Pecah sekali suasana pada jam istirahat. Seluruh siswa-siswi yang tadinya berada didalam kelas pelan-pelan keluar kelas masing-masing demi melihat keributan apa yang sedang terjadi.
Gumaman serta bisik-bisik mulai terdengar. Memberikan asumsi masing-masing. Seperti yang mereka lakukan waktu pertama melihat foto Gifty bersama cowok lain tersebar.
"Lo jangan asal kalo ngomong," Tomy tidak tahan dengan elakkan yang selalu diucapkan Tia.
Tia menatap Tomy dengan pandangan serius. "Apa gue kaya orang lagi bercanda? Bukan gue orangnya! Bukan gue yang nyebarin! Gue Cuma disuruh Nana buat manggil siapapun cowok yang mau jadi objek fotonya. Dan gue make saudara gue karena suruhan dia."
Keempat sahabat itu seketika terdiam. Ucapan Tia terdengar tidak masuk akal. Bagaimana bisa Nana yang melakukannya? Sahabat Gifty sendiri? Keterkejutan terpampang nyata di wajah siapapun yang menonton.
Mereka mulai menggiring opini mereka dan menyalahkan Nana atas tindakan berkhianatnya pada sahabatnya sendiri.
"Nana? Anjir gue nggak nyangka dia tega ngelakuin itu."
"Gue kira dia baik. Taunya gitu. Gila, hati manusia emang nggak ada yang tau."
Tia mulai terlihat normal. Intonasi suaranya kembali.
"Nana yang minta ngasih minuman ke Gifty terus-terusan sampe dia mabok dan nggak sadar sama keadaan. Nana sengaja nyuruh orang buat ngasih minuman ke Gifty. Gue nggak ngerti kenapa Gifty minum itu. Gue pikir dia nggak tau kalo minuman yang dia minum itu minuman beralkohol."
Otot pada leher Vigo mengeras. Ia meradang, Kedua tangannya terkepal. Masih belum dapat memahami sepenuhnya kondisi yang terjadi. Seharusnya Nana tidak melakukan itu pada Gifty. Tidak sekalipun pada sahabatnya sendiri dengan alasan apapun yang ia miliki sampai tega melakukan hal itu.
"Kenapa lo mau?" dalam sekali suara Vigo terdengar. "Kenapa lo mau ngelakuin itu hah?! Apa alasan lo sama Nana buat jatuhin Gifty? Mau lo ngelak sampe kiamat pun. Semuanya nggak bakal berubah. Lo udah bantuin dia. Lo bantuin Nana!"
Vigo meremas rambutnya sendiri. Membuang pandangan dan berkacak pinggang. Udara di sekitarnya benar-benar memuakkan. Ia butuh udara lain untuk di hirup.
"G-gue," Tia tergagap.
"Jawab, Ti."
"Woi, jawab!!!"
"Diem aja sih lo! Jawab!"
Semua orang mulai meneriakkan dorongannya agar Tia cepat menjawab pertanyaan Vigo. Tia menyapukan pandangannya pada penonton. Banyak sekali yang meneriaki dia. Membuat keyakinannya runtuh.
"K-karena, karena gue suka sama lo." Pelan, Tia menjawab.
Riuh sekali lapangan sekolah hari ini. Persoalannya ternyata tak sesepele yang mereka bayangkan. Seseorang telah di jebak dan tertuduh yang tidak sesuai fakta. Satu persatu mulai menyesali perbuatannya pada Gifty dan mulai mengasihani cewek itu.
"Dasar nggak tau malu! Cuma gara-gara nggak terima cowok yang dia suka di rebut sampe nyebarin fitnah begitu!"
"Tega banget bersekongkol gara-gara hal sepele gitu!"
"By the way, gue jadi penasaran. Itu si Nana kenapa tega ya ngelakuin itu? Alasannya apa?"
Segala tatapan sinis dan omongan di belakang berbalik mengarah pada Tia dan Nana. Sekejap mereka semua melupakan foto-foto itu dan sibuk membicarakan keburukan yang telah dua cewek itu lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRARANCANGAN HATI [Completed]
Teen FictionMencari Gifty itu mudah. Datangi saja ke kelasnya, toilet, perpustakaan, atau belakang sekolah. Atau temui saja di rumahnya. Mudah, kan? Mencari Vigo yang susah. Di sekolah susah. Di rumahnya apalagi. Jadi, kalau mau mencari Vigo, tanya saja pada Gi...