pt. 3

2.1K 261 10
                                    

Pulang sekolah hari itu, Rose duluan karena Jisoo harus mulai menyiapkan tugas sebagai perwakilan kelas dengan Jimin dibantu Taehyung-ssaem. Jadi sekarang di kelas 2-2 hanya ada mereka bertiga.

"Jisoo, kamu urutkan biodata ini sesuai absen. Dan Jimin, ketikkan peraturan kelas yang tadi sudah disepakati bersama." atur Taehyung-ssaem.

Jisoo menerima setumpuk kertas yang merupakan biodata pribadi siswa dan selembar kertas absen. Jimin menerima laptop Taehyung-ssaem. Setelah itu Taehyung-ssaem pergi keluar, ia masih ada hal lain yang harus dibereskan di ruang guru.

Suasana hening, hanya terdengar suara keyboard yang diketik oleh Jimin dan suara gesekan kertas yang dibuat oleh Jisoo. Rasanya canggung.

"Bosan." ujar Jimin tiba-tiba.

Jisoo melirik padanya tapi ternyata ia sedang menatap Jisoo.

"Baru kali ini aku hanya berdua dengan seseorang di kelas. Dan orang itu sama sekali tak menanyaiku apapun." ujar Jimin. Entah lega atu kecewa.

"Maaf." jawab Jisoo singkat.

"Serius hanya itu?"

Jisoo tertegun. Apa? Jimin ingin ia mengatakan apa? "Maksudku, ku fikir kau tidak ingin diganggu dan ingin cepat pulang."

Jimim tertawa seakan perkataan Jisoo adalah lelucon. Ia menatap Jisoo sambil berpangku tangan miring. "Namamu Jisoo, kan?" tanyanya.

"Ya." jawab Jisoo.

"Kau menyenangkan sekali." katanya kemudian.

Otomatis Jisoo mengangkat wajah dan menatap Jimin. Jimin tengah menatapnya sejak tadi, membuat Jisoo tak bisa mengalihkan matanya. Ia terkunci oleh mata Jimin.

Menyenangkan? Apaan, disini aku yang berdebar sendirian.

"Yaak! Lanjut bekerja!" seru Taehyung-ssaem yang tiba-tiba datang.

Langsung Jisoo gelagapan karena sadar habis bertatapan dengan Jimin, sampai-sampai kertas-kertas biodata berjatuhan.

"Hm, karena Jisoo sudah tak fokus..." Taehyung-ssaem membantunya memunguti kertas. "...kita lanjutkan besok saja, eoh."

Jimin meregangkan tubuhnya. Ia berbincang ringan dengan Taehyung-ssaem, sementara Jisoo masih mematung. Artinya besok ia harus di sekolah hingga sore dengan Jimin lagi? Ya Lord, sementara jantungku selalu tak baik jika didekatnya??

Taehyung-ssaem hanya mengantar Jisoo dan Jimin sampai gerbang sekolah. Ia masih ada urusan.

Jimin berjalan mendahului Jisoo keluar gerbang sekolah. Meski bagaimanapun orang melihat Jisoo seperti mengikuti Jimin, mereka memang satu arah.

"Ehem!" batuk Jimin. Jisoo terkejut. "Apa kau pulang selarut ini tak akan dicari oleh orang rumah?" tanyanya.

Apa? Jimin bicara padaku? Tapi Jisoo hanya diam terus menunduk sampai matanya melihat sepatu hitan di depan. Jisoo mengangkat wajah dan Jimin berdiri tepat di depannya.

"Aku bertanya padamu loh, Jisoo." katanya.

Gugup. Jisoo mulai menggigit bibir bawahnya, Jisoo kembali menunduk. "Ma..."

Jimin mengangkat dagu Jisoo. "Aku bosan mendengarmu berkata maaf." putusnya.

Mereka bertatapan, debaran jantung Jisoo semakin menghentak keras dadanya. Tiba-tiba bunyi dering ponsel memecah keheningan, rupanya ponsel Jimin berbunyi.

"Iya. Ini aku sudah di jalan pulang." angkatnya. "Memang kau ingin menitip apa?"

Jisoo diam di tempat. Lebih tepatnya ia bingung, harus duluan atau pulang bareng dengan Jimin. Masalahnya sekitar mulai gelap, itu sedikit membuat Jisoo takut.

Siapa yang menelpon Jimin malam begini? Apa adiknya atau kakaknya? Wah, aku jadi penasaran.

"Jisoo, aku akan mampir ke supermarket. Apa kau ingin ikut?" tanya Jimin setelah selesai menelpon.

"Uhm...aku, aku akan pulang duluan saja." jawab Jisoo meski ragu dengan jawabannya.

Jimin berdeham. "Tapi mana bisa aku membiarkanmu pulang sendiri, malam begini." kata Jimin. Ia menutup sebagian wajahnya dengan lengan.

Jimin mengkhawatirkanku? Apa ia malu? "Maksudku, kau kan yeoja dan lagi kau partner ku dan sekarang ini sudah gelap." jelas Jimin kemudian.

Jisoo tertawa geli tanpa sadar. Baru kali ini ia melihat Jimin bicara panjang lebar. "Baiklah." jawab Jisoo setuju.

Mereka pergi ke supermarket di sisi jalan. Sepertinya Jimin sudah tau mau membeli apa, Jisoo memisahkan diri ke tempat minuman. Ia mengambil sekotak susu rasa strawberry.

"Eoh, kau suka susu kotak?" tanya Jimin saat ia melihat Jisoo disana.

Jisoo merasa malu. Disekolah hanya Rose yang tau ia suka susu kotak. Jimin pasti berfikir ia masih anak-anak.

"Jjinjja, kau super pendiam. Adikku juga menyukainya, apa ku belikan saja?" Meski bertanya ia langsung membuka pintu freezer minuman dan mengambil satu kotak yang sama dengan Jisoo.

"Kau...punya adik?" tanya Jisoo saat mereka berjalan menuju halte.

"Ya, dia masih kelas 2 SMP. Barang-barang ini dia yang memintanya tadi saat menelpon." jawab Jimin. "Apa kau memiliki adik juga?"

Jisoo menggeleng. "Aku anak tunggal." jawabnya.

"Tidak pernah memintanya?" tanya Jimin bergurau.

Jisoo coba mengingat. "Pernah. Dulu saat kelas 6 SD, tapi eomma-ku terlalu lemah untuk hamil lagi." Daebak! Meski baru kenal dengan Jimin, ia sampai menceritakan perihal keluarganya.

"Oh, mian." sesal Jimin.

"Gwaenchanha." sahut Jisoo langsung.

"Kalau begitu, Jisoo, kau bisa main ke rumahku. Datanglah, dia anak yang manis jika dengan orang yang baik." Jimin tiba-tiba mengundangnya.

Jisoo terkejut mendengarnya. Tapi langsung mengangguk mengiyakan. This day wah awesome! Di awal hari ditolong Jimin mengenai bus lalu fakta kami sekelas.

Belum selesai kaget Jisoo, Jimin duduk di seblahnya dan sama-sama menjadi perwakilan kelas. Dan sekarang mereka pulang bersama bahkan Jimin mengundangnya untuk main ke rumah dan kenalan dengan adiknya?

Daebak! Apa ini suatu keberuntungan?

.

.

"Aku pulang." seru Jimin sambil membuka sepatu dan berganti memakai sandal rumah.

Seorang yeoja kelas 2 SMP berlari menyambutnya dengan memakai celemek. "Mana pesananku, oppa?" tagihnya langsung.

Jimin menyipitkan mata pada adiknya tapi ia menyerahkan juga plastik belanjaan itu.

Dia adik yeoja Jimin namanya Park Sohyun. "Oppa, kau juga membelikanku susu? Tumben sekali." serunya antara senang dan terkejut.

"Ya. Tadi aku pulang dengan teman sekelas. Dia membelinya jadi kufikir, 'ah Sohyun ku belikan saja'." cerita Jimin.

Wajah Sohyun berubah jahil. "Aah, apa dia seorang yeoja?" godanya.

"Ck! Bocah, sana pergi nanti masakanmu gosong." usir Jimin.

"Huu...kapan oppa akan punya pacar? Percuma saja kau tampan." ledek adiknya itu sebelum pergi ke dapur kembali.

Jimin tersenyum miring. Ia sudah memiliki seseorang di hatinya. Hanya saja, tak ada keberanian cukup untuk mendekatinya.

***

Cukup segini dulu, eoh, udah malem. Author ngantuk, bisa-bisa besok bakal ada panda bangkit lagi :'v

Jangan lupa buat vote ya^^ Have a nice dream readers

Oyasumi

Cr. Ash

For Along Time [JimSoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang