Chapter 11 || Beberapa tahun lalu

8K 631 4
                                    

Ali mengatur nafasnya yang masih memburu, kemudian menelungkupkan kepalanya diatas meja dengan wajah yang menghadap kesamping. Disebelahnya ada Reno, teman-temannya yang lain sudah kembali ke kegiatan masing-masing, mengerti dengan keadaan Ali yang tak ingin diganggu.

“Nyesel gue...” Gumam Ali, namun masih didengar oleh Reno membuat cowok berponi itu mengernyit bingung.

“Nyesel kenapa?” tanya Reno bingung.

Ali menggelengkan kepalanya, enggan menjawab. Lantas menegakkan badannya kemudian mengacak rambutnya kesal.

“Bodoh! Bodoh! Bodoh!” maki Ali pada dirinya sendiri sembari memukul kepalanya membuat Reno menatapnya semakin bingung, namun enggan kembali bertanya.

“Rokok!” Ali menyodorkan tangannya kearah Reno meminta sepuntung Rokok. Dengan kerutan yang masih tercetak jelas, Reno tetap memberikan sepuntung rokok kearah Ali yang ia ambil dari saku bajunya.

Ali menghidupkan pematik kemudian membakar ujung rokok.

“Tadi Bryan kan?” Tanya Reno menahan gerakan Ali yang ingin menghisap ujung lain dari rokok itu.

Ali menepis pelan tangan Reno kemudian mengangkat bahu acuh bertanda tak peduli.

“Bodo amat!” ketus Ali sembari mulai menghisap ujung rokok kemudian menghembuskannya membuat kumpalan asap keluar dari hidung dan mulutnya.

“Musuhan terus lo sama dia,” kata Reno heran.

Ali menyeringai pelan, “Lebih dari kata musuh.”

“Kenapa?”

Ali menoleh kearah Reno yang menatapnya ingin tau. Sebelum menjawab Ali kembali menghembuskan asap rokok, kali ini kearah Reno membuat cowok itu terbatur sebentar.

“Anjir! Awas lo, gue aduin sama Prilly,” Ancam Reno dengan sesekali terbatuk pelan akibat perbuatan Ali.

“Berani lo aduin ke Prilly, nyari mati lo!”

Reno menyengir bodoh kearah Ali, menggeleng kuat dengan tubuh yang mundur menjauh dari Ali.

Ali membuat kumpalan asap dari mulutnya, kembali menyeringai. “Jangan kasih tau Prilly tentang rokok atau apapun yang gue lakuin dibelakangnya.”

Reno mengangguk.

Reno menegakkan tubuhnya, memutar sedikit tubuhnya kearah Ali. “Pertanyaan gue yang tadi belum lo jawab.” Kata Reno.
Sebelah alis Ali terangkat, mempertanyakan ucapan Reno.

“Tentang Bryan,” ucap Reno hati-hati.

“Udah gue bilang, kan? Gue sama dia lebih dari sekedar musuhan.” Jawab Ali.

“Tapi kenapa?”

Ali berdecak saat Reno kembali bertanya, cowok itu membuang rokoknya lalu menginjaknya hingga api dari rokok itu mati.

“Dia lebih dari musuh, dia yang udah rusak kehidupan gue, dia yang udah ngerebut kebahagiaan gue, dia yang dengan seenak hati masuk kekehidupan gue, dan dia yang nngebuat mama terus nangis setiap malam. Dia! Dia! Dan Dia!”

Itu pandangan Ali tentang cowok yang Reno sebut dengan nama Bryan.

Pandangan seorang anak laki-laki, yang beberapa tahun lalu, pernah ditampar oleh ayah nya sendiri.

Pandangan seorang anak laki-laki yang beberapa tahun lalu, malam-malamnya dipenuhi dengan tangis pilu sang mama.

Dan pandangan seorang anak laki-laki yang sampai sekarang, masih kecewa dengan semuanya.

Kecewa dengan semua orang yang terlibat dari keluarnya air mata sang mama.

Pandangan Ali, terhadap dunia.

***

Sengaja pendek biar sering aku update 😎

Revisi: 13 Maret 2019

Ali Alfikri [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang