pt. 28

1K 131 24
                                    

Begitu jam pulang sekolah tiba, Jisoo mampir dulu ke ruang guru, ia hanya ingin menyimpan kunci perpustakaan di meja Hyerin-ssaem.

Dan saat ia berada di ruang guru, ruang guru itu benar-benar sunyi, tak ada satupun orang di dalamnya. Meja Hyerin-ssaem berhadapan dengan meja Taehyung-ssaem, melihat meja Taehyung-ssaem yang memang selalu rapih tapi saat ini ia melihatnya seakan benar-benar kosong.

"Meski ssaem hanya seorang pengawal, tapi ssaem sudah termasuk dalam list orang berharga dalam hidupku." gumam Jisoo sambil menatap meja Taehyung-ssaem.

Ia keluar setelah dikagetkan dengan bel otomatis yang memang menyala untuk mengingatkan siswa Seonwol bahwa jam sekolah sudah habis. Biasanya sih, suka dipakai sebagai bel masuk jam pelajaran tambahan atau jam kegiatan klub dimulai.

Saat keluar dari gedung sekolah, menoleh ke arah parkiran berharap disana ada mobil Rose yang biasanya sudah siap bersama supirnya. Tapi betapa terkejutnya Jisoo saat melihat ada siapa di parkiran itu. Jungyeon-oppa.

"Jungyeon-oppa?" panggil Jisoo sambil berjalan ke arah namja yang memakai setelan kerja namun terlihat berantakan itu.

Yang dipanggil menoleh. Hal pertama yang Jisoo lihat adalah rasa cemas yang besar.

"Jisoo-ya!" panggilnya balik bahkan sedikit berlari kecil menghampiri Jisoo.

"Ada apa Jungyeon-oppa ada disini?" tanya Jisoo berusaha keras mengusir jawaban fantasinya.

"Rose, apa dia bersamamu Jisoo-ya?" tanyanya, meski sepertinya ia sudah tau persis apa jawaban Jisoo.

Jisoo menggeleng. Cemas. "Sejak kemarin Rose tidak sekolah." lanjutnya.

Jungyeon-oppa lalu mengusap rambutnya yang sudah berantakan itu seperti tertekan. "Sialan!" Ia mengepalkan tangannya di depan muka.

"Waeyeo, oppa? Rose ada di rumahkan?" tanya Jisoo benar-benar cemas mengetahui jawabannya.

"Jadi dia tak sekolah sejak kemarin? Itu artinya ia tak bersamamu saat ini. Arrghh, jadi benar, ia berangkat pakai kendaraan umum sendirian." gumam Jungyeon-oppa.

"Jungyeon-oppa, katakan apa yang terjadi pada Rose!" tanpa sadar Jisoo berkata dengan nada tinggi.

"Rose menghilang." Jisoo shock sesaat. "Mungkin diculik. Sudah kubilang, ini akan terjadi ceoat atau lambat. Semalam ia tak ada di kamarnya ku fikir ia menginap di rumahmu, karena aku terlalu lekah aku tak sempa menghubunginya dulu. Nyatanya, pagi ini pengurus rumah laporan padaku."

Jisoo terdiam di tempat. Ia tau, bahkan hingga sampai sekarang pun Jungyeon-oppa pasti masih tak rela Rose berteman dengannya.

"Oppa." panggil Jisoo tegas. Jungyeon-oppa menatapnya balas. "Dengar, aku tak tau dimana Rose tapi aku akan berusaha untuk menyelamatkannya."

Jungyeon-oppa terdiam, Jisoo juga tak tau harus bicara apa lagi karena jelas ini semua terjadi karenanya.

Kemudian Jungyeon-oppa menengadahkan tangannya. "Ponselmu."

Jisoo mematuhinya tanpa pikir panjang menyerahkan ponselnya. Terlihat Jungyeon-oppa mengetik sesuatu, kemudian ia menyerahkannya kembali.

"Hubungi aku jika Rose datang ke tempatmu. Bukan seperti dugaanku kalau ia diculik. Arraseo?"

"Hm,,arraeseo." angguk Jisoo.

.

.

.

.

.

Saat Jisoo sampai di rumah, tentu saja seperti biasa orangtuanya belum pulang dari tempat kerja mereka. Sampai di kamar setelah menyimpan tas dan melepas sepatu, Jisoo melempar diri ke atas kasur.

For Along Time [JimSoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang