Chapter 7 || Cemburu?

11.9K 804 22
                                    

Jangan lupa follow Instagram

@ali.fikrial_
@prilly.alexaa
@sgtrenoo_

***

Setelah kejadian Prilly pada hari itu, cewek itu tidak masuk sekolah karna demam. Dan selama itu pula, Ali selalu uring-uringan karna tak melihat Prilly.

Hari itu, Ali, Reno, Fauzi dan Tasya sedang berkumpul di kantin, dan tentunya tanpa Prilly.

“Lo bisa tenang nggak sih Li? Gue lagi ngasih cacing-cacing gue asupan biar kenyang,” kesal Reno sembari terus menyuapkan batagor ke mulutnya.

Ali tak merespon, cowok itu malah menelungkupkan kepalanya di atas meja.

“kayak nggak pernah jatuh cinta aja lo,” Celutuk Fauzi.

Reno berpikir sejenak, “Jatuh cinta sih pernah, cuma nggak bucin kayak si doi.” Sindir Reno sembari menunjuk Ali dengan lirikan matanya.

Ali menepuk bahu Reno dengan keras hingga membuat Reno tersedak, “lo kalo masih mau hidup jangan bacot!” sinis Ali.

Sebelum membalas ucapan Ali, Reno merebut paksa minuman Tasya lalu meninumnya hingga tandas.

“Lo kalo nepuk gue pake kasih dan sayang dong, penuh kelembutan kek gitu, nanti cacing-cacingku terluka.” Reno mendramatis.

Tasya menepuk meja dengan keras membuat perhatian Ali, Reno dan Fauzi teralih padanya.

“Gimana kalo nanti malem kita ngajak Prilly keluar?” Usul Tasya yang sedari tadi hanya terdiam.

Semua mengangguk semangat, termasuk Reno. Cowok itu tersenyum iblis menatap Ali dan Fauzi satu persatu.

Waktunya minta traktir!!

***

Di dalam kamar, seorang gadis berpipi chubby –Prilly- hanya berbaring di atas Queen Size miliknya, dengan coklat panas yang berada di atas nakas sebelah kiri, diselimuti dengan selimut tebal dan ditemani dengan novel yang ia pinjam dari Tasya.

Sebenarnya Prilly sudah sembuh dari kemaren, hanya saja gadis itu masih terlalu betah dirumah, jadi ia menggenapkan absennya sakit 3 hari. Padahal, tadi sore saja Prilly nonton futsal bersama sepupunya. Teriak-teriak ngeliat cowok ganteng.

Suara jarum jam yang berdetak terdengar menggema di dalam kamar Prilly, sang penghuni kamar terlalu larut dalam ceritanya. Mata Prilly bergerak dengan lincah membaca setiap kata, Prilly mengulurkan tangannya untuk mengambil coklat panas yang terletak di nakas sebelah kirinya, meniupnya sebentar kemudian meminum nya dengan hati-hati.

“Coba aja Ali romantis kayak gini,” Prilly bermonolog seraya membayangkan Ali bersikap romantis padanya.

Prilly meletakkan kembali coklat panasnya, kembali fokus pada ceritanya. Suara pintu terbuka tak membuat perhatian Prilly teralihkan. Di pintu kamar, berdiri seorang wanita paruh yang tengah menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anaknya sendiri.

"Prilly, temen kamu di bawah,"
Alena -Mama Prilly- melangkahkan kakinya kearah prilly, "sayang, temen kamu dibawah,”

Prilly menghembuskan nafas kesal, "bilang aja Aku tidur Ma,”  Prilly melirik mamanya sekilas lalu kembali melanjutkan membaca novelnya.

Ali Alfikri [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang