Ali Alfikri || Extra Chapter ( B )

7.8K 634 84
                                    

Ali menatap keluar kaca mobil memandang kota jakarta yang telah ditinggalnya beberapa tahun ini. Tidak banyak yang berubah dengan kota kelahiran Ali ini, hanya saja jalanan lebih macet dari tahun-tahun sebelumnya.

Ali menghela nafas lelah. Laki-laki menoleh kesamping memandang seorang perempuan yang terlelap disampingnya. Dengan senyum kecil, Ali mengelus rambut Aurora dengan sayang kemudian mengecupnya dengan lembut.

“Istirahat sayang,”

Ali mengambil bantal kecil disampingnya kemudian meletakkan bantal tersebut di pahanya. Dengan gerakan pelan, Ali memindahkan kepala Aurora di bantal tersebut agar tidur perempuan itu lebih nyaman.

Aurora menggeliat pelan saat Ali kembali mengelus rambutnya, setelahnya perempuan itu kembali tidur begitu nyaman dengan wajah yang menghadap kearah perut Ali.

Perjalanan Ali habiskan dengan tenang.

Memikirkan bagaimana Ali kembali membiasakan diri dengan kota ini.

Dan memikirkan bagaimana perasaan Prilly setelah lama ia tinggal pergi.

***

“Sudah sampai tuan.”

Ali tersenyum, menyuruh Pak Ujang untuk menurunkan barang-barang mereka sedangkan Ali menggendong Aurora memasuki rumah yang sudah disambut oleh dua orang pembantu rumah tangga.

"Saya keatas dulu. Kalian silahkan lanjutkan pekerjaan,"

Para perkerja dirumah Ali mengangguk, membiarkan Ali menggendong Aurora yang semakin nyaman dalam gendongannya.

"Dia makan apa? Kenapa aku merasa mengangkat tiga ekor badak," gumam Ali sembari menyelimuti Aurora hingga batas dada. Setelahnya, laki-laki itu melangkah kearah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.

***

Ali duduk dengan tenang di ruang tamu. Laki-laki menyenderkan kepalanya dengan nyaman sembari menatap ragu pesan ang dikirimkan oleh Reno. Ali telah mengabari peternak cacing itu bahwa dirinya telah sampai di jakarta dan Reno dengan gilanya malah berteriak heboh membuat Ali kurang yakin dengan jenis kelamin sahabat gilanya itu.

“ABANG ALI APA KABAR?? CACING-CACING KECIL KANGEN TAU PENGEN DI TRAKTIR LAGI!”

What the fuck!

Ali mengumpat. Dan laki-laki itu semakin bertambah kesal saat Reno mengirimkan beberapa pesan tanpa henti untuk menyuruhkan datang ke caffe yang biasa mereka datangi saat masih SMA dulu.

Dan yang pasti, Ada Prilly.

Ali menatap handphone nya dengan ragu.

"Li, jadi kan dateng? Gue udah ngabarin yang lain. 15 menit lagi udah sampai sini,”

“Nggak (delete)"

“Iya.”

Ali menghembuskan nafas gusar kemudian melempar  asal handphone miliknya.

Belum sempat laki-laki itu memejamkan mata, teriakan melengking terdengar memekakkan telinga.

ASTAGFIRULLAH! INI DIMANA??!!”

Ali Alfikri [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang