Jisoo yang berdiri di depannya langsung berbalik membelakangi. Dengan jelas Jimin bisa melihat cetakan bra yang dipakai Jisoo, biru langit. Tanpa sadar pipinya jadi panas karena malu melihatnya.
"Mi..mian. Tapi...bisa kau pergi?" kata Jisoo.
Hah? Apa Jisoo sudah gila? Mana mungkin dengan teganya Jimin meninggalkannya. "Jasmu kemana?" tanya Jimin mengalihkan pandangannya tak berani melihat pandangan di depannya.
"Ehe, jauh lebih basah dari bajuku." jawab Jisoo malu-malu.
Jimin melepas jas sekolahnya dan menyampirkan ke Jisoo dari belakang. "Pakai saja punyaku. Nanti kau bisa kedinginan." katanya.
Jisoo langsung memakainya dan mengancingkannya tanpa berbalik menghadap Jimin. Setelah selesai barulah Jisoo berbalik, ia menutup sebagian wajahnya dengan tasnya.
"Geomaweo." kata Jisoo.
Jimin membeku. Kata itu. Mendengarnya membuat Jimin tertawa salting. "Kapan giliranku yang harus berterimakasih padamu?" gumam Jimin.
"Hah?" sahut Jisoo meminta pengulangan.
"Aniya. Ayo pulang, kalau kau tak segera pulang bisa-bisa kau kedinginan dan demam." Jimin langsung menarik tangan kanan Jisoo.
"Heol, Jisoo-ah, Jimin-ah." Taehyung-ssaem melihat dua murid asuhnya di lorong sekolahan. "Kalian baru pulang?"
Jimin dengan cepat melepas tangan Jisoo. "Geureomnida, ssaem." jawab Jimin.
"Hm...Jisoo-ah, kau ingin ssaem antar pulang atau pulang sendiri?" tanya Taehyung-ssaem.
Jimin melirik pada Jisoo yang berdiri di sebelahnya. Ia terlihat gugup. "Anniyeo, ssaem. Aku akan pulang dengan bus saja." tolak Jisoo.
"Ah geurae. Tapi kenapa jasmu terlihat lebih besar dari biasanya?" tanya Taehyung-ssaem.
"Ah, ssaem. Ku rasa aku harus segera pulang, adikku bisa mencari-cariku." sela Jimin.
"Eoh, tentu. Hati-hati dijalan." kata Taehyung-ssaem.
Jimin melangkah pergi. Sejak tadi ia merasa tak nyaman dengan perlakuan Taehyung-ssaem pada Jisoo. Tiba-tiba Jimin jadi teringat dengan obrolannya dengan Taehyung-ssaem di ruang berkas saat mengcopy tadi.
"Jimin-ah, gidaryeo!" Mendengar Jisoo memanggil membuat Jimin berhenti berjalan cepat.
"Kau jahat sekali meninggalkanku." kata Jisoo merajuk.
"A, uhm. Mian...ku fikir Taehyung-ssaem masih akan mengobrol denganmu." kilah Jimin. Anehnya ia merasa seperti berbohong.
"Aniya. Jangan menganggap serius ucapan ssaem tadi, ia hanya sering meledekku seperti itu." kata Jisoo.
Mereka kembali berjalan bersisian. "Ah ya, jasmu ini akan ku cuci. Besok pasti sudah selesai." kata Jisoo.
"Tapi aku tak melihatnya kalau itu hanya sekadar candaan saja." ujar Jimin.
Jisoo menoleh. Jimin baru menyadarinya. "Ah iya. Kenapa bajumu bisa basah seperti itu? Memangnya saat kau membuang sampah tiba-tiba hujan turun?" alih Jimin.
"Bisa dibilang begitu." kata Jisoo disambung dengan tertawanya.
Fuh, untunglah Jisoo tak menanyainya. Jimin sendiri jadi bingung.
.
.
.
.
.
Sampai di rumah hari itu, Jimin sama sekali tak mengucapkan apapun ia hanya langsung pergi ke kamarnya dan merebah di atas kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Along Time [JimSoo]
Fanfiction'Kurasa memang lebih baik dulu saat aku hanya melihatmu dari jauh...' Jisoo yang merahasiakan identitas keluarganya dan harus melihat orang-orang yang disayanginya kembali terlibat masalah bersamanya... Apa yang harus ia lakukan? Disaat ia berfikir...