Ian POV
Aku memejamkan mata begitu duduk dan bersandar di jok belakang mobil bersama papi, pukul 1:45 tadi pesawat yang kutumpangi dari bali landing di bandara Sultan Hasanuddin.
Lelah dan penat pasti beberapa hari di bali dengan sibuk kesana kemari mengurus proyek tapi aku tidak mempermasalahkan itu karna ini demi aku dan masadepan Atika dan keluarga kecil kami nanti. Membayangkan keluarga kecilku dengan Atika membuatku tersenyum, rasanya begitu bahagia hanya dengan memikirkan Atika akan menjadi istri dan ibu dari anak-anakku nanti.
Setegah jam perjalanan dari bandara kerumah dan akhirnya tiba di rumah besar tempat kulahir dan tumbuh. bi Mala, pembantu senior yang sudah kuanggap sebagai orangtua keduaku dirumah ini menyambutku begitu aku melangkah masuk ke pintu besar ini
"Mami mana bi?" Tanya ku begitu melihat bi Mala jalan tergopoh-gopoh ke arah ku
"Ibu lagi dijalan sama teman-teman nya den. Tadi ibu pesan, kalo den Ian udah sampe rumah lansung hubungi ibu" aku hanya mengangguk mendengar penjelasan bi Mala, kemudian bi Mala masuk dengan membawa koper bawaanku.
Aku berjalan naik kearah kamarku sambil menekan tombol panggilan untuk menelfon mami
"Halo Ian sayang anaknya mami, udah sampe rumah?" Mami menjawab telfon diseberang dengan suara yang terdengan gembira
"Mami dimana? Kata bi Mala, mami nyuruh Ian nelfon, kenapa?"
"Oh iya, mami mau minta tolong jemput mami di MP dong"
"Loh supir mami kemana?"
"Tadi begitu mami sampe sini mami nyuruh pak Agus pulang soalnya mami mau dijemput sama kamu aja, sekalian ada sesuatu yang mau mami tunjukin sama kamu"
"Apalagi mi? Ian capek, ini baru aja mau istirahat. Mami tunjukinnya nanti aja kalo udah pulang ke rumah"
"Ayo dong Ian, bentar aja kok. Abis dari sini kita lansung pulang, kamu bisa istirahat. Yah?" Mami mulai dejgan sikap manja nya, dan aku gak akan bisa nolak kalo mami udah kayak gini
"Yaudah 15 menit aku sampe" aku mematikan sambungan telfon lalu bangkit dari tempat tidur dan mengganti baju dengan yang lebih casual lalu berangkat ke Mall yang disebutkan mami
Setelah memarkir mobil, aku berjalan menyusuri salahsatu mall terbesar di Makassar ini sambil menlfon mami untuk memastikan beliau ada dimana , dan setelah tau kalau dia ada disalah satu cafe andalan para ibu-ibu sosialita, aku menuju cafe tersebut dan menemukannya disalah satu meja, duduk bersama 2 orang perempuan, yang 1 usianya mungkin tidak berbeda jauh dengan mami dan yang satunya lagi masih muda, mungkin seusiaku
Aku menghampiri mereka dan mami menghentikan obrolannya dengan temannya lalu menyambutku dengan pelukan lalu mempersilahkan aku duduk di kursi kosong disebelah nya
"Ini loh jeng, Ian-satu-satunya putraku sama mas Hardian" mami mulai memperkenalkan ku dengan temannya
"Ian, kenalan dulu sayang. Ini tante Siska temen arisannya mami, dan itu Selly putri sematawayang nya tante Siska dan om Ferdinan. Dia punya kakak laki-laki, namanya siapa yah Sell? Lupa tante""Bang Farrel tante." Jawab perempuan berwajah oriental dihadapan ku dengan senyuman
"Ah iya Farrel. Oh iya, Selly ini baru balik dari Aussy loh Ian, dia baru aja selesaiin S1 nya di sana" aku hanya menanggapi dengan senyuman dan sesekali mengangguk mendengar mami bercerita, perempuan didepanku ini baru saja selesai kuliah S1 berarti dia seumuran sama Atika ku, ah ingat Atika aku sudah benar-benar merindukan nya setelah beberapa hari LDR
"Oh ya jeng Siska, bukannya ada koleksi kalung permata yang baru yah ditoko nya?"
"Iya dong. Mau liat-liat dulu gak?" Jawab tante Siska bersemangat
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope Is You
Romance"Harapan itu angan, angan itu imajinasi dan imajinasi itu tak nyata." [Atika Nisfah Hasyim] "Jika aku bisa menjadi aladin dan mendapat keajaiban untuk mengajukan permohonan 1saja, aku akan meminta agar waktu bisa diputar kembali kemasa dimana aku ha...