Prilly menatap serius benda pipih yang sedang menampilkan wajah Reno. Cowok itu sedang memakan roti dengan lahap dan sesekali melanjutkan bicaranya.
“Jadi intinya, Ali ngelakuin ini semua karna di paksa Dion?” Mata Prilly membola kaget, cewek itu mendekatkan handphone ke wajahnya sembari menatap wajah Reno dengan serius, “Terus?” Tanya Prilly penasaran.
Reno mengangguk, cowok itu mengunyah rotinya sebentar dan kembali melanjutkan ceritanya. “Nah, si Dion ini kan maksa Ali buat nyakitin lo karna dia sakit hati sama lo kan. Ya si Ali nurutin, dari pada emaknya kenapa-napa.”
“Karna mama Ali depresi itu, ya?” Tanya Prilly kasihan.
Reno mengangguk mantap. “100 untuk kamu.”
“Tapi kok lo tau?” Tanya Prilly heran. Karna yang Ali bilang, Reno hanya tau cerita sebagian kecilnya.
“Si bucin Ali yang cerita ke ke gue pas pulang dari rumah lo waktu hujan, ntuh.” Jawab Reno.
“Terus apalagi?” Tanya Prilly lagi.
“Karna Ali sayang emaknya, diturutin kemauan Dion buat nyakitin lo. Tapi dia nggak nyakitin lo banget, kan?”
“Soal Winda lo pikir nggak nyakitin?” Sindir Prilly sinis.
“Itu beda cerita, cuk. Itu Real karna dia cemburu sama lo dan ngelampiasin ke Winda. Kayak nggak tau aja si Ali cemburuan.” Kata Reno menjelaskan.
Prilly mangut-mangut. Iya juga, sih. Ali kan cemburuan.
“Lagian, si Winda tadi ngechat gue, katanya Ali ngeblokir nomornya.”
“Kenapa?” Tanya Prilly.
"Lama!" Gerutu Prilly saat Reno malah asik memakan roti.
"Bentar, tunggu gue kasih cacing gue asupan dulu." Reno menelan roti yang masih tersisa dimulutnya, kemudian kembali berbicara. “Katanya juga, Ali nyuruh Winda ngejauhin dia. Karna lu mungkin.” Kata Reno.
“Oh,” Judes Prilly. Sok judes.
“Tapi lo jangan seneng dulu, masih ada yang mau ngedeketin Ali selain Winda.” Gumam Reno pelan.
Prilly menatap cowok itu serius, “siapa?”
“Bella.”
“Itu kan bagian lo, Ren. Lo kan suka sama Bella, masa ngeikhlasin Bella buat Ali.”
Reno mengangguk pasrah, “Ya mau gimana lagi, dia ngedeketin gue aja karna pengen lebih deket sama Ali.”
“Hah? Serius lo?” Tanya Prilly tak percaya.
Reno mengangguk, “Ya gitu, deh. Pas gue nembak dia, ditolak. Sedih banget, kan? Alasan dia nolak gue, karna dia Cuma mau cari tau soal Ali dan ngedeketin Ali, gue aja yang responnya berlebihan.”
“Kok kisah hidup kita sama, sih?”
“Bedalah! Lo udah jelas, Ali beneran cinta sama lo, sedangkan gue cuma dimanfaatin buat ngedapetin pujaannya dia.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Ali Alfikri [Selesai]
Fanfiction[S E L E S A I] Ali mencintai Prilly. Begitu juga sebaliknya. Sifat Ali yang tempramental, keras kepala dan tidak mau diatur, membuatnya dijuluki Bad Boy disekolah. Tapi, saat bersama Prilly, Ali seperti anak kucing yang penurut. Ali itu posesif, di...