Chapter 36 || Surat

7.3K 651 27
                                    

Jangan lupa follow:
@ali.fikrial_
@prillyalexaa
@agtrenoo_

***

Reno terngaga tak percaya saat Prilly dengan senyum lebarnya menaiki motor yang bersama seorang cowok. Iqbal. Selanjutnya Reno terkikik geli saat Prilly dan Iqbal sudah melaju menjauh. Cowok itu menolehkan kepalanya kearah Ali yang sedang membuang wajah. Kesal.

"Mampus lo!" Ujar Reno. Cowok itu tertawa geli melihat Ali yang hanya mengepalkan tangannya kemudian beranjak pergi menaiki kearah motornya.

"Kena karma deh lo, Li." Reno terkekeh.

"Bacot!" Ketus Ali.

Reno memutar bola matanya malas, "Cemburu bilang aja lo!" Kata Reno sembari memakai helm miliknya.

"Makanya, mumpung doi masih ada, jangan cuek-cuek bae. Kalo sekarang doi udah pergi, lo bisa apa emangnya? Nyesel cuk!" Kata Reno sok bijak.

Ali berdecak.

Brummmm

Reno melebarkan matanya tak percaya saat Ali melajukan motornya begitu saja, sama sekali tak merespon ucapannya.

Reno mengumpat kasar.

"Woyy!! Gue lagi nasehatin lo dan seenak kentut ninggalin gue! Demi ayam nya neng siti, gue sumpahin jodoh gue Brisia Jodie! Ali kampret!" Reno berteriak semakin keras saat Ali mulai menghilang dari pendangannya. Suara yang cowok itu keluarkan tak tanggung-tangung, orang-orang yang berlalu lalang bahkan memandangnya aneh.

Reno meringis pelan. Cowok itu memilih pergi sebelum orang-orang semakin melihat wajah tampannya. Katanya.

"Nanti kalo mereka suka sama gue, kan gue ribet. Disekolah fans gue udah banyak masa nambah lagi."

***

Prilly mengunci pintu pagar rumahnya saat Iqbal telah pergi. Cewek itu berbalik badan, dan tak sengaja matanya tertuju pada tempat sampah. Tempat Ali membuang bunga tadi.

Prilly menarik nafas panjang, kakinya melangkah pelan kearah tempat sampah terbuka yang isinya sampah kering dedaunan. Sedikit beruntung, setidaknya bunga yang dibuang Ali tidak berbau.

Prilly menatap nanar bunga mawar asli yang sedikit rusak itu. Tangkainya sudah patah, beberapa helai daunya juga sudah hilang dan hancur. Setelah diinjak oleh Iqbal, Ali juga meremasnya. Jadilah bunga cantik kesukaan Prilly itu semakin hancur.

Prilly memutuskan membawa bunga mawar merah itu masuk kedalam rumahnya.

"Ini bukan sampah, Li. Ini bunga pertama yang lo kasih ke gue, tanpa paksaan dari gue."

***

Prilly memasuki kamarnya. Cewek itu menghela nafas panjang, lantas menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur. Prilly memiringka tubuhnya, menatap kasihan bunga pemberian Ali.

Prilly menghentikan gerakkannya yang ingin meletakkan bunga itu diatas nakas. Cewek itu mengernyit bingung, ada sebuah kertas kecil bewarna merah muda yang terselip disana.

Dengan cepat, Prilly membukanya. Senyum cewek itu sedikit merekah saat melihat setiap sudut kertas berbentuk persegi itu, dihiasi stiker panda.

"Buat lo, Prill.

Kalo lo nggak mau ngomong secara langsung, gue jadiin surat ini perantara buat komunikasi ke lo. Itupun kalau lo mau baca.

Gue disini Cuma mau minta maaf. Buang jauh-jauh pikiran lo soal gue yang jadiin lo taruhan. Gue lakuin semua ini karna Dion maksa gue. Dia nyuruh gue nyakitin lo. Bukan lewat fisik tapi lewat perasaan dan hati lo. Dan soal Winda, gue benar-benar minta maaf. Gue akuin kalau gue sering jalan sama dia, yang lo omongin dikantin gue bonceng dia, itu emang benar. Dan gue jujur itu udah kesekian kalinya. Gue jadiin Winda pelampiasan karna gue kesel lo selalu ngebantah omongan gue soal Iqbal. Dan gue juga mau ngomong, kalau perasaan gue nggak enak. Perasaan gue benar-benar nggak enak."

Prilly meremas kuat kertas itu kemudian membuangnya asal.

"BRENGSEK!!" Maki Prilly kasar.

Ting...

Prilly berdecak malas, namun cewek itu tetap membuka handphone nya.

Peternak cacing.

Waktu itu kita berlima jalan pas malam minggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu itu kita berlima jalan pas malam minggu. Nggak bawa kendaraan sama sekali. Kita nongkrong di tempat jualan mie ayam. Gue bawa gitar, Ali bawa kamera dan Fauzi yang bayar. Trus pas kita mau balik, lo ngeluh perut lo sakit karna waktu itu lo lagi datang bulang kata Tasya. Disana, Ali ngegendong lo sampai rumah. Padahal waktu itu Ali kakinya lagi sakit karna cedera pas main futsal. Tapi dia rela-relain ngegendong lo yang udah nangis karna sakit perut.

Biar apa ngirim kayak gini?√√

Biar lo ngerti, sayangnya Ali sama lo nggak main-main.

Nggak main-main tapi kok kelakuan kayak cowok brengsek. Ngejadiin gue taruhan, main di belakang gue.

***

Pendek lagi ya pemirsa:')
Iyaa dongg!! Gua orangnya emang suka ngegantungin anak orang:')

Sebenarnya, sih, video ini buat Extra Chapter. Tapi gua kirim sekarang aja:v

Revisi : 16 April 2019

Ali Alfikri [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang