Seorang gadis mungil berambut sebahu, terlihat sangat ceria.ia terus membalas sapaan orang-orang dengan senyum manisnya.rambutnya bergerak bebas diterpa angin yang menambah paras cantiknya.dengan berlompat kecil,ia terus berjalan kearah kantin sembari bersiul pelan.
Saat sampai dikantin,gadis cantik yang bernama Prilly itu mengedarkan pandanganya.senyumnya melebar saat melihat satu meja yang paling rusuh diantara yang lain.dengan senyum menggemaskan,ia berjalan pelan kearah meja tersebut dan berhenti dibelakang seseorang yang mulutnya paling heboh,siapa lagi jika bukan Reno.cowok itu terus mengoceh tak jelas menganggu Ali yang sedang asik menyantap nasi gorengnya.
“Lo ga ada niatan mau traktir gue?ga kasian sama cacing-cacing kecil gue yang butuh asupan?”
Prilly terkekeh pelan saat Ali menggeleng dengan santainya membalas ocehan Reno.
“Apalah arti persahabatan kita selama ini,” Reno memelas.
Prilly berdecih.dengan geram,ia menarik rambut Reno kebelakang membuat cowok itu meringis.
“Mampus lo peternak cacing! Mati lo!” maki Prilly.
Reno menatap kesal Prilly yang telah menarik kursi disebelahnya untuk duduk.
“Dih,bocah songong!” ketus Reno.saat Prilly telah duduk disebelahnya, Tanpa rasa bersalah Reno malah menaruh tangannya diatas kepala Prilly,lalu menekuknya.
Prilly mendongak saat merasakan sesuatu yang berat di kepalanya,matanya berpaspasan dengan mata Reno yang sedang menunduk menatapnya sembari menaik turunkan alisnya.
Prilly mengerucutkan bibirnya,membiarkan Reno terus memainkan rambutnya bahkan sesekali menariknya.
“Disana senang... disini senang... dimana-mana aku selalu tampan. Dirumah tampan... disekolah tampan... dimana-mana aku selalu minta makan. Syalalala lalalal ohh Reno memang selalu tampan.”
Reno bernyanyi dengan lirik asal-asalan sembari melilitkan ujung rambut Prilly ke jarinya kemudian mendekatkan rambut Prilly kehidungnya. Reno memejamkan matanya mencium aroma manis rambut Prilly.
“kan,jadi laper gue abis nyium rambut lo.”
“Apaan sih babang Reno?nggak usah nyium-nyium lagi.” Peringat Prilly ketika mendongak melihat Reno kembali mencium rambutnya.
“Suka-suka gue,yang punya hidung kan gue,terserah hidung gue mau hinggap dimana,” sahut Reno.
Prilly mendengus malas “tapi jangan dirambut gue juga Rennn,”
“kan gue bilang tadi terserah hidung gue,” Reno tetap tidak mau kalah,cowok itu masih asik dengan rambut Prilly.
“lo hidung belang,sih.” sindir Prilly,satu sudut bibirnya terangkat.
Reno mengangkat kedua bahunya “oh,no what what dong. Gue ganteng,ya terserah gue.” Ujarnya sombong.
“kok lo gamau ngalah sama gue?!” Prilly berseru Frustasi.
Reno menyengir dengan cengiran bodoh miliknya “kenapa lo ngeladenin gue?” tanya nya santai.
“lo ngoceh mulu,” seru Prilly kesal,ia bahkan memukul meja dengan sangat keras membuat Fauzi yang sedari tadi menyembunyikan wajahnya dilipatan tangan,lantas mendongak mendengar perdebatan yang tak ada habisnya antara Reno dan Prilly.
Fauzi memejamkan matanya sembari meringis pelan,sangat terganggu dengan perdebatan Reno dan Prilly.
“berantem mulu ya,”
Fauzi menoleh sejenak mendengar Tasya berbisik pelan ditelinganya,cowok itu mengangguk malas, "Iya."
“lo protes mulu,”
KAMU SEDANG MEMBACA
Ali Alfikri [Selesai]
Fanfiction[S E L E S A I] Ali mencintai Prilly. Begitu juga sebaliknya. Sifat Ali yang tempramental, keras kepala dan tidak mau diatur, membuatnya dijuluki Bad Boy disekolah. Tapi, saat bersama Prilly, Ali seperti anak kucing yang penurut. Ali itu posesif, di...