Twenty One

1 0 0
                                    

"Saya mencintai dia" Kata-kata itu terus terngiang ditelinga Atika, membuat perjalanan mereka sedikit canggung. Saat ini mereka sudah berada di mobil, setelah mengatakan itu Faiz menarik Atika dan mereka keluar bersama meninggalkan minimarket itu tanpa pamit pada perempuan yang tidak diketahui namanya oleh Atika.

"Ehmm. Jadi yang tadi itu mantan kamu?" Faiz meliriknya sekilas

"Siapa? Melda?"

"Oh namanya Melda" Atika mangut-mangut mengetahui nama perempuan tadi

"Dia bukan mantanku. Dianya aja yang selalu nempel-nempel, deket-deket aku, aku gak pernah nanggepin dia lebih apalagi sampe nembak"

"ohya? Trus kenapa nyuruh aku ngaku calon istri kamu didepan dia?"

"Yah biar dia taudiri dan berhenti nempel-nempel gatel"

"yayah. Tapi kayaknya dia deh yang dimaksud anak-anak dikantin tadi siang"

"Dikantin tadi siang? Anak-anak mana?" Faiz mengernyitkan dahi sambil sesekali melirik Atika

"Anak-anak peserta meeting, mereka bilang kalo kamu pernah pacaran sama ACS tapi gak tau anak toko mana. Dan katanya kalian putus karna si cewe gak tahan sama sikap kamu yang dingin dan datar"

"Mereka ngomong gitu ke kamu? hahaha" Faiz tertawa mendengar Atika, 'eh dia ketawa? serius ketawa? baru kali ini gue liat dia ketawa, lepas kayak gini' batin Atika

"Eh, kok bengong" Atika mengembalikan kesadarannya lalu melirik pria disebelahnya

"Mereka juga bilang kalo kamu sadboy"

"sadboy karna apa?"

"Karna gagal move on." wajah Faiz seketika berubah dan kembali datar
"katanya gak pernah nanggepin tapi kok bisa gagal move on? " lanjut Atika

"Aku emang gak pernah nanggepin Melda, sama sekali gak tertarik sama dia"

"gak tertarik tapi gak bisa move on?"

"Aku memang gak bisa move on tapi bukan sama Melda" Raut wajah dan nada bicara Faiz kembali dingin dan datar tanpa Atika sadari.

"Trus sama siapa?" Atika terlihat berpikir sejenak lalu melanjutkan
"Oohh, sama first love never die yang dibilang Melda tadi?" Faiz menginjak rem mendadak membuat dahi Atika terbentur dashboard karena lupa memasang seatbelt.

Faiz yang tadinya ingin marah pada Atika karena terlalu jauh ingin tau tentang hidupnya, marahnya menguap begitu saja saat melihat Atika kesakitan akibat benturan yang lumayan keras pada dahi nya

"Kamu gak apa-apa?" Faiz melepas seatbelt yang membelit tubuh nya lalu mendekatkan wajah ke kepala Atika.

"Sshhhh aww sakit. Ishh kamu kenapa sih? Nginjak rem mendadak gini. Sakit tau" Faiz tersenyum tipis mendengar Atika yang mengeluh sakit tapi masih bisa memarahinya

"Maaf" kata itu meluncur begitu saja dari mulut Faiz dan terdengar tulus membuat Atika menatapnya.

"Itu doang?" Kening Faiz berkerut mendengarnya.

"Trus? Mau dikecup itu keningnya biar cepet sembuh?" Atika dengan cepat menyingkirkan tangan Faiz dari dahinya lalu memandang lurus kedepan sambil menggeleng dan lagi membuat Faiz terkekeh pelan.

Ia kembali mendekat dan menarik seatbelt didekat bahu kiri Atika, membuat Atika menahan nafas selama beberapa detik hingga seatbelt terpasang rapih ditubuhnya.

"Lagian, kenapa sepenasaran itu sama kehidupan pribadi aku? Kamu tertarik sama aku?" Faiz kembali memasang seatbelt untuk dirinya lalu kembali menjalankan mobil

Hope Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang