Five

13 2 0
                                    

Matahari mulai menampakkan sinarnya melalu celah tirai jendela kamar, Atika makin menarik selimut hingga menutupi kepala.

Ini hari pertama pasca kelulusannya dari universitas, ia masih ingin bermalas-malasan dan menikmati udara sejuk pagi ini dibawah selimut hangatnya.

Dering ponselnya membuat perempuan itu meraba nakas yang berada disebelah kiri tempat tidurnya, mencari keberadaan ponselnya tanpa membuka mata ataupun menurunkan selimut

"Halo?" suaranya yang serak khas bangun tidur membuat seseorang diseberang tertawa kecil

"belum bangun?"

"hmmm" jawabnya hanya menggumam, tanpa ia melihat kelayar siapa yang menelfon, Atika sudah tau kalau itu lakilaki yang selama 4tahun ini mengisi hati dan hari-harinya

"udah hampir jam 8 loh nis, kamu gak mau ikut nganter aku ke bandara?"

Atika bangun dan duduk dengan cepat mendengar kata bandara

"bandara? Siapa? Kamu?"

"iya, pagi ini jam 10.00 pesawatku take off . Aku mau ke bali, ada meeting sama klien disana. Papi nyuruh aku yang kesana sambil belajar juga sebelum nanti jabatan CEO aku pegang" jelas Ian sambil terkekeh mendengar serentetan pertanyaan Atika

"kok semalem kamu gak bilang? Tau gitu kan aku bisa bangun lebih cepet"

"aku kira kamu denger obrolan aku sama papi setelah makan semalam"

Aish bego, pasti gara-gara nerveous nih semalem sampe-sampe gak fokus. Atika meruntuki diri dalam hati

"yaudah aku mandi dulu kalo gitu. Masih keburu kan?"

"iya masih, yaudah jam sembilan aku jemput yah"

"oksip. Assalamualaikum, dahh"

"wa'alaikumsalam" keduanya mematikan sambungan hampir bersamaan. Atika melangkah ke kamar keluar kamar lalu berjalan menuju kamar mandi yang berada dekat dengan dapur.

45menit kemudian Atika keluar kamar dengan tampilan casual, dress polkadot, tas selempang berwarna jingga dan tak lupa make up minimalis dengan bibir merona juga rambut hitam yang tergerai sebatas dada.

"mau kemana?" suara wanita paruh baya mengentikan kegiatan Atika yang sedang memasang sepatu.

"aku mau ke bandara, bu. Mau antar Ian yang mau ke bali" jawabnya setelah selesai memasang sepatu dikaki kirinya

"ke bali?" tanya ibu Syarifah kepada anak gadisnya yang sudah terlihat siap

"iya, Ian diutus sama papinya buat ikut meeting dengan klien mereka dibali. Katanya buat pengalaman Ian juga sebelum resmi jadi CEO" Atika menjawab dengan senyum bangga

"kamu ke bandara naik apa?"

"Assalamualaikum" salam dari seseorang diambang pintu menginterupsi dialog antara anak dan ibu tersebut

"tuh jemputanku udah dateng" Atika tersenyum memperlihatkan deretan gigi putih dan rapinya

"nak Ian katanya mau ke bali yah?"

"iya tante, jam 10 nanti pesawatku take off dan jam 1 siang nanti ada rapat di hotel grand inna kuta"

"jam 10?" mama Syarifah melirik jam dinding yang terpajang di dinding ruang tamu "lima menit lagi jam 9 loh, berangkat gih. Perjalanan dari sini ke bandara makan waktu yang lumayan belum lagi kalo jalan macet" lanjutnya sambil mengelus punggung anak gadisnya.

"yaudah, kita pamit. Assalamualaikum" Atika meraih telapak tangan ibu Syarifah lalu mencium punggung tangan wanita paruh baya tersebut dan disusul oleh Ian yang juga melakukan apa yg dilakukan kekasihnya.

"wa'alaikumsalam. Hati-hati yah, semoga perjalanan nak Ian lancar dan selamat sampai tujuan." mama Syarifah menjawab disertai senyuman tulus seorang ibu

•••

Pukul 09.40 Atika dan Ian tiba dibandara, disana juga sudah ada papi dan mami Ian.

"Assalamualaikum om, tante" sapa Atika ketika tiba dihadapan orangtua Ian kemudian mencium punggung tangan kedua orangtua tersebut bergantian

"papi kira kamu gak jadi ikut karena ditahan Atika" papi Ian melirik pasangan muda dihadapannya dan tersenyum menggoda

"hampir sih pi, soalnya Atika gak bisa pisah lama2 dari aku" Atika melebarkan matanya mendengar Ian yang menaikturunkan alisnya menggoda Atika

"nggak kok om. Jalan darin rumah Atika ke sini kan lumayan jauh ditambah tadi ada sedikit macet jadi makan waktu banyaj buat sampai kesini"

"oohhh kirain yang dibilang Ian beneran. Kalau memang benar begitu kamu sama maminya Ian sama tuh. hahaha" pak Wihardi tertawa tapi tetap dengan wibawanya

"ih apasih papi. Udah sana bentar lagi pesawat take off "

Ian menyalami dan mencium punggung tangan maminya lalu beralih mengacak rambut puncak kepala Atika

"aku disana cuma tiga hari kok. Kalo udah nyampai secepatnya aku usahain ngasih kabar ke kamu" Atika mengangguk dan tersenyum manis

Cupp
Ian mengecup puncak kepala Atika dan lagi pipi Atika merona, terlebih ada dua orang penting disekitar mereka

"yaudah, kamu hati2 ya selama aku tinggal, jangan nakal" lanjutnya sambil menoel hidung Atika

"gak usah malu gitu nak tika, selama dalam hal yang wajar seperti tadi kami orang tua Ian maklum kok. Kita juga kan pernah muda" nyonya Diana merangkul calon menantunya sambil terkekeh melihat wajah Atika yang memerah seperti kepiting rebus.

"iya bentar lagi kalian juga kan tunangan secara resmi" papi Ian melanjutkan

Atika mengangkat kepalanya--yang sejak tadi menunduk malu dan mulutnya terbuka karena ketidak percayaan atas apa yang ia dengar barusan

Hahaha
Ian, mami dan papinya serentak tertawa melihat reaksi Atika

"sudah, om dan Ian pamit. Dan om titip calon mami mertua kamu ini yah, kadang dia selalu lupa minum vitamin nya sebelum tidur"

"iya, dan kadang mami juga kalo udah nge-arisan suka lupa waktu, bisa ngerumpi sampe malem" lanjut Ian melirik maminya yang sudah memajukan bibirnya layaknya anak kecil yang merajuk

"mereka bawel yah tik. Tenang ajah, abis dari sini Atika bakal nemanin mami arisan kok, biar ada yang ingetin waktu" mami Ian sambil mengedipkan sebelah matanya kepada suami dan putranya

Kebersamaan keempatnya tidak berlangsung lama karena pesawat yg akan ditumpangi Ian dan papinya akan take off

❤❤❤


Enjoy HIU 😘😚

Hope Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang