Three

15 2 0
                                    

Atika dan Ian berjalan masuk ke area restaurant tempat mereka akan makan malam bersama orang tua Ian, dengan bergandengan tangan.

Mereka menghampiri pasangan paruh baya yang duduk dengan anggun dikursi yang terdapat didalam ruangan vip restaurant.

"malam mi, pi" Ian terlebih dulu menyapa kedua orang tua tersebut dan mengecup pipi kanan sang wanita dan memeluk lelaki disamping wanita tersebut

"malam sayang" balas wanita paruh baya itu sementara suaminya hanya menjawab salam Ian dengan senyum wibawanya

"mi, pi, kenalin ini Atika" Ian memperkanalkan gadisnya, dan Atika menghampiri orang tua Ian lalu menjabat dan mencium tangan kedua orang tua tersebut bergantian sambil menyebutkan namanya

"cantik. Ayo silakan duduk" puji Nyonya Andi. Diana Altar kemudian kembali mendaratkan bokongnya dikursi yang ada dibelakangnya dan Atika membalas dengan senyum manis dan pipi yang merona malu

Tidak lama kemudian dua orang pelayan masuk membawa beberapa menu yang telah dipesan oleh Tuan Andi. Wihardi Altar-papi Ian-beberapa menit sebelum kedatangan Ian dan Atika

"loh, kan belum pesan apa-apa kok makanannya udah dateng aja?" Ian heran dengan beberapa menu sudah ditata rapi oleh sang pelayan dimeja yang mereka tempati

"papi memang sudah pesan sebelum kamu tiba disini supaya pas kamu datang makanannya juga udah datang, dan lebih efisien waktu" jawab papi Ian dengan suara berat dan tenang, dan Ian hanya geleng kepala kembali menyadari betapa papi nya ini sangat mengutamakan waktu

"tapi kan papi gak tau Atika sukanya makan apa" balas Ian lagi

"Atika, kamu gak suka makanan dihadapan kamu yg om pesan ini?" papinya malah mengalihkan pertanyaan ke Atika yang sejak tadi hanya diam menatap interaksi orang dihadapannya itu.

"eng nggak kok om, su.suka k.kok" jawab Atika gugup

Wanita yang duduk dihadapan Atika tersenyum menampilkan lesung pipi disebelah kirinya, manis dan menampilkan sedikit kerutan halus disudut matanya

"ya sudah makan malam nya kita mulai saja. Silakan Atika" calon pensiunan CEO dari Altar Group itu pun memulai acara makan malam mereka

Makan malam mereka pun berjalan dengan tenang tanpa ada pembicaraan apapun, hanya ada suara dentingan sendok dan garpu dan Ian yang sesekali bersuara menawarkan beberapa hidangan yang ada didepannya kepada Atika

"jadi, Atika kamu baru saja menyelesaikan S1 mu?" tuan Wihardi yang lebih dulu mulai membuka suara setelah acara makan malam selesai

"iya om" jawab Atika disertai anggukan dan senyuman

"jurusan apa?"

"Manajemen bisnis, om"

"kuliah dimana? "

"STIM Lasharan Jaya, om"

"nanti mau lanjut S2 dimana? "

Hening sesaat sebelum Atika menjawab pertanyaan papi Ian

"engg untuk saat ini saya belum kepikiran lanjut S2, om. Saya sekarang lebih fokus cari kerja dulu, mau ngerasain dunia kerja dulu supaya ayah-ibu saya bisa ngerasain hasil jerih payah saya sebelum kelak dipersunting orang" jelas Atika dengan pipi bersemu merah saat mengatakan akhir kalimatnya

Ian tersenyum penuh arti menatap kekasihnya menjawab pertanyaan papi nya dengan yakin

"ayah kamu kerja dimana, atika?" kali ini mami Ian yang memberikan pertanyaan

"Ayah udah pensiun, tante."

"emang sebelumnya kerja dimana?" lanjut wanita paruh baya tersebut

"Ayah pensiunan sekertaris lurah"

Papi dan mami Ian menggumam sambil mengangguk-anggukan kepala menanggapi pernyataan Atika

❤❤❤

"seneng?" Tanya Ian pada Atika sambil mengengemudikan mobilnya keluar dari pelataran parkir restaurant

"gado-gado" jawab Atika dengan pandangannya tetap tertuju pada layar ponselnya

"kok gado-gado? Gak nasi campur aja sekalian?" Atika mengangkat kepalanya sambil terkekeh menatap Ian

"maksud aku, aku gak tau rasanya seneng, takut, malu, pokoknya campur aduk rasanya abis ketemu orang tua kamu" jelas Atika kemudian kembali fokus ke ponselnya

"Takut? Malu? Kenapa?"

