[PH] - 36. Marah

4.1K 500 18
                                    


Tangannya terasa nyeri. Alih-alih menyetir mobilnya ia memutuskan berangkat bersama Bayu. Jam 7 kurang 15 mobil Bayu berada di depan rumahnya.

"Kerjaan banget lu pagi-pagi bangunin gue Cuma mau minta jemput. Kalo telat hukuman gue lo yang kerjain." Keluh Bayu.

"Lo tega nyuruh gue ngerjain hukuman lo disaat tangan gue kaya gini?" Vigo memasang wajah pura-pura memelas.

"Kalo bisa berantem tu tangan udah gue ajak berantem dah dari kemaren." Menanggapi keluhan Bayu, Vigo hanya terkikik geli.

Mobil Bayu berhenti tepat di baris pertama saat lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. Selagi menunggu lampu berubah hijau, Bayu mengecek ponselnya. Sesaat suasana masih terbilang wajar. Tapi kemudian tangan Bayu berhenti memainkan ponsel.

Ia terdiam selama beberapa saat. Bayu baru saja mengecek timeline instagram ketika mendapati foto Gifty bersama dengan seorang cowok. Foto itu di tag ke instagramnya sehingga Bayu bisa melihat. Akun anonim. Tidak ada foto lain selain foto Gifty bersama cowok itu. Beserta beberapa foto lain yang akun anonim itu ambil. Matanya kian membesar saat di dapati foto itu bukan hanya di tag pada Bayu saja. Tapi, anak-anak Titanium yang lain.

"Lampu hijau, onta! Buruan jalan."

Klakson yang saling menyahut serta suara Vigo membuyarkan lamunan Bayu. Ia menaruh ponselnya sembarangan dan menjalankan mobilnya menuju sekolah. Pikirannya di penuhi oleh foto yang baru saja ia lihat.

Benarkah itu Gifty? Bagaimana reaksi Vigo kalau sampai melihatnya?

"Go, bentar."

Bayu menunda gerakan Vigo yang hendak membuka pintu.

"Ape? Katanya lo takut telat? Buruan masuk kelas."

Saat Vigo sudah menanggapi, Bayu justru bingung harus mengatakan apa?

"Ayok dah kelas. Berabe kalo sampe telat. Pelajaran pertama Bu ratna cui." Sesaat Bayu menahan ucapannya dan mengalihkan dengan ucapan lain. Membuat Vigo mendengus dan menjalankan niatnya kembali untuk membuka pintu.

Saat Bayu berjalan di sebelah Vigo dan mendapat tatapan dari orang-orang yang mereka lewati merupakan hal yang sudah biasa. Bayu sudah kebal dan acuh seperti Vigo. Tapi, hari ini, setelah melihat foto Gifty rasa kebal itu berubah menjadi rasa tidak nyaman. Berulang kali Bayu melirik Vigo dan mendapati Vigo sama seperti biasa. Acuh.

Apa mereka ini sudah tahu apa yang terjadi seperti dirinya? Bayu diliputi rasa bimbang. Ingin rasanya memberi tahu Vigo. Tapi, ada sesuatu yang mendorongnya untuk tetap diam. Setelah berpikir lama, Bayu sadar, cepat atau lambat, meskipun Bayu tidak memberi tahunya pun Vigo akan segera tahu.

"Vi—"

Langkah Bayu terhenti sesaat sebelum memasuki kelas. Vigo sudah berada tiga langkah di depannya. Tepat berada di depan pintu.

Sebelum Bayu sempat memanggil Vigo, teman sekelas mereka bernama Lani bersama dua orang temannya menghampiri Vigo.

"Lo udah liat ini, Go?" Lani mengulurkan ponselnya pada Vigo.

"Liat apa?" Vigo fokus menatap Lani tanpa melirik sedikitpun ke ponsel yang di ulurkan.

"Ini, foto ini." Lani menggerak-gerakkan ponselnya tepat di hadapan Vigo. Sedikit geram karena gerakan tangan Lani tepat di hadapan wajahnya, kasar Vigo merebut ponsel itu.

Di tempat Bayu berdiri, perasaannya sudah tidak tenang. Pasti Lani menunjukkan foto itu. Perasaan Bayu terbukti benar ketika melihat perubahan wajah dari Vigo.

PRARANCANGAN HATI [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang