Eight

4 1 0
                                    

Pukul 8:00 pagi tepat Atika sudah mulai bersiap. Gadis itu begitu bersemangat hati ini, setelah mandi ia kemudian memeriksa kembali kelengkapan berkasnya yang berisi surat lamaran kerja, CV(curiculum vitae), fotocopy ijazah terkhir dan lain-lain.

30 menit kemudian Atika sudah siap dengan kemeja putih, celana bahan hitam, rambutnya yang tergerai indah teratur, tas hitam yang ia sampirkan dibahu kanannya juga sebuah map berisi berkas lamaran kerja ditangannya, tak ketinggalan pula polesan makeup tipis di wajah mulus nya.

"Yah, tika udah selesai" Atika yang sambil mengenakan sepatu setengah berteriak memanggil sang Ayah yang masih berada dalam kamar

"Iya, ayo kita berangkat sekarang takut jalan macet kamu jadi telat" pria paruhbaya yang sebentar lagi genap berusia 48tahun keluar dari kamar sambil mengenakan jaket hitam nya

Atika pun bangkit dari duduknya setelah mengenakan flatshoes hitamnya dan mengikuti sang Ayah keluar menuju sepeda motor yang terparkir depan rumah

Atika melirik jam yang bertengger manis di pergelangan tangan kirinya setibanya di depan kantor pusat Alfimart, tempat ia akan melakukan interview

"Kurang 10 menit jam 9, aku lansung masuk aja ya yah. Kayaknya didalam juga udah banyak pelamar yang nunggu"

"Iya. Semangat yah nak, rileks dan jangan gugup menjawab pertanyaan-pertanyaan pewawancara  didalam" Ayah Budiman Hasyim  menerima helm yang tadi dikenakan Atika sambil menyemangati putri nya
"Dan jangan lupa, bismillah sebelum masuk ke ruangan interview nya" lanjut nya dengan senyum menyemangati, Atika mengangguk yakin dan membalas senyum sang Ayah kemudian berlalu masuk kedalam kantor besar tersebut.

Setibanya didalam Atika diarahkan oleh security ke ruang tunggu di lobby kantor tersebut bersama para pelamar lainnya setelah menyerahkan berkas lamarannya.

Satu persatu nama pelamar disebut oleh wanita berhijab warna cream, nama yang dipanggil akan diarahkan masuk ke sebuah ruangan dibelakang ruang tunggu. Hingga tiba nama Atika yang dipanggil masuk ke ruangan tersebut untuk memulai giliran interview nya

Atika mengikuti wanita berhijab cream tadi masuk keruangan, didalam sudah terlihat seorang pria yang kira-kira berusia 30 tahunan lebih duduk dibelakang meja kayu hitam dan didepannya juga ada satu kursi kosong yang bisa dipastikan untuk pelamar yang akan diwawancarai.

"Silakan duduk" pria berkemeja abu-abu itu memepersilakan dan di balas anggukan oleh Atika lalu duduk di kursi kosong

"Perkenalkan nama saya Indrawan Amir, manager bagian personalia di perusahaan ini yang akan melakukan sesi interview kepada anda saudari Atika Nisfah Hasyim" bapak Indrawan pun memulai sesi interview nya.

Sesi interview Atika berlansung kurang lebih 15 menit yang terdiri dari wawancara personal, pengecekan tinggi dan berat badan, mengisi beberapa pertanyaan di sebuah kertas yang diberikan padanya.

Atika keluar ruangan lalu menghembuskan napas lega setelah menutup pintu dibelakang nya. Ia berjalan keluar menuju ruang tunggu, pamit ke teman ngobrolnya tadi yang merupakan sesamanya pelamar lalu berjalan keluar menyusuri lobby hingga ke gerbang kantor. Melihat sang Ayah diseberang jalan yang masih setia duduk  menunggu nya di atas sepeda motor milik beliau, Atika tersenyum begitu senang memiliki Ayah yang penyabar dan penyayang seperti Ayah Budiman.

"Yah!" Ia lansung merangkul lengan Ayah nya setelah menyeberang jalan dan menghampiri sang Ayah

"Udah selesai nak? Gimana?"

Hope Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang