.

Prilly duduk disebelah Ali yang saat ini sedang menyenderkan punggungnya disandaran kursi, sedangkan Prilly sibuk memainkan handphone  miliknya dan terkadang tertawa pelan membuat Tasya yang duduk disebelah kiri Prilly memandang gadis itu takut.

“Bangun! Bu Widia dateng tuh,”

Fauzi menendang pelan kaki Reno membuat cowok itu mendengus, lantas kembali berdiri bertepatan dengan datangnya Bu Widia.

“Ini jadwalnya,"

Bu Widia datang, memberikan 5 lembar kertas kearah mereka –Ali, Fauzi, Reno, Prilly, dan Tasya.-

"Jadwalnya bisa kalian liat disana, disana juga ada jam mulai sama selesainya. Kalian bisa kembali kekelas,"

Mereka semua mengangguk, lantas mulai berdiri untuk keluar dari ruangan musik itu. Namun tidak dengan Prilly, gadis itu masih sibuk memandangi handphone nya.

"Prill, ayo keluar!" Ajak Tasya.

Ali yang ingin memakai sepatunya, menghentikan gerakkannya lalu menoleh kebelekang mendengar suara Tasya yang mengajak Prilly keluar. Dilihatnya Prilly yang memasukkan benda pipih itu kesaku nya kemudian melangkah keluar,memakai sepatunya.

“Siniin!”

Prilly yang sedang mengikat tali sepatunya, menoleh kearah Ali dengan kerutan yang tercetak jelas di dahinya, memandang bingung Ali yang sudah berdiri dihadapannya dengan bersedekap dadanya.

“Apanya?” Tanya Prilly sembari mendongak.

Ali jongkong di depan Prilly, mensejajarkan tubuhnya dengan Prilly yang masih duduk mengingat tali sepatunya.

“Handphone lo,”

Dahi Prilly semakin mengerut, “Buat?”

“Chattan sama siapa tadi?”  Tanya Ali.

Prilly menggeleng, “bukan siapa-siapa.”

Ali menatap Prilly curiga, “cowok ya?”

Lantas, Prilly menggeleng, “bukannn!”

Prilly mengerucutkan bibirnya, ia berdiri sembari menepuk rok belakangnya yang sedikit kotor, Ali ikut berdiri membuat Prilly mendongak menatap Ali yang lebih tinggi darinya, “Gue mau masuk, dahhh!!”

Prilly tersenyum manis, melambaikan tangannya kearah Ali. sebelum pergi, handphone Prilly sempat berbunyi namun cewek itu langsung mematikannya saat melihat tatapan mata Ali yang mengarah ke handphone nya.

“Muaaahhhh,” Prilly memberikan Kiss Bye kearah Ali  sembari tersenyum lebar, lalu berlari meninggalkan Ali yang menggeram marah.

Ali sempat melihat nama yang tertera di handphone Prilly.

Ali Alfikri [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang