Ali Alfikri || Extra Chapter (D)

4.5K 298 47
                                    

Prilly membalikkan tubuhnya, seraya menyeka kasar air mata yang terus menetes dengan deras. Perempuan itu mengabaikan suara Ali yang terus berusaha membujuknya, meyakinkannya bahwa ia akan berubah. 

Tapi tidak lagi.

Sudah banyak kesempatan yang ia berikan pada cowok itu, sudah banyak maaf yang ia berikan untuknya. Tidak lagi untuk sekarang.

Prilly terus melangkah dengan cepat meninggalkan tempat itu, tidak lagi menolehkan kepalanya meskipun untuk melihat Ali, tidak lagi memundurkan langkahnya untuk menemui cowok itu lagi.

Prilly lantas berlari meninggalkan tempat itu, tak peduli air matanya terus berjatuhan dengan deras.

***

Ali tersenyum sinis, matanya melirik tajam Bianca yang hanya terdiam.

“Puas?” Lirih Ali

“Berapa lama lagi waktu yang lo minta?” Ali menyeka kasar air matanya lantas menenggakkan tubuhnya dengan tegap, berdiri menatap bianca yang menunduk memainkan jari tangannya.

“Heh!” Ali mendorong bahu Bianca sedikit kasar, tak lagi peduli meskipun Bianca seorang perempuan.

“GUE TANYA BERAPA LAMA LAGI WAKTU YANG LO MINTA HAH?!” Ali berteriak kencang di depan Bianca. Membuat bahu cewek itu bergetar, sedikit terisak.

Bianca menggeleng. Masih dengan kepalanya yang menunduk tak berani menatap Ali.

“Kalo gitu, lo pergi sekarang! Dan jangan lagi lo pernah temuin gue!” ucap Ali dengan sinis.

Bianca mengangkat kepalanya dengan pelan. Menatap Ali yang lebih tinggi darinya dengan tatapan takut.

“Antar gu—“

Belum sempat Bianca menyelesaikan ucapannya. Ali meludah dengan kasar disampaing cewek itu.

“Nggak punya malu ya lu!” Kata Ali seraya menunjuk cewek itu. Ingin sekali rasanya Ali memukul cewek itu, namun niatnya ia urungkan hingga hanya kepalan tangan yang menggantung diudara. Ali memutar bola matanya dengan malas, lantas menurunkan tangannya kembali “Lo pulang sendiri! Dan bahkan gue harap lo ilang dari muka bumi!”

Setelah itu, Ali berbalik memasuki rumahnya, membuka pintu rumah lantas membantingnya dengan keras membuat Bianca menutup matanya dengan kaget.

Tak menyangka, keadaan akan serumit ini.

Bianca hanya ingin waktu Ali sebentar, sebelum cewek itu kembali ke tempatnya dan tak lagi bertemu Ali.

Apa permintaannya untuk berdua dengan Ali itu, salah?

***

Sudah dua minggu, Ali benar-benar tak mendapat kabar dari Prilly. Cewek itu memblokir semua sosial medianya termasuk nomornya. Saat datang kerumah pun, Prilly tetap tak ingin bertemu Ali.

Ali bodoh. Ia mengakuinya.

Bahkan jika diingat-ingat, tak ada untungnya menghabiskan waktu dengan Bianca jika Ali harus kehilangan Prilly seperti ini.

Cowok itu terdiam, memandang langit yang mulai gelap. Udara di balkon kamarnya semakin menusuk ke tulang, membuat cowok itu kembali meminum kopi untuk menghangatkan tubuhnya.

Ali rindu Prilly.

Ali ingin bertemu Prilly.

Itu saja. Hanya itu yang Ali mau. Ia tak berharap banyak Prilly mau kembali seperti semula. Tidak. Ali hanya ingin Prilly memaafkannya. Meskipun tak bisa dibohongi, Ali ingin Prilly tetap menjadi miliknya.

Ali Alfikri [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang