Atika tiba di minimarket tempatnya bekerja pada pukul 14:35, 5menit lebih cepat dari biasanya, ia masuk melalui pintu kaca lalu terus berjalan masuk ke pintu putih bertuliskan "Khusus Karyawan"
Ia lalu menuju loker merah dengan stiker hati berwarna biru, memasukkan tas dan sweater nya kedalam kotak persegi panjang itu dan bersamaan dengan itu ponselnya bergetar sekali tanda pesan masuk, ia pun merogoh saku celananya lalu mengeluarkan benda pipih itu dan membuka notifikasi chat dibaris paling atas dengan senyuman mengembang.
Faiz: Udah berangkat ke toko?
Atika: Ini baru aja nyampe.
Faiz: cepet juga. Karyawan teladan 👏🏻
Atika: makasih, jadi malu dipuji sama pak bos 🤭
Faiz: Sama-sama. Kerja yang rajin yah, semangat 💪🏻
"Baca apaan sih?" Nindi yang tiba-tiba muncul dari belakang membuatnya sedikit kaget dan kemudian tambah melebarkan senyumnya lalu mengarahkan ponselnya ke Nindi agar perempuan itu bisa membaca chat nya barusan dengan Faiz
"Lo berdua jadian?" Tanya Nindi setelah membaca isi chat Atika dan Faiz, dan dijawab dengan gelengan kepala
"Trus itu? Dan semalam juga gelagat kalian aneh, cara ngobrol yang manis, cara menatap yang malu-malu""Engh, gak tau. Semuanya ngalir gitu aja, semenjak kejadian waktu gue sama dia belanja ATK"
"Kejadian apa?" Kening Nindi berkerut penasaran.
"Waktu abis belanja, gue ketemu sama Ian dan tunangannya lagi fitting gaun pernikahan" ingatannya kembali pada hari itu, dimana ia melihat Ian yang menatapnya dengan tatapan rindu tapi perempuan bernama Selly muncul dibalik punggung Ian dengan memanggilnya sayang.
"Lo ketemu Ian sama tunangannya? Demi apa.. astaga gue sampe kehilangan kata-kata gak tau mau nanya apa. Lo baik-baik aja waktu itu? Trus Ian?"
"Ian terus ngejar gue katanya mau jelasin penyebab dia menghilang gak ada kabar, katanya salah paham"
"Trus lo sempet ngobrol?"
"Nggak lah, gue keburu emosi gak bisa nahan sedih, marah, sakit hati gue yang campur aduk." Ia menghembuskan nafas mencoba menghilangkan rasa sakit yang masih berbekas di dada, lalu melanjutkan
"Dan karna itu juga, gue malah ngaku kalo pak Faiz calon suami gue""Whatttt?" Suara Nindi menggelegar diruang tertutup yang tidak terlalu luas itu dan mata melotot kaget dengan mulut yang terbuka-tidak percaya.
"Lo ngaku pak Faiz calon suami lo?" Ia mengulang kalimat Atika dan dijawab dengan anggukan oleh sahabatnya itu."Gak ada alasan lain apa?"
"Yah, gue juga udah mati akal, gak tau mau bilang apa buat bisa cepat-cepat pergi dari Ian dan tunangannya"
"Oke, itu kejadian beberapa hari lalu. Trus yang semalam lo pulang bareng pak Faiz?"
"Itu juga karna Selly-tunangannya Ian. Dia nyamperin gue masa" Atika mendengus mengingat Selly
"Dia nyuruh gue buat berhenti hubungi Ian. Padahal gue sama sekali gak pernah hubungi dia lagi, malah dia yang terus-terusan nge-chat gue, nelfon lah. Dan gara-gara itu juga, pak Faiz kasih peringetan ke Ian ditelfo kemarin""Peringatan gimana?" Atika tersenyum tersipu sebelum menjawab.
"Dia bilang, berhenti ganggu calon istri gue!"
"Lagi?" Suara Nindi kembali menggelegar membuat Atika sedikit meringis karena telinganya terasa berdengung.
"Wah gila, jadi gara-gara itu lo berdua saling baper-baperan" lanjut Nindi membuat Atika menunduk sambil meringis malu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hope Is You
Romance"Harapan itu angan, angan itu imajinasi dan imajinasi itu tak nyata." [Atika Nisfah Hasyim] "Jika aku bisa menjadi aladin dan mendapat keajaiban untuk mengajukan permohonan 1saja, aku akan meminta agar waktu bisa diputar kembali kemasa dimana aku ha...