Atika memasukkan ponselnya kedalam tas lalu menyandarkan kepalanya kekaca jendela disampingnya

"kalo dari insting aku, kayaknya orang tua kamu gak akan ngasih restu buat kita"

Kening Ian berkerut, tidak mengerti kenapa Atika bisa berpikir begitu

"kamu gak usah berpikir macem-macem, kita pasti akan dapat restu mereka dan kita akan menikah dan punya TiAn junior" Ian tersenyum sumringah saat menyebut 'TiAn junior' alias Atika-Ian junior

"aamiin" Atika menanggapi sambil tersenyum geli tapi tidak ditutupi ia memang berharap itu terjadi

"sekalipun mereka gak ngasih restu, aku akan tetap nikahin kamu" lanjut Ian yang membuat Atika seketika menegakkan duduknya dan menyipitkan matanya menatap Ian.

"yakin? Emang kamu sanggup kehilangan takhta Altar Group, fasilitas dan yang lainnya? "

"itu semua bisa aku cari sendiri asal kamu selalu ada didekat aku. Tapi kehilangan kamu? Aku bisa cari dan dapat dimana Nisku yg pesek gini?" jelas Ian dengan menjepit hidung Atika yang minimalis dengan jari telunjuk dan tengah yang ditekuk, dan Nis adalah panggilan sayang Ian ke Atika karena nama tengah Atika yaitu Nisfah.

"ish sakit Hardian" keluh Atika memanyunkan bibir sambil mengusap hidungnya dan membuat Ian terkekeh
"oh ya, kita mampir di minimarket depan dulu yah. Alana nitip roti tawar, stok dirumah udah habis katanya" pinta Atika pada Ian mengingat pesan whatsapp adiknya tadi dan dijawab dengan anggukan oleh Ian.

Ian memarkir mobilnya dihalaman parkir sebuah minimarket berwarna merah dan kuning, Atika pun keluar dari pintu penumpang mobil yang dikendarai Ian

"selamat malam, selamat datang di Alfimart" sapa seorang gadis dengan seragam khas karyawan minimarket tersebut--berdiri dibalik layar monitor kasir-- dan tersenyum ramah.
Atika tersenyum membalas sapaan kasir tersebut dan berlalu kearah rak dimana berbagai macam roti dipajang.

"kamu ini bisa tidak sih menjalankan kewajibanmu, update harga di rak aja tidak becus, tadi itu cuma satu customer yang komplain bagaimana kalo ada lima atau lebih yang komplain?!" samar-samar Atika mendengar suara berat seseorang-mungkin sedang menegur bawahannya yg berbuat salah--dibagian depan dekat dengan kassa.

Atika mengabaikan suara tersebut lalu berjalan kearah belakang setelah mengambil 2bungkus roti tawar, ia kemudian memasukkan mentega, keju slice kesukaannya, selai nenas kesukaan ayah dan ibu nya, dan selai coklat kacang kesukaan Alana-kedalam keranjang yang ia jinjing.

Setelah dirasa cukup, Atika melangkah kearah kassa.

"ini saja mbak? " tanya sang kasir pada Atika sebelum men-scan belanjaannya

"loh itu rotinya kenapa kamu scan, fir?" Atika dan kasir dihadapannya serentak menoleh kesumber suara, rupanya pria ini yang tadi suaranya didengar oleh Atika, yang sedang marah, kan emang harus discan ini kan belanjaan gue. Batin Atika memperhatikan pria yang tidak berada jauh dari dirinya dan si kasir

Pria tersebut mendekat dan merebut roti tawar tersebut lalu mengecek kemasannya

"INIKAN SUDAH EXPIRED! " tegas pria tersebut

❤❤❤

Akhirnya update 😊😊
Ada yg baca gak? Kalo ada vote+comment buat kritik dan saran yah 😚😘
Kalo gk ada... yaudah, makasih 😆

Hope Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang