Jangan lupa follow instagram
Ali :@ali.fikrial_
Prilly :@Prilly.alexaa
Reno:@sgtrenoo_***
Pagi-pagi sekali, suasana di warung pojok tempat Ali berkumpul bersama teman-temannya, telah heboh karna teriakan para cowok-cowok yang sedang sibuk mencotek.
Ali hanya memperhatikan mereka, karna cowok itu tidak sekelas dengan sebagian teman-temannya yang sedari tadi sibuk berganti posisi mecari tempat yang nyaman untuk menulis, karna sumber contokan hanya satu, buku Andika.
"Woyy!! Pala lu geser elahh, nggak keliatan gua, nyet!" Cowok berkulit sawo matang dengan gigi gingsul nya itu, terus mengomel. Karna sedari tadi, kepala bisma terus menghalangi pandangannya.
"Al--Alasan--ondro vul... apaan sih, nih?"
"Alessandro Volta!!"
"Tulisan lo mirip kaki ayam, susah gue bacanya."
Ali terkekeh pelan, melihat Andika yang lantas menjitak kepala ilham.
"Arghh!! Pinjem gua pena kek, susah banget lo!"
Kepala Ali menoleh, melihat fadil yang sibuk meminjam pulpen kepada Reno.
"15 menit, 10 Ribu, gimana?"
Ali mendengus, masih sempat-sempatnya Reno mencari keuntungan disaat seperti ini.
"Yaudah siniin!"
"Saku kanan atau saku kiri?"
Fadil mengacak rambutnya kesal, melihat Reno yang berlagak seperti Uya kuya.
"Saku kanan!" Tunjuk fadil malas.
"Atau anda mau pilih tirai satu?"
Fadil menandang kursi disebelahnya, menatap geram Reno, "Ribet banget lo!"
Ali memilih tak lagi memperhatikan Reno saat sekilas cowok itu seperti melihat bayangan seorang perempuan yang mirip dengan Prilly di depan pintu.
Ali berlari kecil kearah pintu, matanya berkelana mengelilingi halaman luas untuk mencari sosok tadi.
Benar saja, di kursi panjang dekat pagar kayu warung pojok itu, terdapat seorang cewek sedang duduk dengan kepala tertunduk, lantas Ali mendekatinya.
"Prilly?"
Cewek itu, Prilly.
Mata Ali sedikit membulat melihat Prilly menoleh karahnya dengan senyum lebar.
Mengapa Prilly berani datang sendiri kesini? Tempat yang jelas-jelas dipenuhi oleh cowok-cowok.
"Hallo!" Sapa Prilly dengan senyum lebar saat Ali telah duduk disebelahnya.
"Seperti biasa, gue nganter ini." Prilly mengangkat sebuah kotak persegi dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya memegang sebotol air mineral.
Ali tersenyum kecil.
Ternyata demi dirinya.
Masih dengan senyum lebar, Prilly meletakkan makanan dan minuman tadi ditengah-tengah dirinya dan Ali.
"Makasih," Jawab Ali dengan senyum kaku.
Sesekali Ali melirik Prilly lewat ekor matanya, gadis itu sedang memperhatikannya dengan senyum manis yang tak lepas dari sudut bibirnya.
Mata Ali terpejam, "Ya tuhannn." Batin cowok itu berteriak.
Bagaimana mungkin Ali tega menghianati Prilly.
Bagaimana mungkin Ali bisa menghancurkan senyum tulusnya.
Bagaimana mungkin Ali sanggup melukainya.
Jelas-jelas, Prilly yang selalu peduli padanya.
Prilly yang selalu menemaninya.
Prilly yang selalu ada untuknya.
"Enak," Ali tersenyum kecil mengomentari masakan Prilly yang selalu enak setiap harinya.
Prilly mengulum senyum, "Iya dong, itu gue masak pake cinta tulus untuk Ali seorang mwhehe,"
Ali tersenyum kecil menanggapi ocehan Prilly, matanya menatap sendu kotak makanan milik Prilly.
Apa nanti Prilly masih akan terus menggombalinya?
Apa nanti Prilly masih akan memasak untuknya?
Dan yang terpenting,
Apa Prilly masih akan mencintainya?
Ali menghela nafas panjang,
Entah apa jadinya jika suatu saat,
Prilly tau semuanya.
***
Next Pendek Lagi.Revisi: 17 Maret 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Ali Alfikri [Selesai]
Fanfiction[S E L E S A I] Ali mencintai Prilly. Begitu juga sebaliknya. Sifat Ali yang tempramental, keras kepala dan tidak mau diatur, membuatnya dijuluki Bad Boy disekolah. Tapi, saat bersama Prilly, Ali seperti anak kucing yang penurut. Ali itu posesif, di...