Gifty mencoba untuk bersikap seperti biasa. Tapi, semakin ia coba dia malah bergerak-gerak gelisah. Perjalanan menuju bandara tersendat. Lalu lintas pada malam minggu sangatlah ramai. Bersama Vigo, Gifty menembus keramaian itu.
Sepulang sekolah, Gifty inginnya ia langsung ke apartemen Juna bersama Nana. Akan tetapi, Nana harus latihan cheers terlebih dahulu. Oleh karena itu, Gifty memutuskan pulang dulu bersama Vigo.
"Lo beneran nggak mau pulang dulu, Go?" Tanya Gifty usai dia membersihkan diri. Terlihat seragam Vigo telah ditutupi oleh hoodie berwarna hitam.
Vigo menggeleng. "Pulang dari bandara aja sekalian."
Tak memprotes apapun, Gifty mengangguk sambil berjalan ke dapur. Mengambil makanan-makanan kecil selagi menunggu waktu. Rencananya mereka berdua akan menjemput Nana agar bersama-sama mereka berangkat ke bandara. Tetapi, Nana belum mengabari.
Tepat pada saat itu ponsel Gifty berdering.
Ariana Malika: gif, jalanan macet bgt lo sm vigo gak usah jemput gue
Ariana Malika: kalian lgsg bandara aja
Ariana Malika: gue sm juna jadinya dia udh jemput dan kita mau brgkt skrg
Sontak Gifty berdiri dari tempat duduknya. Lagi, ponselnya berdering.
Ariana Malika: otw skrg gif
"Kenapa?" Tanya Vigo yang melihat Gifty bangun dari duduknya.
"Nana jadinya sama Juna. Rumah Nana sama apart Juna emang deket sih. Mereka mau otw sekarang."
"Ya udah kita otw juga." Vigo menanggapi dengan cepat.
"Gue ambil tas dulu di kamar."
Jalanan menuju bandara cukup tersendat. Ditambah didepan ada mobil yang mogok. Kemacetan panjang hingga 1 km pun tak terhankan. Gifty harus berkali-kali menghela napas menatap jalanan seperti ini.
Berkali-kali dia melirik jam digital didalam mobil Vigo dan hanya dapat mendesah. Hujan turun semakin membuat mood Gifty tak beraturan dan jalanan semakin padat.
Gifty menghabiskan waktunya berkomunikasi dengan Nana. Saling mengabarkan satu sama lain. Perasaannya makin gelisah ketika tahu Nana dan Juna hampir sampai.
"Mereka udah nyampe," Gifty menatap layar ponsel.
Masih ada satu setengah jam lagi sebelum pesawat yang akan membawa Juna boarding dan Gifty masih stuck di tempat ini.
Vigo mengetahui kegelisahan yang Gifty alami. Di tengah padatnya jalan raya, Vigo berusaha menenangkannya.
"Kita pasti bakal sampe sana sebelum Juna berangkat."
Gifty hanya dapat mengamini ucapan Vigo dan selalu berharap sepanjang perjalanannya agar ucapan Vigo benar. Tiba-tiba Gifty merasa menyesal, seharusnya dia tidak pulang dulu dan menunggu Nana selesai latihan saja dan berangkat ke bandara bersama-sama.
Tapi, penyesalan itu hanya menjadi penyesalan saja. Fokus Gifty saat ini hanyalah terus berharap kalau kemacetan ini tidak akan membuatnya kehilangan salam perpisahan bersama Juna.
***
Napas Gifty memburu. Ia turun tepat di depan pintu keberangkatan. Sementara Vigo mencari tempat parkir. Mata Gifty tak lepas menyapukan pandangannya ke tiap sudut bandara. Tetapi, sudah 10 menit berlalu, dia belum juga menemukan sosok Nana dan Juna.
Sudah berkali-kali Gifty mencoba untuk menghubungi Nana. Tapi, ponselnya tidak aktif. Ponsel Juna-pun demikian. Sampa Vigo sudah menghampiri Gifty, dia belum juga menemukan kedua sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRARANCANGAN HATI [Completed]
Teen FictionMencari Gifty itu mudah. Datangi saja ke kelasnya, toilet, perpustakaan, atau belakang sekolah. Atau temui saja di rumahnya. Mudah, kan? Mencari Vigo yang susah. Di sekolah susah. Di rumahnya apalagi. Jadi, kalau mau mencari Vigo, tanya saja pada Gi...