Maaf baru update lagi gais
Dari kmarin jelek sinyal mulu
Ini jg baru sempet ganti kartu ae
Enjoyed ya...
Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan^^.
.
.
.
.
Hujan sedang mengguyur kota Paris hari itu, sudah berlangsung selama seminggu tiada hari tanpa hujan. Jalan-jalan di kota Paris banyak tudung-tudung bergerak jika dilihat dari langit. Itu adalah payung. Ada yang beragam motif, gambar dan warna tapi ada juga yang tanpa warna bertulis 'without you I feel so lonely'.Pemilik payung transparan bertulis 'without you I feel so lonely' adalah seorang yeoja dengan rambut hitamnya yang panjang terurai, memakai pakaian kerjanya yang hanya celana bahan dan kemeja manis. Flatshoes hitam alas kakinya.
Ia berjalan cepat ke salahsatu toko sedang tutup yang memiliki space untuk berteduh. Disana sudah ada seorang namja yang sepertinya juga sedang meneduh dari guyuran hujan saat itu.
Jisoo. Ia kini sudah bekerja di cabang perusahaan kedua orangtuanya yang ada di kota Paris, Own It, yang mengurus bidang fashion. Tetapi ia tidak full bekerja karena masih harus kuliah jurusan desaign, karena kuliah pertamanya ia mengambil jurusan bisnis.
Jisoo menutup payung kesayangannya itu. Ia meniup tangannya bergantian dan menempelkannya di pipi. Tidak ada pengaruhnya tapi itu lebih baik daripada hanya berdiri mematung.
Trotoar yang terguyur air hujan dan mulai merembes menguarkan bau yang khas di penciuman. Jisoo menyukai wanginya yang menenangkan.
"La pluie semblait ne jamais s'arrêter? (Hujannya seakan tak pernah berhenti saja ya)." tanya namja di sebelah Jisoo tiba-tiba.
"Oui. Comme pour piéger quelqu'un dans sa région. (Ya. Seakan mau menjebak siapapun di wilayahnya)." sahut Jisoo lalu tertawa.
"Êtes-vous sur la route? (Apa kau sedang dalam perjalanan)." tanya namja itu lagi kembali dengan bahasa France yang lancar.
Jisoo berfikir. Apa benar namja ini bertanya padanya? Tapi yah, pada siapa lagi tak ada siapapun disana selain mereka berdua. "Oui, retour. Votre propre?(Ya. Perjalanan pulang. Anda sendiri)."
"Hm...un voyage à la recherche de quelqu'un qui ne s'est pas rencontré depuis longtemps (Hm...perjalanan mencari seseorang yang sudah lama tidak bertemu)." jawabnya.
Sebuah jawaban yang manis jika di dengar oleh orang yang dimaksud karena Jisoo sendiri sebagai seorang yeoja juga tersentuh akan kata-katanya.
Tiba-tiba suara dering telpon memecah suasana, bukan ponsel Jisoo yang berbunyi karena namja itu langsung merogoh ke dalam jasnya mengeluarkan ponsel miliknya.
"Oui? (Ya)."
"Ah, je suis coincé sous la pluie... Hm, pas besoin je vais attendre que ça meure ... Vraiment? Eh bien... Non, pas trop loin d'oú je suis... (Ah, saya terjebak hujan... Hm, tidak perlu, saya akan menunggunya reda... Benarkah? Baiklah... Tidak, tidak terlalu jauh dari tempat saya...)."
Jisoo diam bukan untuk maksud mendengar pembicaraan namja itu tapi memang kedengarannya namja itu akan pergi padahal hujan masih turun dengan derasnya.
"Merci. (Terimakasih)." Lewat lirikan saja Jisoo sudah bisa menebak namja disebelahnya sudah menutup panggilan tersebut.
"Merci de m'accompagner pendant un moment (Terimakasih sudah menemaniku mengobrol meski sebentar)." ucap namja itu.
Tepat saat namja itu berancang-ancang akan menerobos hujan, Jisoo tanpa sadar menyerahkan payungnya tanpa menoleh ke arah namja itu.
"Portez-le (Pakailah)."
"Et toi... (Tapi anda...)."
"Pas de problème Je suis sur le chemin du retour, tu te souviens? Je peux attendre que cette pluie se calme. Alors que vous semblez très important d'yaller, ne pouvez-vous venir avec des vêtements mouillès? (Tidak masalah. Aku dalam perjalanan pulang, ingat? Aku bisa menunggu hujan ini reda. Sementara anda terlihat penting sekali untuk pergi, tak mungkin kan anda datang dengan pakaian basah)."
Selang beberapa detik. Namja itu menerima payung yang Jisoo sodorkan. Jisoo bersyukur akan hal itu, meski mereka tak saling kenal Jisoo lebih tak bisa tega untuk melihatnya kebasahan padahal ia bisa meminjamkannya payung.
"Alors, comment puis-je vous le rendre? (Lalu bagaimana aku mengembalikannya padamu)." tanya namja itu lagi.
Jisoo tertawa kecil. Lucu saja mendengar pertanyaan itu. "Si vous voulez vraiment le retourner, retournez-le quand nous nous reverrons (Kalau kau memang ingin mengembalikannya, kembalikan saat kita bertemu lagi)."
"Sûr (Tentu)."
Tapi bukannya segera pergi namja itu justru tiba-tiba sekali menyerahkan jas tepat di depan muka Jisoo.
"Portez-le. Tu as l'air froid (Pakailah. Kau sepertinya kedinginan)."
Jisoo menerimanya tanpa banyak bicara.
"Renvoyez-le quand nous nous reverrons plus tard (Kembalikan saat kita bertemu lagi nanti)."
Kemudian namja itu membuka payung transparan milik Jisoo dan mulai melangkah keluar dari teduhan sambil menjadikan payung itu teduhan selanjutnya.
Jisoo memandang tampak belakang namja itu. Ia tertegun lalu mengerjapkan matanya beberapa kali. Benarkah penglihatannya ini?
Tiba-tiba Jisoo menyadari jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Ia mengenalnya, ia mengenal punggung itu. Punggung yang selalu ia tatap dari jauh. Punggung yang selalu Jisoo kagumi dari jauh. Punggung yang selalu ada di pikirannya!
Jisoo menelan ludahnya kasar. Ia mengusir fikirannya. Tidak, tidak mungkin namja tadi adalah dia!
Jisoo menghembuskan nafasnya memperlihatkan uap lembut di depan wajahnya.
Tenanglah.Mungkin saja namja tadi bukanlah seseorang yang terfikirkan oleh Jisoo. Iamenatap jas namja itu. Akan ia buktikan, saat kami bertemu lagi nanti.

KAMU SEDANG MEMBACA
For Along Time [JimSoo]
Fanfiction'Kurasa memang lebih baik dulu saat aku hanya melihatmu dari jauh...' Jisoo yang merahasiakan identitas keluarganya dan harus melihat orang-orang yang disayanginya kembali terlibat masalah bersamanya... Apa yang harus ia lakukan? Disaat ia berfikir...