Chapter 21 || Tamu tak diundang

7.3K 566 13
                                    

Jangan lupa follow instagram:

Ali: @ali.fikrial_
Prilly: @Prilly.alexaa
Reno:@sgtrenoo_

***

Diana menoleh saat mendengar bell rumahnya berbunyi, wanita paruh baya itu dengan cepat membasuh tangannya yang masih terkena sabun karna sehabis mencuci piring.

Wanita itu melangkah cepat, takut tamunya akan menunggu lama.

Saat pintu terbuka  mata Diana terbelalak kaget menatap seseorang yang berdiri didepan pintu.

Seorang remaja laki-laki dengan jaket kulit berwarna hitam tengah memandang Diana dengan senyum lebarnya, saat tangannya akan memeluk tubuh Diana, dengan cepat wanita itu memundurkan tubuhnya. Mengelak.

"Ada urusan apa kesini?" Tanya Diana To the point

"Ketemu... Mama." Suara Cowok itu mengecil, ia meremas tangannya kuat-kuat. Takut diusir. Seperti yang sudah-sudah.

Diana menelan ludahnya susah payah, muka wanita itu memerah dengan mata berkaca-kaca.

"Nggak ada mama kamu disini," Lirih Diana. Suara wanita itu terdengar sedikit tersendat.

Cowok itu maju selangkah mendekati Diana. Tangannya berusaha menggapai tangan milik Diana, namun wanita itu selalu mengelak.

"Mama marah?" Cicit cowok itu.

Diana menggeleng. Tangannya mendorong kuat tubuh cowok itu yang ingin mendekatinya lagi. Karna terlalu keras, tubuh cowok itu yang tak seimbang, menjadi sedikit terdorong kebelakang dan oleng hingga jatuh.

"Kamu nggak papa Bryan?" Tanya pria yang baru saja keluar dari mobil dan berlari mendekati cowok yang ia panggil dengan nama Bryan itu.

Bryan menggeleng. Cowok itu berdiri, lantas menepuk bagian belakang celananya yang sedikit kotor.

Diana berdecih.

Wanita itu sudah muak.

Diana menarik nafas panjang. Tersenyum masam.

"Dia jatuh seperti itu, tidak sebanding dengan sakit yang Ali terima saat terguling dari atas tangga. Dia jatuh seperti itu, tidak sebanding dengan Ali yang pernah di tampar." Jeda sebentar, "tidak sebanding dengan luka yang saya dan Ali terima karena ulah kalian."

Pria itu terpaku.  Tubuhnya menegang, bahkan darahnya berdesir dengan hebat. Mendengar suara Diana yang bergetar menahan tangis.

Bryan menundukkan kepalanya.

Cowok itu mengepalkan tangannya kuat-kuat. Menahan gejolak lain dalam hatinya.

Ali benar.

Bryan egois.

Seandainya ia tidak---

Arghh!!

Ini semua salahnya.

Pria itu tersentak kaget, terutama Bryan yang sedari tadi hanya terdiam.

Ali Alfikri [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang