[PH] - 23. Sekeping Hati Telah Hilang

5.3K 585 19
                                    



Tanpa meminta bantuan Bi Dar, di buatkannya coklat panas untuk Juna yang berada di ruang keluarga. Tidak lebih dari 5 menit Gifty sudah keluar dari dapur dengan gelas di genggamannya.

"Cowok tadi siapa, Gi?" Juna kembali bertanya setelah hening selama beberapa detik.

"Namanya Vigo."

"Lo nggak pernah cerita apa-apa soal dia ke gue."

Di tuduh seperti itu, Gifty tak tahu harus merespon bagaimana.

"Kenapa nggak cerita?" Suara Juna melembut. "Seenggaknya gue bisa nilai cowok yang lagi deket sama lo kaya gimana, Gi."

"Vigo nggak kaya yang lo pikirin, Ju."

"Udah berapa lama deket?"

Terdiam Gifty di buatnya. Berapa lama? Gifty sendiri tidak dapat memastikan kapan kedekatan itu mulai terjadi.

Kedua bahunya terangkat. "Ng.. Sebulan? Nggak tau, Ju."

Jawaban yang di berikan Gifty tak memuaskan Juna. Kedua alisnya terangkat. Tatapannya tertuju pada Gifty.

"Sebulan, Gi?" Bibir Juna terbuka. Kepalanya menggeleng pelan. "Dan lo bisa nilai hanya dengan sebulan? Sebulan itu bentar banget, Gi. Lo nggak bisa langsung nge-judge seseorang itu baik nggaknya dalam waktu sebulan."

"Lo juga nggak bisa langsung nge-judge Vigo kaya gitu, Ju. Lo bahkan belom pernah ketemu dia. Ngobrol dan yang lainnya."

Seketika Juna terdiam. Membuat Gifty menjadi merasa bersalah. Nada suaranya memang kelewat tinggi saat berbicara mengenai Vigo. Entah kenapa, ada perasaan tidak rela jika seseorang menuduh Vigo tanpa tahu pasti sebenarnya.

Sepertinya tertangkapnya Vigo atas kepemilikan narkoba membuat reaksi alami untuk melindungi Vigo terbentuk pada diri Gifty.

"Maaf, Ju. Gue nggak maksud gitu." Sesal Gifty.

Juna tersenyum getir. "Gue ngerti perasaan lo, Gi."

"Lo bener. Harusnya gue cerita sama lo dari awal," Juna hanya merespon dengan anggukan kepala. "Tapi, seenggaknya lo udah tau sekarang."

"Lo seneng, Gi?" Pertanyaan Juna membuatnya bingung.

"Kenapa gue harus nggak seneng?"

"Kalo lo seneng, gue jadi lega buat ninggalin lo," ujarnya. "Gue nggak perlu takut buat ninggalin lo sendirian disini. Karena lo udah menemukan pengganti gue, pengganti buat selalu jagain lo dari segala hal."

Tiba-tiba perasaan Gifty sesak. Di tatapnya Juna—tetangga sekaligus sahabatnya sejak kecil. Yang selalu ada untuknya kapanpun ia butuhkan. Gifty mungkin lupa. Ada orang penting yang tidak akan pernah ingin menyakitinya dan selalu menjaganya. Dan hanya karena kebahagiaan sesaat membuatnya menjadi melupakan dirinya begitu saja.

Egois sekali.

Perasaan sesak menimbulkan perasaan bersalahnya semakin dalam. Nada suaranya saat menjawab pernyataan Juna kian ia sesali.

"Ju.. Maafin."

Pandangan matanya kabur. Di penuhi air mata yang hampir tumpah ruah membasahi pipi.

"Kok malah nangis sih?"

Mengingat Juna tidak akan lama lagi berada disini membuat air mata itu jatuh lebih cepat daripada perkiraannya. Seperti ada sekeping hatinya yang tidak menginginkan Juna pergi lagi.

"Lo.. Bener-bener bakal pergi lagi?"

Percuma saja. Pertanyaannya sia-sia. Jelas Juna akan kembali ke Italia. Disana kedua orang tuanya berada. Sekolahnya juga ada disana. Kenapa dia harus tetap tinggal disini?

PRARANCANGAN HATI [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang