Atika duduk menghadap brankas sambil menghitung jumlah uang yang ada didalam kotak baja itu dan dibelakangnya laki-laki berwajah datar juga sibuk dengan kegiatannya membaca setiap kertas demi kertas laporan toko.
"Uang dibrankas cuma selisih tiga ribu rupiah pak, itupun karena minus kasiran Fani yang semalam"
Faiz mengalihkan pandangannya dari tumpukan kertas dihadapannya ke wanita didepannya
"Kenapa gak lansung di bayar? Jangan anggap remeh 3ribuan. Karena pagi ini kamu yang bertanggung jawab jadi pake uang pribadi kamu aja dulu, nanti siang kamu minta ganti sama yang bersangkutan" jelasnya lalu kembali fokus ke tumpukan laporan dihadapannya dan Atika menuju lokernya untuk memgambil uang tigaribuan untuk menutupi minus brankas
"Atika, laporan sales yang ini udah beres kamu balikin ketempatnya" titahnya melihat Atika selesai merapikan brankas, Atika pun mendekat untuk mengambil map yang dimaksud sang atasan begitu berbalik "kruyuukkk" suara dari perutnya yang membuat Faiz pun menatapnya dan tidak bisa menahan senyumnya namun dengan cepat memgendalikan diri dan kembali berwajah datar seperti biasa nya
"Biarpun patah hati jangan mau di bodohi sampe gak makan semalaman" Faiz menanggapi tetap dengan nada dingin, Atika ingin menimpali tapi tangan Faiz lebih dulu terarah kepadanya dengan kunci dimenggelantung di telunjuknya
"Ini apa?" Atika menatap kunci itu dengan bingung
"Kunci mobil"
"Maaf pak, saya gak bisa pake mobil, lagian saya ada motor kok kalo saya lapar saya bakal pergi beli makan pake motor sendiri"
"Yang nyuruh kamu pergi pake mobil saya siapa?" Faiz mendongak dan menatap wanita dihadapannya, Atika mengernyitkan dahi makin tidak mengerti, lalu menunjuk ke arah atasannya itu
"Ini kunci mobil, saya mau minta tolong kamu ambilin ransel saya di mobil" mulut Atika hanya terbuka tidak percaya 'apa yang lo harepin dari cowo dingin kayak gini Atika? Lo kira dia bakal pergi beliin lo makan denger perut lo nyanyi? Hh' batin Atika merutuk diri sendiri
"Hey? Malah bengong" Faiz mengibas-ibaskan kunci didepan wajah Atika
"Ah iya. Sini kuncinya saya ambilin" Atika mengambil kunci dari tangan Faiz kemudian berlalu keluar meninggalkan Faiz yang tersenyum samar
"Woi mau kemana?" Atika mengabaikan seruan Nindi dibalik rak dan terus berjalan keluar menuju satu-satunya mobil yang terparkir di depan toko, mengambil ransel yang dimaksud Faiz lalu kembali masuk ke office masih tidak menghiraukan Nindi yang memanggil namanya
"Yang ini kan pak?" Atika menaruh ransel hitam disamping Faiz
"Buka resleting depannya, didalamnya ada barang kamu keluarin!" Titah nya kembali
"Loh ini kan tas bapak, masa saya yang buka gak sopan dong"
"Kan saya yang nyuruh. Dimana gak sopannya?" Faiz dengan tatap datar tetap fokus pada laporan dihadapannya
Atika menuruti perintah atasannya, membuka resleting bagian depan ransel hitam itu lalu mengeluarkan satu-satunya barang yang ada didalamnya, kresek putih dengan isi bungkusan kertas berwarna cokelat dan juga sebungkus kerupuk
"Ini?" Atika mengangat bungkusan itu ke arah Faiz, Faiz menoleh dan mengangguk lalu kembali menatap tumpukan kertas dihadapannya
"Kamu makan aja dulu" sambung Faiz
"Tapi ini kan makanan bapak"
"Saya masih belum lapar, cacing diperut saya masih tidur. Kamu makan ajah, nangis semalaman itu nguras tenaga, tadi pagi pasti gak sempat makan karna kesiangan trus lansung kesini" masih dengan raut muka yang datar tapi sukses membuat Atika tertegun dengan ke pedulian atasannya itu, Atika tersenyum tipis dan pamit kepantry untuk memakan nasi bungkus pemberian Faiz, dan dijawab dengan anggukan.
