Rencana mengejutkan Juna di hari ulang tahunnya sukses. Alasan yang digunakan agar Juna mau di kelabui berhasil Gifty dan Nana lakukan. Nana selaku pembuat ide rencana sejak tadi hanya tertawa-tawa saja mendengar gerutuan Juna. Bisa-bisanya ia percaya begitu saja. Tapi, sesungguhnya kalau di pikir-pikir, reaksi spontan Juna ketika Nana menelponnya dengan nada panik sembari mengabarkan kalau tak sengaja Gifty terserempet sepeda motor itu wajar.
Sahabatnya baru saja terserempot motor masa dia tidak mengambil inisiatif untuk datang? Padahal bisa saja Nana menelpon ambulans atau polisi untuk meminta bantuan. Tapi, dia malah menelpon Juna dan berbohong kalau ambulansnya tidak datang-datang. Kenapa Nana tidak mengambil inisiatif meminta tolong orang sekitar? Jika diingat lagi, Juna merasa bodoh sekali telah di bohongi dan bertindak tanpa pikir panjang.
"Lagian, abis gue sebutin alamat café tempat kejadian Gifty keserempet, lo malah matiin telpon." Nana membela diri.
Meski merasa bodoh. Juna senang. Teman-teman sewaktu SMP-nya cukup banyak yang hadir dalam acara ulang tahun-nya. Terlebih, melihat dua orang sahabatnya yang merencanakan acara ini.
"Lo harus liat muka lo sendiri waktu nyamperin gue dan nyari Gifty. Bego banget sumpah, Ju. Kaya anak ayam kehilangan induk."
Tak henti-hentinya Nana membahas seputar acara ulang tahun Juna. Padahal mereka bertiga sudah dalam perjalanan pulang. Ketiganya memutuskan ke apartemen Juna. Merayakan ulang tahun Juna lagi. Kalau acara yang Nana dan Gifty siapkan tadi bersama teman-temannya. Kali ini khusus untuk mereka bertiga.
Juna akan memasak makanan spesial untuk mereka berdua.
"Lo nggak ngerasa ada yang kurang, Ju?" Tanya Nana.
Juna tengah menyalakan tv dan menoleh. "Apa?"
Nana mencebik. Melirik Gifty di sebelahnya. Gifty hanya terkekeh pelan. tangannya bergerak mengambil kado yang telah terbungkus. Diikuti Nana dengan kadonya yang telah ia siapkan. Jelas sekali kedua mata Juna terkejut. Tak menyangka masih ada kejutan untuknya.
Juna tertawa canggung. Menggaruk kepalanya. "Duh, jadi enak dapet kado 2 biji." Sontak ucapan Juna mendapat seruan malas oleh Gifty dan Nana.
Tatapan Juna sangat antusias ketika Nana memberikan kadonya. Bukan hanya Juna saja, Gifty pun demikian. Nana yang tidak ingin memberi tahu isi kadonya membuat Gifty penasaran. Begitu kado Nana terbuka, Juna dan Gifty sontak tercengang.
Nana memberikan sebuah celemek berwarna hitam pada Juna. Bukan celemeknya yang menjadi hal spesial melainkan tulisan di belakangnya yang menyatakan 'The Best Chef In The World' dan didepannya ada nama Juna serta title chef di depan namanya.
Kado dari Nana benar-benar diluar ekspetasi Gifty. Tak menyangka ia akan seniat itu untuk kado Juna. Bahkan Gifty tidak tahu kalau Nana ternyata bisa menjahit.
"Gue maklum kalo ini pre-order di olshop-olshop," komentar pertama dari bibir Juna.
Nana meninju pelan lengan Juna. "Enak aja! Gue jait sendiri tau tulisannya!"
Tangan Juna mengangkat tinggi-tinggi celemek pemberian Nana. Ekspresinya sengaja dibuat-buat seakan masih butuh pertimbangan untuk percaya kalau Nana menjahit sendiri.
"Ya udah kalo nggak percaya!" Nana melipat kedua tangannya. Bibirnya mengerucut. Sebal. Jerih payahnya di anak tirikan oleh Juna.
Juna menyeringai. Meletakkan celemek itu pada meja didepannya. "Gue percaya kok. Lo emang selalu memberikan yang terbaik buat gue." Nana pura-pura muntah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRARANCANGAN HATI [Completed]
Teen FictionMencari Gifty itu mudah. Datangi saja ke kelasnya, toilet, perpustakaan, atau belakang sekolah. Atau temui saja di rumahnya. Mudah, kan? Mencari Vigo yang susah. Di sekolah susah. Di rumahnya apalagi. Jadi, kalau mau mencari Vigo, tanya saja pada Gi...