"Nggak ada alasan, aku cuma mau menghindar" Atika terus memalingkan wajah menghindari tatapan dingin Faiz.
"Setiap akibat pasti ada sebabnya, kamu gak mungkin menghindar tanpa ada alasan" Faiz terus menatap nya dengan tatapan dingin dan tangan yang erat memegang pergelangan tangannya.
"Aku menghindarpun gak ada masalah kan? Hubungan kita gak lebih dari atasan dan bawahan, kedekatan kita kemarin cuma karna aku butuh kamu ngaku jadi calon suamiku didepan Ian dan akupun udah balas budi dengan pura-pura ngaku sebagai calon istri kamu. Simbiosis mutualisme, dan sekarang udah selesai gak ada apa-apalagi." Atika mengucapkannya dengan mencoba membalas tatapan Faiz dan yang justru membuat gelenyar aneh pada tubuhnya.
Obrolan serius mereka tiba-tiba terintrupsi oleh bel yang terpasang diatas pintu gudang-berdering nyaring tanda diluar (area sales) sedang membutuhkan bantuan
"Selesaiin kerjaan kamu. Aku tunggu diluar!" Fais melonggarkan pegangannya dari tangan Atika lalu berjalan keluar mendahului Atika.
Atika pun keluar setelah Faiz berjalan cepat keluar hingga di area parkir, customer memang sedang ramai-ramainya dan sudah pasti Nindi kewalahan karena ia sedang melayani pembayaran beberapa customer yang sedang antri dikasir, dan ada beberapa yang bertanya letak produk ini, harga produk itu. Atika dengan sigap menghampiri customer yang menanyakan harga barang lalu mengarahkan customer lainnya yang sedang bingung mencari letak display pasta gigi.
Waktu menunjukkan pukul 22.10 yang artinya waktunya mereka menutup toko, dan customer pun sudah tidak seramai tadi, hanya tinggal 2 orang yang sedang mengantri di kasir dan seorang yang masih sibuk memilih produk yang sama dari merk yang berbeda.
"Fiuhh. Akhirnya tutup, costumer hari ini lumayan yah bu." Ucap Nindi setelah costumer terakhir keluar dari pintu dan dibalas anggukan setuju oleh Atika.
"Yuk tutup!" Atika berjalan keluar diikuti Nindi, dan sedikit tersentak setelah melihat pria yang masih setia duduk dikursi dengan meja bundar didepan toko- terlihat fokus pada layar ponselnya .
"Eh pak Faiz masih disini?" Pria itu mengangkat kepala dari ponsel dan melihat dua perempuan yang berdiri menatapnya.
"Udah mau tutup? Saya bantu" Nindi mengangguk dan Atika bergeming melihat Faiz yang mulai bergerak menyusun empat kursi lalu membawanya masuk kedalam toko diikuti Nindi yang mengangkat meja bundar.
Atika bergerak ke pinggir toko mencoba menarik pintu besi penutup toko tapi ternyata sangat sulit karna pintu itu yang sudah terlihat tua dengan sedikit berkarat dibeberapa engselnya.
Sepasang tangan besar melewati tubuhnya, dengan sekali tarikan pintu itu bergerak dan hampir tertutup penuh.
"Lain kali jangan buat schedule shift siang yang masuk cuma dua orang perempuan semua." Faiz yang membantunya menarik pintu keras tadi mendekatinya yang masih mematung ditempat.
"Masuk sana! Clerk kasiran Nindi trus EOD" *clerk: proses penutupan kasir dan mencocokkan total penjualan per-shift dengan fisik uang tunai maupun non tunai. EOD (End Of Day): proses penutupan penjualan dari buka toko hingga tutup dan mengirimnya ke sistem pusat*Atika masuk dan meninggalkan Faiz yang terus menatapnya hingga menghilang dibalik pintu.
"Si bos kulkas nungguin lo?" Tanya Nindi begitu Atika mendekatinya didepan meja kasir dan Atika hanya mengangkat bahu sebagai jawaban.
"Trus lo gimana?" Lanjutnya."Gue juga pusing. Seperti yang lo saranin, gw mau hindarin dia dulu tapi malah dipepet gini." Ucap Atika sambil membantu Nindi menghitung uang tunai hasil penjualan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hope Is You
Romantizm"Harapan itu angan, angan itu imajinasi dan imajinasi itu tak nyata." [Atika Nisfah Hasyim] "Jika aku bisa menjadi aladin dan mendapat keajaiban untuk mengajukan permohonan 1saja, aku akan meminta agar waktu bisa diputar kembali kemasa dimana aku ha...