[PH] - 37. Fakta

4.1K 523 16
                                    



Kamera itu terlepas dari genggaman Gifty. Tangannya bergetar. Pandangan Gifty sudah kabur. Pelupuk matanya di penuhi butiran air mata. Seseorang yang Gifty harapkan menjadi satu-satunya tempat ia bersandar nyatanya malah mengkhianati dirinya.

"Gif, gue bisa jelasin semuanya." Melihat Gifty yang hendak pergi, Nana buru-buru mencegahnya.

Gifty menepis sentuhan tangan Nana. Menyeka dengan kasar air matanya yang kembali jatuh. Tidak menyerah, Nana kembali berusaha menyentuh tangan Gifty.

"Jangan pegang gue." Pelan suara Gifty bergetar. Sayu tatapan mata Gifty menatap Nana. Membuat seketika tubuh Nana berdesir.

Tatapan Gifty begitu berbeda. Nana belum pernah melihat tatapannya yang seperti itu.

"Gue bilang gue bisa jelasin, Gif!" Nana berteriak keras ketika lagi-lagi tangannya di tepis oleh Gifty.

Tak ia pedulikan teriakan Nana di belakangnya, Gifty terus menuruni tangga hingga keluar dari rumah itu. Di belakangnya, Nana berusaha mengejar.

"Bukan gue yang ngambil foto itu!!! Bukan gue juga yang nyebar foto-foto itu!!!" Seperti orang kalap, Nana berteriak tepat di depan pintu rumahnya.

"Gif, percaya sama gue!!!"

Langkah Gifty terhenti. Napasnya sudah tersengal. Jantungnya berdetak dua kali lipat dari biasanya. Di baliknya tubuh Gifty dan menatap Nana dengan pandangan marah.

"Bukan lo yang ambil foto itu. Bukan lo juga yang nyebarin. Tapi, itu kamera lo. Darimana Tia dapet kalo bukan dari lo? Kenapa waktu itu lo ngebiarin Tia foto gue? Kenapa lo nggak cegah? Oke, lo nggak sempet cegah Tia buat foto. Kenapa foto itu nggak lo apus? Kenapa Tia bisa dapet soft file foto itu sampe bisa kesebar satu sekolah? Itu karena lo nggak apus fotonya, Na!!!"

Gifty meluapkan semua perasaannya.

"Gue percaya sama lo, Na!!! Daridulu gue selalu percaya sama lo. Gue sayang sama lo. Gue udah anggep lo kaya sodara gue. Tapi, ini yang lo lakuin ke gue!!! Lo tega banget, Na!!"

Usai mengatakannya, Gifty berlari secepat yang ia bisa. Ia tidak ingin berlama-lama menatap wajah Nana. Semakin lama, rasa sakitnya semakin menjalar. Kenapa harus Nana ya Tuhan? Satu-satunya orang yang saat ini dia miliki. Sahabatnya dari kecil. Yang begitu dia percaya dan sayangi.

"AAARRGGHHH!!!!"

Gifty menutup kedua telinganya. Berharap semuanya akan reda. Bayangan tentang dirinya waktu dulu bersama Nana. Obrolan serta canda tawa yang pernah mereka lewati bersama terngiang kembali. Membuat perasaannya makin sakit.

Gifty berteriak sekeras yang ia bisa. Berharap dengan meluapkan amarahnya dengan berteriak dapat meminimalisir perasaannya. Kenyataan, perasaan sesak saat ini malah menghampiri.

Dunianya seakan berhenti berputar.

Sahabatnya sejak kecil malah berkhianat. Pacarnya marah karena foto-foto yang sama sekali Gifty tidak tahu menyebar luas sampai semua orang tahu. Satu sekolah menuduh dirinya yang tidak-tidak. Berkeras untuk memojokkan Gifty.

Semuanya terasa benar-benar kacau. Gifty muak dengan semua orang. Tak seorangpun yang dapat ia percaya. Tidak ada lagi tempatnya untuk bersandar. Menumpahkan segala rasa yang ada.

Hanya tinggal Gifty sendiri. Dia satu-satunya.

***

"Ini Kak kembaliannya." Tomy menerima kembalian dari petugas kasir yang sedang berjaga.

Pertandingan begitu terasa melelahkan sekaligus menyenangkan. Pertama pertandingan SMA Titanium dapat mengalahkan sekolah lain yang menjadi lawannya dengan mudah.

PRARANCANGAN HATI [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang