Atika menatap wanita cantik dengan penampilan elegan dihadapan mereka, lalu beralih menyentuh lengan Faiz yang menatap tajam wanita tadi. Faiz seperti tersadar, ia langsung melirik Atika lalu menggenggam erat tangan kekasihnya.
"Kamu... Apa kabar?" Tanya wanita yang disebut Andin oleh Faiz, ia lalu melirik kearah tangan Faiz yang menggenggam erat tangan Atika.
"Mau apa lo?" Faiz makin erat menggenggam tangan Atika, membuat Atika menyadari ada sesuatu yang salah diantara Faiz dan perempuan ini.
"Aku cuma mau mastiin kalo yang aku liat memang Faiz yang kukenal. Sejak tadi aku ngikutin kamu, dan ternyata benar." Andin mengulas senyum, senyum yang pernah membuat Faiz tergila-gila.
"Sekarang gak ada perlu lagi kan? Gue sibuk!" Faiz berbalik dan ingin pergi dari sana tapi ucapan Andin selanjutnya membuatnya kembali membeku.
"Mama ada disini. Aku nemenin dia belanja, dan sekarang dia lagi nunggu aku di supermarket tempat kamu belanja tadi." Faiz menoleh ke arah Atika yang sedang menatapnya dengan kedua alis yang terangkat.
"Kamu masuk ke playground sama Syifa duluan yah! Nanti aku nyusul." Mendengar permintaan Faiz, Atika tidak lagi bisa menahan untuk tidak bertanya dan terus mengeratkan genggamannya.
"Kamu mau kemana? Dan dia siapa?" Faiz masih memilah kata untuk menjawab pertanyaan Atika tapi Andin menjawab lebih cepat dari Faiz.
"Aku mantannya Faiz. Cinta pertama dan cinta matinya." Atika menatap Andin dengan mata yang membulat dan Faiz mengeraskan rahang mendengar penuturan Andin.
"Kamu gak usah dengerin dia!"
"Trus, aku harus dengerin siapa? Kamu daritadi gak ngomong apa-apa." Atika melepaskan tautan tangan mereka, tetap berusaha mengontrol emosinya agar tidak terpancing dengan situasi saat ini.
"Dia.. Dia istri kakakku!" Kening Atika bertaut, benar-benar tidak mengerti dengan situasi saat ini.
Faiz memegang kedua bahu Atika menatap lembut kedua mata gadis itu.
"Kamu percaya sama aku. Aku akan jelasin semuanya sama kamu, tanpa ada yang aku sembuyikan lagi. Tapi sekarang aku minta, kamu dan Syifa masuk duluan yah! Nanti aku nyusul." Suara berat tapi lembut itu masuk dengan baik ditelinga Atika, membuatnya melirik perempuan yang masih memperhatikan mereka.
"Janji?" Atika kembali menatap Faiz yang kemudian tersenyum lembut lalu mengangguk membuat Atika ikut tersenyum lalu berbalik mendorong stroller Syifa menjauh dari Faiz kemudian masuk ke playgroud setelah membayar tiket masuk.
Atika memperhatikan Syifa yang sedang bermain rumah-rumahan dengan beberapa anak sebayanya.
Sudah hampir dua jam berlalu dan pikirannya terus berkelana, mencoba mengingat dimana dan kapan dia pernah mendengar nama Andin, dan seberapa banyak rahasia kehidupan Faiz yang tidak diketahuinya.
Ia tersenyum miring memngingat dirinya hanya berstatus 'kekasih' tapi sama sekali belum mengetahui apa-apa tentang pria itu. Lamunannya buyar ketika denting notifikasi pesan masuk di ponselnya, ia merogoh benda pipih tersebut dan membuka notifikasi teratas.
Faiz:
Sayang, maaf aku harus pulang duluan. Ada hal penting yang harus aku selesaiin.
Kamu pulang naik taksi online bisa?Atika mendesah kasar tidak tau harus berkata apa, dia menunggu selama dua jam disini dan hasilnya ia ditinggal. Belum sempat ia membalas pesan Faiz, ponselnya kembali bergetar.
Faiz:
Im so sorry.
Nanti kita ketemu lagi, aku akan ceritain semuanya sama kamu. I promise.Wajah Atika memanas menahan marah dan air mata, beberapa kali ia menarik dan menghembuskan nafas untuk bisa mengendalikan diri. Ia kembali melirik ponselnya saat bemda itu kembali bergetar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hope Is You
Romance"Harapan itu angan, angan itu imajinasi dan imajinasi itu tak nyata." [Atika Nisfah Hasyim] "Jika aku bisa menjadi aladin dan mendapat keajaiban untuk mengajukan permohonan 1saja, aku akan meminta agar waktu bisa diputar kembali kemasa dimana aku ha...