Chapter 45 || Selesai.

7.2K 623 75
                                    

Prilly terbahak, sesekali cewek itu memperbaiki posisi duduknya sembari tetap fokus ke  televisi yang menyala menampilkan kartun panda yang memang sangat disukainya.

Prilly menyandarkan punggungnya ke Sofa, membuat posisi menyilang sembari memangku setoples kue coklat.

Tiba-tiba saja, layar handphone cewek itu berkedip membuat kosentrasinya langsung buyar. Dengan malas, Prilly menaruh toples tersebut keatas meja kemudian meraih benda pipih yang tak henti-hentinya berkedip.

“Ngapain Reno nge-WhatsApp sampai spam kayak gini,” Kesal Prilly namun cewek itu tetap membukanya.

Peternak cacing

“P”

“P”

“Prill?”

“woyy kecil!”

“Bisa ketemu di taman yang dulu kita berlima sering kesana, nggak?”

Prilly lantas mengetik dengan cepat.

“Ngapain? Ali, Fauzi sama Tasya disana emang?” √√

“Jangan banyak tanya, ada yang harus gue omongin. Penting. Bisa nggak?”

“Bisa. Jam berapa?”√√

“Jam 4 sore, gue tunggu.”

***

Prilly mengedarkan pandangannya keseluruh taman. Cewek itu menghela nafas lelah, menunduk menatap rerumputan yang tumbuh rapi. Tak lama Prilly berdecak, cewek itu sudah menunggu Reno hampir setengah jam.

"Prill,”

Tepukan dibahunya membuat senyum Prilly melebar. Cewek itu mendongak lantas menoleh cepat kearah belakang, menemukan Reno yang menyengir tanpa dosa kearahnya.

“Lama banget!” Ujar Prilly kesal. Cewek itu memukul pelan bahu Reno saat cowok itu telah mengambil posisi duduk disebelahnya.

“Iya, sorry.” Sesal Reno.

Prilly mengangguk malas, cewek itu memasang posisi duduknya menghadap kearah Reno, menatap cowok itu dengan heran.

“Itu apaan?” Tanya Prilly menunjuk sebuah paper bag yang dipegang Reno.

“Nggak tau,” jawab Reno acuh.

Prilly mendengus.

“Ngapain nyuruh gue kisini? Cuma kita berdua.” Dengus Prilly.

“Jangan bilang, lo mau nikung Ali dengan cara nembak gue? Ngaku!” Tuding Prilly. Cewek itu menatap curiga Reno yang mengernyit.

“Siti lebih cantik dari pada lu kali,” Ucap Reno kesal.

“Ya terus ngapain lo ngajak gue kesinis cuma berdua?” Tanya Prily tak sabaran.

Reno menghela nafas berat. Cowok itu menghadap kearah Prilly hingga mereka berdua saling berhadapan.

“Apa Ali ngasih kabar?” Tanya Reno hati-hati.

Prilly menggeleng kecil, “udah dua hari chat gue nggak dibales.”

Reno menatap Prilly yang menunduk sedih, cewek itu memainkan kuku-kuku tangannya.

"Prill,”

Prilly mendongak, cewek itu tersenyum. “Ya?”

Reno menarik nafas sejenak, kemudian mengeluar isi dari paper bag yang di pegangnya. Sebuah kotak yang beberapa hari lalu diberikan Ali padanya.

Ali Alfikri [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang