Pagi ini selepas sholat subuh Atika langsung menyelesaikan tugas rumahnya yaitu beres-beres ataupun bersih-bersih rumah-yang biasanya ia kerjakan setelah sarapan tapi berhubung jam 8pagi nanti dia harus menghadiri meeting pembahasan promo terbaru di office maka ia menyelesaikan tugasnya itu lebih cepat.
Waktu menunjukkan pukul 6:30 saat ia berdiri didepan cermin panjang yang ada disudut kamarnya, menyatukan rambut hitamnya keatas lalu mengikatnya, sekali lagi memperhatikan penampilannya dan bersamaan dengan itu pintu kamarnya diketuk dua kali dari luar.
"Masuk, ga dikunci!" Kepala Alana menyembul dari balik pintu begitu mendengar perintah dari kakaknya yang ada didalam kamar.
"Udah siap belom?"
"Kenapa emang?" Atika bertanya tanpa menoleh sambil sibuk memasukkan buku catatan kecil dan pulpen kedalam tote bag pink nya.
"Udah ditungguin dibawah"
"Loh kan tadi aku udah bilang ke Ayah mau berangkat sendiri, soalnya mau mampir di kedai burjo nya kak Ika, lagi pengen makan burjo." Atika mengatakannya sambil nyengir membayangkan makanan yang terdiri dari bubur kacang hijau dicampur ketan hitam, gula merah dan santan itu.
"Yang bilang ditungguin Ayah siapa? Pak supervisior tuh, udah duduk manis diruang tamu nungguin kakak."
"Hahh? Jangan ngaco!" Pekik Atika lalu mendelik ke arah Alana dan gadis SMA itu hanya memutar bola mata lalu berbalik ingin keluar dari kamar kakaknya sambil berkata,
"Yaudah kalo gak percaya. Aku suruh dia pulang aja dan bilang kalo kak Atika ngatain aku ngaco." Atika yang mendengarnya langsung berlari kecil dan mendahului Alana menuruni tangga, dan matanya terpaku melihat pria yang berseragam supervisior sedang mengobrol dengan Ayah ditemani dua cangkir teh hangat.
"Kamu kok disini?" Atika yang kini berdiri disamping Ayahnya terus menatap Faiz dengan tatapan tak percaya.
"Ya mau jemput kakak lah, masa iya jemput Alana." Alana yang baru turun dari tangga menjawab tanpa ditanya sambil melirik lalu nyengir tanpa dosa melihat kakaknya yang sudah melotot kepadanya.
"Maafkan Alana yah nak Faiz, dia memang seperti itu suka mengganggu kakaknya." Ucap Ayah dengan senyum dan juga dibalas dengan senyuman oleh Faiz.
"Iya gak apa-pa om." Matanya lalu beralih ke Atika.
"Mau berangkat sekarang?""Aku ambil tas dulu." Atika lalu naik kekamar lalu menyampirkan tote bag nya di bahu kanan.
"Atika pamit dulu, Yah" Atika kemudian pamit pada sang Ayah lalu menyalami juga mencium punggung tangan Ayah dan diikuti oleh Faiz yang melakukan hal yang sama.
"Tante mana, om?" Tanya Faiz yang sedari tadi tidak melihat ibu Syarifah.
"Tante mu lagi ke warung, gak tau kenapa belum kembali. Kalian berangkat saja, nanti terlambat kalau menunggui Ibunya Atika." Atika dan Faiz mengangguk lalu berjalan beriringan dan masuk kedalam mobil Faiz yang terparkir didepan pagar.
"WA ku kenapa gak dibalas?" Mereka sekarang sudah berada didalam mobil yang melaju pelan menyusuri jalan kota pagi ini.
*WA: Whats app/aplikasi chat*"Gak kenapa-napa." Jawab Atika sekenanya.
"Masih ngambek?"
"Ngambek? Buat apa?" Faiz terkekeh mendengar nada suara merajuk yang terus disembunyikan gadis itu.
"Yaudah kita mampir sarapan dulu, karna ngambek itu butuh tenaga." Ucap Faiz yang mendapat delikan dari Atika.
Mobil Faiz menepi lalu berhenti tidak jauh dari kedai bubur. Mereka turun lalu Faiz memesan sebelum ia duduk disamping Atika yang sudah memilih duduk dikursi plastik dengan meja kayu didepannya. Tidak lama, bubur kacang ijo untuk Atika dan bassang* untuk Faiz-diantarkan oleh seorang wanita berhijab.
*Bassang: bubur jagung putih (khas makassar) yang dicampur santan dan gula pasir*
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope Is You
Romance"Harapan itu angan, angan itu imajinasi dan imajinasi itu tak nyata." [Atika Nisfah Hasyim] "Jika aku bisa menjadi aladin dan mendapat keajaiban untuk mengajukan permohonan 1saja, aku akan meminta agar waktu bisa diputar kembali kemasa dimana aku ha...