Dengan keadaan sudah siap mengenakan seragam Seonwol, Jisoo berdiri di depan cermin. Ia menepuk pipi dan menekannya beberapa lama. Hari ini Jisoo berniat untuk menyapa Jimin duluan.
"Aku berangkat!" seru Jisoo lalu menutup pintu gerbang rumahnya.
Dari jauh Jisoo sudah bisa melihat Jimin di halte. Menyebrang dan langkah Jisoo semakin mendekat pada halte. Debar jantungnya meningkat drastis, ia tak pernah segugup ini dengan Jimin. Keadaan halte cukup ramai pagi itu.
"Jimin."
Jimin tak menyahut sama sekali, ia sedang memakai earphone di telinganya. Setelah berusaha memanggil justru gagal, aish.
Jadi Jisoo menunduk ke arah Jimin. "Ji..." Belum selesai Jisoo memanggil, Jimin mengangkat wajahnya.
Kini wajah Jimin terlihat 2x lebih dekat dan matanya langsung menangkap mata Jisoo. Mereka berdua diam membeku. Sampai akhirnya Jimin mengerjapkan matanya membuat Jisoo ajaib bisa kembali bergerak.
Jisoo kembali berdiri normal. Jimin melepas eaephone-nya kemudian berdiri di sebelah Jisoo yang melihat kemana saja asal bukan kepadanya.
"Annyeong, Jisoo." sapanya seakan meledek. Seperti tau tadi Jisoo hendak menyapanya namun gagal.
"Annyeong." balas Jisoo singkat dan pelan. Menyebalkan sekali, padahal ia sudah berniat menyapanya duluan tapi gagal, malah ada adegan tatapan lagi!
Jimin berdeham menahan tawanya. "Mulai besok aku tidak akan menunggu sambil memakai earphone lagi. Jadi itu memudahkanmu bukan?"
Dalam hati Jisoo tersenyum senang. "Aku hanya ingin menyapamu saja. Kau tak perlu mengubah kebiasaan yang kau sukai." balas Jisoo.
"Anniyeo. No problem with that." sahut Jimin sok keren.
"Kalau begitu aku harus menyapamu setiap pagi, eoh."
Jimin tertawa geli. "Thats right!"
Bus menuju Seonwol tiba di halte, Jisoo naik terlebih dahulu. Setelah menscan kartunya, Jisoo sadar ia di tatap banyak mata murid Seonwol yang naik bus itu juga. Jadi tanpa fikir lagi Jisoo duduk di kursi depan kosong.
Tak lama Jimin naik setelah mempersilahkan orang lain naik dahulu. Dan tanpa ragu, ia mengambil duduk di kursi kosong sebelah Jisoo.
Jisoo menatapnya bingung tapi Jimin hanya melempar senyum.
Hal yang sama terjadi saat mereka turun dari bus. Jimin terus menyamakan langkah dengan langkah Jisoo yang kecil dan lambat. Maksudnya, kemarin memang mereka juga berangkat bareng tapi Jimin dihadang teman-temannya. Apa ia berniat datang ke kelas bersamaku?
"Jimin-sshi." kata Jisoo berhenti berjalan.
Mereka sudah memasuki kawasan depan Seonwol dan Jisoo merasa risih menjadi tontonan. Jimin menunggunya bicara. Tapi belum Jisoo membuka mulut, Jimin sudah di hampiri banyak yeoja.
Jisoo mengambil kesempatan itu untuk pergi dari sana. Mianhae, Jimin.
.
.
.
.
Begitu sampai di kelas, Jisoo kira sudah bisa bernafas lega tapi ternyata tatapan penasaran teman sekelasnya lebih mengusik. Rose belum datang jadi tak ada yang bisa mengalihkan rasa cemasnya mendadak.
Jisoo langsung berjalan cepat ke mejanya. "Jisoo, aku ingin bertanya sesuatu padamu." tanya orang yang duduk di sebelah kanannya.
"Eoh, tanya saja." Setelah Jisoo menjawab seperti itu, seketika mejanya jadi di kelilingi.
"Apa kau berpacaran dengan Jimin?"
"Benarkah itu?"
"Ayo akui saja."
"Tak biasanya Jimin masuk gerbang sekolah dengan seorang siswi Seonwol."
"Apa kalian menyembunyikan hubungan kalian?"
"Cepat jawab!" seru sebuah suara tinggi diantara celetukan teman sekelas yang lain.
Bukan cuman Jisoo yang kaget tapi teman-teman kelasnya juga terlihat kaget. Mereka membuka jalan untuk orang itu, Seulgi. Pagi begini raut mukanya sudah terlihat kesal saja.
Seulgi berdiri di depan meja Jisoo dengan salahsatu tangannya berada di atas meja dan mata yang berkilat marah. Anak-anak kelas itu memilih membuat semacam lingkaran yang mana ditengahnya ada Seulgi yang berdiri dan Jisoo yang duduk.
"Cepat katakan, apa kau berpacaran dengan Jimin?" Seulgi mengatakannya dengan begitu berapi-api.
"Kenapa aku harus menjawabnya?" tanya Jisoo balik. Payah. Kalau tak ada Rose, Jisoo kurang bisa mengontrol emosinya.
Seulgi mendengus kasar. "Lu fikir lu tuh siapa? Tinggal jawab, apa sesusah itu?" sentak Seulgi kembali.
Please. Pagi hari begini Jisoo tak ingin merusaknya dengan berdebat tak berguna dengan orang seperti Seulgi. Kenapa sih tahun ini harus satu kelas segala?
"Cih! Lu gak bisa ngomong apa?!"
"Eh, eh, eh. Itu ada apa?" Sebuah suara berat yang dikenal telinga Jisoo memecah suasana tegang kelas 2-2.
Taehyung-ssaem terlihat berdiri di depan kelas dengan wajah tak senang. Seingat Jisoo tak ada jadwal pelajarannya hari ini, untuk apa datang sebelum bel berbunyi? Murid kelas yang sebelumnya mengerubungi meja Jisoo satu persatu pergi. Tapi Seulgi masih di tempatnya.
"Hari ini teman kalian Park Rose sakit membuatnya tak bisa menghadiri sekolah hari ini." umum Taehyung-ssaem. "Jadi, untuk perwakilan kelas pulang sekolah nanti ada yang mengantarkan salinan catatan pelajaran hari ini padanya."
Inilah tugas yang membuat banyak murid tak ingin jadi perwakilan. Mereka tak suka jika harus meluangkan waktu pulang sekolah untuk kebaikan bersama. Tapi berbeda dengan Jisoo, ia senang jika seseorang mengandalkannya.
"Baik, ssaem." patuh Jisoo.
"Lho, kok ada ssaem? Memangnya sudah masuk jam pelajaran ya?" tanya sebuah suara dari arah pintu.
Jimin berdiri disana dengan wajah bingung. Taehyung-ssaem tertawa, ia menyuruh Jimin untuk masuk.
"Mau kita apakan perwakilan kelas yang datang telat ini?" seru Taehyung-ssaem di depan kelas.
Jisoo dan anak kelas 2-2 yang lain menahan tawa mereka. Taehyung-ssaem acting mode on. Kasihan sih Jisoo melihat Jimin dikerjain di depan kelas tapi hal ini cukup menyenangkan juga.
"Kau selamat kali ini." bisik Seulgi sesaat sebelum ia kembali ke kursinya di depan.
Jisoo menatap punggung Seulgi. Terkadang ia merasa heran pada Seulgi. Jelas, Jisoo tau alasan kenapa dia bersikap dingin padanya dan Rose, terutama padanya. Tapi kok bisa ya Seulgi kuat memahan kebenciannya cukup lama?
"Sudahlah. Kali ini, kasihan Jimin. Kau boleh duduk." kata Taehyung-ssaem.
Jimin duduk di kursinya, di sebelah Jisoo. Mereka sempat saling melempar senyum. Kali ini kebencian Seulgi padanya akan bertambah, firasat Jisoo yang mengatakan pada pemilik suara hati.
Taehyung-ssaem keluar bertepatan dengan bel masuk berbunyi.
***
Heyho!
Akhirnya kesampaian juga lanjutin For Along Time 😁 ada readers yang kangen gak sama authornya??
Hehe, gak becanda doang
Previewnya segini dulu ya, lagi gak semangat eung, sampe ketemu lagi yeoreobeon
Ingat tinggalkan bintang dan coment oke^^
Annyeong!
Cr. Ash
KAMU SEDANG MEMBACA
For Along Time [JimSoo]
Fanfiction'Kurasa memang lebih baik dulu saat aku hanya melihatmu dari jauh...' Jisoo yang merahasiakan identitas keluarganya dan harus melihat orang-orang yang disayanginya kembali terlibat masalah bersamanya... Apa yang harus ia lakukan? Disaat ia berfikir...