Atika kembali ke office setelah menyelesaikan sarapannya
"Hm. Pak saya pamit keluar ke area sales yah, siapatau Nindi kewalahan sama customer" Faiz mendongak menatap Atika
"Diluar gak rame, Nindi juga gak repot sama kerjaannya"
"Tau darimana?" Faiz menjawab dengan mengangkat botol minuman kopi yang ia beli baru saja
"Lebih baik kamu bantu saya rapiin berkas-berkas yang udah selesai saya periksa." Atika mendekat dan mulai merapikan beberapa map yang berserakan dimeja, sementara Atika merapikan office yang sedikit berantakan, Faiz menerima telfon yang seperti nya dari manager nya
"Kamu beresin semuanya yah, tinggal beberapa berkas laporan yang belum saya cek selebihnya aman. Mungkin besok saya ke sini lagi, saya mau balik ke office pusat dulu" Faiz menjelaskan panjang lebar tapi dengan mata yang terus menatap layar ponsel sementara Atika begitu memperhatikan setiap detil kata yang ia ucapkan
Setelah merapikan barang-barangnya, Faiz pun pergi meninggalkan toko. Dan seorang laki-laki bertubuh jangkung bersama perempuan tinggi berkulit hitam manis berseragam sama dengan Nindi masuk kedalam toko
"Akhirnya pergi juga si bapak kulkas, gw kalo ada didekat dia berasa nahan napas tau gak sih" Oceh Nindi panjang lebar yang dibalas dengan senyuman dan gelengan kepala oleh Atika
"Gibahin siapa lagi lo mak?" Perempuan hitam manis yang baru masuk ke toko lansung menimpali Nindi
"Tuh bapak baru lo baru aja pergi yang dingin nya kayak kulkas" jawab Nindi
"Jadi yang barusan pergi itu Supervisior baru kita? Keliatannya masih muda" laki-laki bertubuh jangkung ber name tag Indrayuda menimpali
"He'eh, cakep juga keliatannya" sambung Fani
"Cakep sih tapi kyk kulkas, dingin dan datar banget cuy, padahal gue cuma beberapa kali deketan ama dia, apalagi lo tik beku kan lo pasti?" Atika hanya terkekeh sambil menggeleng mendengar ocehan Nindi
"Tahan juga lo. Eh cerita dong, lo kenapa nangis sampe mata sesembab itu, sampe kesiangan pula" senyum dibibir Atika seketika lenyap berganti dengan expresi muram mengingat kembali kejadian semalam
"Tik? Masalah Ian yah? Dia udah hubungin lo?" Volume suara Nindi perlahan mengecil dan Atika hanya menunduk merasakan airmata kembali menetes dipipinya
"Duh. Fani, gue titip kasiran gue dulu yah. Gue mau masuk bentar" Nindi kemudian menarik tangan Atika dan berjalan masuk ke pantry
"Sekarang lo boleh cerita" bukannya menceritakan kepada Nindi, Atika justru memeluk Nindi dan menangis didalam pelukan Nindi, perempuan berpipi chubby itupun mengerti dan tidak meminta lagi Atika untuk bercerita sampai perempuan yang dipeluknya itu puas mengeluarkan semua kesedihan padanya sembari menepuk pundak Atika mencoba menenangkan
"Sampe sekarang gue masih gak ngerti kesalahan apa yang gue lakuin sampe Ian setega ini sama gue" Atika melepaskan pelukannya dari Nindi dan mulai bercerita, Nindi hanya menatap Atika sembari masih menepuk pelan pundak sahabatnya
"Gue sampe sebodoh ini nungguin kabar dari dia selama 2bulan, khawatir tentang keadaan dia selama 2bulan ini, dan ternyata 2bulan ini dia lagi nyiapin pertunangannya sama perempuan lain, dan semalam dia tersenyum sumringah dihadapan orang banyak sambil masangin cincin dijari manis perempuan itu, sama sekali gak ada raut penyesalan diwajah dia" Atika menarik nafas lalu melirik cincin perak dijari manisnya
"Gue yakin banget, selama 4tahun ini dia sayang sama gue tapi gue bener-bener gak ngerti apa yang udah gue lakuin sampe dia bisa semudah itu ngerusak yang selama ini kita perjuangin" Atika dan Nindi saling tatap, airmata Nindi pun sudah tidak sanggup lagi bertahan dipelupuk dan akhirnya terjun membasahi pipi chubby nya
"Tik, gue tau rasanya, pasti sakit karena kekecewaan lo. Tapi gue lebih yakin lagi lo itu perempuan kuat, jangan mau ditumbangin sama masalah cowo apalagi cowo pecundang kayak Ian yang gak berani bicara baik-baik buat mengakhiri hubungannya. 1 yang musti lo tau, Tuhan sayang sama lo jadi Dia tunjukin keburukan Ian dari sekarang sebelum lo sah jadi istri dia. Dan gue juga yakin Tuhan kasih lo kekecewaan yang menyakitkan ini ksrena dia udah nyiapin sesuatu yang amazing buat lo" Atika kembali memeluk tubuh Nindi dan menangis
"Nangis aja tik, keluarin semuanya, tapi lo harus janji setelah ini lo harus berhenti tangisin si pecundang itu. Kalo lo sampe nangis karena dia lagi, gue bakal bawa buldozer ke rumah dia dan hancurin semua yang dia punya" disela tangis nya Atika terkekeh mendengar ancaman Nindi🖤🖤🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope Is You
Romance"Harapan itu angan, angan itu imajinasi dan imajinasi itu tak nyata." [Atika Nisfah Hasyim] "Jika aku bisa menjadi aladin dan mendapat keajaiban untuk mengajukan permohonan 1saja, aku akan meminta agar waktu bisa diputar kembali kemasa dimana aku ha...