Pagi ini Faiz berangkat ke office dengan suasana hati yang beda, beberapa kali ia tersenyum sendiri saat mengingat kebersamaan singkatnya kemarin dengan Atika tapi entah kenapa bisa membuat perasaannya seberbunga-bunga ini.
Ia berjalan melewati security dan resepcionist yang menatapnya aneh di lobby, hingga ia tiba kubikel nya lalu mendudukkan diri dikursi kerjanya dan menyalakan layar komputer di hadapannya.
'Aku sudah mulai lupa
Saat pertama rasakan lara
Oleh harapan yang pupus
Hingga hati cedera serius'Ia mulai bersenandung menunggu komputernya menyala, membuat Dion-supervisior seperjuangannya yang berada di kubikel sebelahnya menengoknya dengan alis terangkat melihat rekan kerja yang juga sahabatnya itu terlihat aneh dengan senyuman mengembang diwajahnya-yang biasanya hanya menampilkan raut wajah datar, dingin dan kaku.
'Terima kasih kalian barisan para mantan
Dan semua yang pergi
Tanpa sempat aku miliki
Tak satupun yang aku sesali
hanya membuatku smakin terlatih ohh'
(Terlatih Patah hati-The Rain)Faiz terus bersenandung tanpa mempedulikan tatapan heran sahabatnya.
"Woi, lu kesini lewat mana?" Faiz menoleh lalu mendelik mendengar pertanyaan tak berbobot Dion.
"Yah lewat jalan raya lah, mana lagi? Pertanyaan lu gak berbobot, dasar jomblo" Dion mendekati Faiz lalu menaruh telapak tangannya pada dahi Faiz, dan membuat Faiz memutar bola mata melihat kelakuannya.
"Gak demam. Apa lo kesambet pas berangkat kesini?" Dion menarik tangannya dari dahi Faiz dan memasang wajah khawatir.
"Kesambet nenek lo" Faiz mendelik lalu mulai membuka beberapa file pada komputer.
"Lo lewat dekat makam nenek gue?" Dion mulai berlebihan dengan wajah serius khawatir.
"Sumpah lo ngerusak mood gue, yon. Lo kenapa sih?" Faiz mulai memutar kursi kerjanya menghadap wajah Dion.
"Itu yang harusnya gue tanyain ke elo. Lo kenapa? Datang-datang langsung nyanyi, senyum-senyum sendiri lagi"
"Salah?"
"Banget. Lo bikin gue takut, gak biasanya lo kayak gini. Ahhh gue baru inget, lo lagi jatuh cinta?" Kening Faiz mengkerut mencoba berpikir 'gue jatuh cinta? Apa iya?'
"Kemaren dikantin orang-orang rame cerita tentang lo. Katanya lo udah punya calon istri, anak toko kalo gak salah. Bener?" Faiz hanya tersenyum mendengar Dion lalu kembali menghadap komputer.
"Jawab woi!" lanjut Dion"Apa iya gue jatuh cinta?" Faiz menatap Dion dengan wajah serius.
"Jadi bener? Lo deket udah berapa lama? kok gue gak tau. Anak toko mana emang?" Dion mulai membombardir nya dengan pertanyaan dan dibalas delikan oleh Faiz.
"Baru dua hari, dia anak toko area gue" Faiz yang mulai tersenyum lagi mengingat senyum atau wajah merengut Atika saat dimobil kemarin.
"What? Baru deket dua hari? Dan dia udah bisa bikin lo sebeda ini?"
"Yahh, gue juga gak ngerti, sejak kemarin sama-sama dia gue ngerasa seneng aja gitu. Liat dia senyum bikin hati gue menghangat aja, saat kulit kita bersentuhan serasa ada aliran listrik menjalar dikulit gue" Faiz tersenyum sambil menatap lurus kedepan.
"Trus Andin?" Faiz menoleh, menatap Dion lalu tersenyum simpul dan mengangkat bahu
"Entah, gue udah gak begitu mikirin dia"
"Lo yakin? Sama Melda aja yang pernah deketin lo sampe berbulan-bulan gak ngaruh sama lo"
"Dia sama Melda beda, dia bukan cewe centil kegatelan kayak Melda. Gue aja heran kenapa deket sama dia bisa berefek besar gini ke gue" Mendengar Faiz, Dion hanya mengehembuskan nafas kasar.
"Lebih baik lo mantepin hati dulu, yakinin diri, jangan sampe lo kembali ngerasain hal yang sama kayak dulu. Ospek sekolah aja kadang sampe seminggu, ini lo baru kenal dua hari loh" Dion terkekeh pelan sambil menyandarkan pinggang belakangnya ke meja Faiz.
"Gue udah pernah ngejalanin hubungan sampe bertahun-tahun tapi ujung-ujungnya gagal"
"Nah itu, sama yang lama aja belum meyakinkan apalagi yang hitungan hari" Dion berdiri tegak lalu melanjutkan,
"Bukannya gimana-gimana bro, gue cuma ngingetin kalo lo terima syukur kalo nggak yah gak apapa itu hak lo" ia tersenyum sambil menepuk pelan pundak Faiz lalu kembali ke kubikel nya.Faiz memikirkan kata-kata Dion yang mungkin ada benarnya dan pesan Ayah Atika semalam sebelum mereka sholat berjamaah-kembali terngiang ditelinganya
'Kalau kamu serius sama Atika, tolong jaga dia dengan baik dan jangan sakiti putri saya, jangan kecewakan dia. Jika kamu sudah tidak menyukainya dan hubungan kalian sudah tidak bisa berlanjut lagi, tolong akhiri baik-baik'Matanya lalu berarah ke ponsel yang tergeletak diatas meja-disamping keyboard, lalu sambil meyakinkan diri ia meraih ponselnya lalu membuka aplikasi chating dan mencari kontak Atika.
Faiz: Morning sadgirl
Ia menekan tombol send sambil tersenyum geli melihat pesan yang dia kirim, tidak sampai 5menit ponselnya bergetar tanda pesan masuk, dengan semangat ia membukanya
Atika: Morning juga, sadboy 🙄
Faiz: Lagi apa?
Lagi-lagi ia tersenyum geli melihat balasan chat nya pada Atika
Atika: Bantuin ibu beberes. Kenapa?
Faiz: Beberes tapi bisa bales chat yah 🤔
Atika: Ya karna kamu ngechat jadi aku bales, takutnya ada yang penting kan.
Faiz: Gak ngeshift?
Atika: Ntar, aku shift siang. Kamu sendiri gak kerja?
Faiz: Ini lagi di office
Atika: Emang gak sibuk? Bisa ngechat gini
Faiz: mayan sih. Cuma pengen ngerefresh otak dulu sebelum mulai
Atika: ngerefresh nya dengan cara? chat sama aku?
Faiz: maybe 😶
Atika: 😅 dahlah, kerja sana ntar gak ada yang beres gegara chat sama aku. Semangat, hv a nice day
Faiz: u too
Faiz menyimpan ponselnya ditempat semula lalu kembali menatap layar komputer dihadapannya, mencoba fokus untuk kerja dan berhenti tersenyum saat mengingat gadis itu.
• • •
Atika sekali lagi membaca ulang chat nya dengan Faiz dari awal sambil tersenyum sendiri lalu menyimpan ponselnya dimeja tv kemudian melanjutkan kegiatan mengelap setiap sudut meja tv, tv, meja tamu dan segala benda yang mungkin menjadi tempat singgah debu-debu nakal.
Ddrrrttt ddrrrttt
Getaran ponselnya mebuatnya mengalihkan perhatian dari debu, dengan semangat meraih benda pipih itu dan segera melihat id penelfon 'Nindi Chubby' , ia menghembuskan nafas kecewa karna ternyata yang menelfon bukan orang yang ia harapkan.
"Ya, Nin?" Jawabnya dengan nada suara yang tidak begitu bersemangat.
"Tik, hari ini lo shift siang sama gue yah" Suara Nindi tanpa basa-basi langsung to the point
"Kok elo? Bukannya gue ama Indra?"
"Gak. Gue udah izin sama pak Galih buat tukeran shift sama Indra, dan indra juga setuju"
"Kenapa? Ih ribet tau Nin kalo shift siang cewe semua, tutup tokonya itu loh udah tau pintu rukonya berat"
"Ah itu urusan belakangan. Lo hutang penjelasan ke gue tentang bos kulkas semalam" Mendengar Nindi menyebut bos kulkas membuatnya tersipu mengingat chat nya dengan si bos kulkas.
"Tik? Lo denger gue gak sih?" Tegur Nindi yang tidak mensengar tanggapan dari Atika."E.eh, i.iya ntar gue ceritain"
"Oke, see u!" Mereka memutuskan panggilan hampir bersamaan, dan Atika kembali menyelesaikan pekerjaan rumahnya lalu segera mandi dan me time sejenak sebelum masuk kerja siang nanti.
🖤🖤🖤
Enjoy HIU 😘🤗

KAMU SEDANG MEMBACA
Hope Is You
Romance"Harapan itu angan, angan itu imajinasi dan imajinasi itu tak nyata." [Atika Nisfah Hasyim] "Jika aku bisa menjadi aladin dan mendapat keajaiban untuk mengajukan permohonan 1saja, aku akan meminta agar waktu bisa diputar kembali kemasa dimana aku ha...