Satu

1.5K 78 6
                                    

Sore ini, aku memutuskan pergi ke perpustakaan yang berada di tengah kota. Ingin mengembalikan buku yang kupinjam pekan lalu sekaligus meminjam buku yang lain. Sampai di sana, aku segera menyerahkan kepada penjaga perpustakaan-Mbak Erni. Beliau lalu membuka daftar nama peminjam dan menulis tanggal pengembalian pada daftar tersebut selurus dengan namaku.

Setelah itu, aku mencari buku lagi. Kali ini aku tak ingin membaca buku pengetahuan. Aku ingin membaca buku sejenis novel-karya sastra fiksi. Sepertinya seru, apalagi otakku kayaknya memerlukan refreshing. Lama aku berdiri di antara rak-rak buku, melihat-lihat judul novel yang menurutku menarik. Ya, meski harus aku akui judul bukunya keren-keren semua. Tapi aku mencari sebuah buku yang membuat aku tertarik dan mau tak mau harus membacanya. Hampir sejam aku mengelilingi rak berisikan novel, membaca judul setiap novel dengan teliti dan akhirnya aku menemukannya. Judul yang menarik dan membuatku harus membacanya. Namun ada satu kendala, raknya ketinggian dan aku tidak bisa menggapainya. Beberapa kali aku menjinjikkan kaki berharap buku yang kuinginkan dapat kuraih. Namun, ujung-ujungnya sia-sia.

"Mau yang ini?"

Sial!

Seseorang mendahuluiku. Terdengar seperti suara laki-laki, namun siapa pun itu aku tidak tahu, sehubung karena aku tak mengenali suara itu, mungkin salah satu pengujung perpustakaan. Karena penasaran aku berbalik.

Deg!

Sontak jantungku berpacu tak seperti biasanya. Bagimana tidak? Sosok yang kini berada di depanku rupanya seorang pemuda tampan yang entah dari mana asalnya membuatku tertegun agak lama. Ia menyerahkan novel itu padaku.

"Makasih, Kak," ucapku meraih novel itu darinya.

"Sama-sama," balasnya tersenyum.

Dengan cepat aku berlalu di hadapannya, menuju penjaga perpustakaan guna meminjam buku yang kini dalam genggamanku. Jujur saja, aku grogi dibuatnya.

♥♥♥

Filosofi Penantian || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang