Chapter 10 || Nostalgia

8.6K 655 6
                                    

Setelah part ini, mungkin bakalan bayak nostalgia karna aku harus nyamain cerita sama part nya, jadi jangan pernah bosen yaa.

Jangan lupa follow instagram

Ali: @Ali.Fikrial_
Prilly : @Prilly.Alexaa
Reno: @SgtRenoo_

***

Jam menunjukkan pukul 19.30 setelah Prilly selesai mengerjakan tugas bahasa Indonseia miliknya. Prilly menutup bukunya lalu dengan cepat merebahkan diri diatas tempat tidur.

"Kok Ali agak beda, ya?" Prilly bermonolog.

Prilly merebahkan tubuhnya kesamping, menghadap ke nakas disebelah tepat tidurnya. Diatas nakas itu, terdapat selembar foto.

Foto dirinya dengan Ali.

Prilly memang selalu menyukai sesuatu yang berhubungan dengan Ali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prilly memang selalu menyukai sesuatu yang berhubungan dengan Ali.

"Dulu, Ali nggak kayak gini," Prilly kembali bermonolog.

Prilly tersenyum kecil, menatap empat foto yang disatukan menjadi satu bagian. Foto itu, saat mereka latihan musik, itu pun diambil karna Ali yang kalah bermain dengan Reno dan sebagai hukuman mendapat tantangan dari Reno.

"Ali, nggak nyangka, ya, bisa sedekat ini sama kamu. Bisa diperhatiin kamu, di cemburuin kamu." Jeda sebentar, "jangan pernah ilfil sama cewek kayak aku,yah, cewek yang kamu bilang cerewet, bawel, cempreng."

"Ali!! denger gue ngomong nggak?!"

"Apa lagi, sih?"

"kenapa tadi nggak nungguin gue, kan gue udah nyuruh lo nunggu."

"siapa lo ngatur gue?"

"ih! Kasarrr!!"

"bawel banget, sih, cerewet."

Prilly menyeka pelan air mata yang sedikit menetes disudut matanya, lantas merubah posisinya menjadi tengkurap. Tentu saja, masih memegang selembar fotonya dengan Ali.

"Li,mau nggak?" tawar Prilly menyodorkan sebuah kotak makanan kearah Ali, Ali hanya meliriknya sekilas dan kembali melanjutkan langkahnya.

"Li coba dulu," Prilly kembali monyodorkannya namun tak dihiraukan Ali.

"Gue buru-buru." Sahut Ali sembari memelankan langkahnya disamping Prilly.

"Ini buatan gue Li, gue udah susah-susah buatnya," Prilly menunduk sedih, cewek itu mengangkat sedikit wajahnya untuk menatap Ali yang sedang memalingkan wajahnya.

"Jangan sekarang, please. Gue sibuk!" ujar Ali.

"Terus kapan? Nanti? Istirahat? Pulang? Ini kan sarapan, makannya sekarang." Kata Prilly.

"Please Prill! Gue sibuk! " Sentak Ali, tatapannya menajam kearah Prilly.

Prilly menelan ludah, namun cewek itu memberanikan dirinya untuk membalasan tatapan Ali.

"Gue Cuma mau nyuruh lo sarapan," Kata Prilly.

Ali berdecak, hendak mempercapat langkahnya namun ditahan oleh Prilly.

Dengan geram, Ali menyentak tangan Prilly dengan kasar, membuat cewek itu hampir saja terjatuh jika tak menyeimbangkan tubuhnya.

"PRILLY!!"

Prilly tersentak, mundur beberapa langkah menjauhi Ali yang tengah mengusap wajahnya kasar.

Prilly mengatur nafasnya yang terasa sesak, tersenyum masam kearah Ali.

"Gue bangun subuh-subuh cuma mau buat sarapan ini, biar lo makan. Bukan lo bentak kayak gitu," Lirih Prilly.

Perlahan, cewek itu berlari menjauhi Ali.

Dengan kotak makanan yang didekapnya dengan erat.

Dengan air mata yang terus mendesak keluar.

Dan, dengan teman setianya.

Luka.

***

"Li, nanti latihan kan?"

Ali hanya melirik Prilly sekilas lantas mengangguk.

Prilly mengunyah sebentar makanannya, lalu kembali menoleh kearah Ali.

"Gue pergi bareng lo, ya?"

Ali terlihat berpikir sebentar kemudian mengangguk, meninggalkan Prilly yang tersenyum senang dengan mulutnya yang penuh dengan makanan.

1 jam

"Mungkin macet,"

2 jam

"Bensin nya habis pasti,"
3 jam

"Ali lupa,ya?"

Ali tak kunjung menampakkan wajahnya, membuat Prilly gelisah karna 1 jam lagi latihan akan selesai. Prilly memilih untuk tidak ikut latihan, cewek itu memesan taksi dan berputar selama 1 jam karna tidak mengetahui arah tujuan, namun akhirnya cewek itu memilih taman.

Telah satu jam ia duduk disana, dan Prilly memilih ingin pergi saja. Menurutnya, kenapa juga ia harus memperhatikan orang-orang pacaran disana. Namun saat ingin melangkah kan kakinya, Prilly menatap dua orang manusia berlawanan jenis, yang duduk tak jauh darinya.

Disana, Ali sedang memakan ice cream bersama seseorang. Bella.

***

Prilly memandang langit-langit kamarnya, jika dipikirkan cewek itu sedikit heran kenapa sikap Ali bisa berubah kepadanya.

Banyak yang Prilly pertanyakan.

Kenapa Ali mendekatinya, padahal dulu selalu menghindarinya.

Kenapa Ali perhatian padanya, padahal dulu mengetahui kabarnya saja Ali tak peduli.

Kenapa Ali secemburu ini padanya, padahal dulu Ali tak mempersalahkan siapapun yang mendekatinya.

Dan,

Tentang Ali menyatakan sayang kepadanya.

Handphone Prilly bergetar, ada pesan masuk dari nomor tak dikenal, Prilly sedikit mengernyit heran, namun memilih membuka pesannya.

Alis Prilly menukik, menatap heran pesan yang dikirimkan seseorang.

0822xxxxxxxx

"Permainan akan dimulai"

Pesan kedua masuk, Prilly lagi-lagi dibuat bingung.

0822xxxxxxxx

"Yang kau lihat nyata, belum tentu yang sebenarnya."

Prilly menggeram kesal, siapa yang berniat mengerjainya.

Pesan ketiga masuk, kali ini Prilly semakin dibuat bingung.

0822xxxxxxxx

"Dari aku,masa lalu mu."

Siapa dia?

***
Tbc.

Revisi: 12 Maret 2019

Ali Alfikri [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang