pt. 32

1K 140 34
                                    

"Oppa!! Geumanhae!!" teriak Sohyun melihat apa yang akan oppa-nya lakukan.

"Andwae, Jimin-ah! Don't be stupid, he have a knife!" teriak Jisoo tanpa sadar memakai bahasa Inggris.

Jimin menoleh kecil. Ia melempar eye smilenya, persis seperti biasa ia lakukan. "Tenanglah. Aku hanya akan membuatnya diam saja."

Jimin kembali menatap lawannya. "Taehyung-ssaem, kalau kau memang pengawalnya, kenapa tidak bilang sejak awal saja? Cih! Membuatku salah paham saja!"

Langsung setelah berkata seperti itu Jimin mulai menyerang si pengawal sebagai lawannya. Lawannya itu langsung menggunakan pisau dapur, senjata terakhir yang tersisa, ia menyabet angin karena gerakannya asal.

Jisoo melihat hal itu. Jimin sedang bertarung saat ini, karena dirinya lah yang membawa masalah ini. Ia sudah tak peduli dengan moncong pistol yang saat ini menempel di tubuhnya. Ia hanya khwatir pada Jimin.

Kumohon, Jimin, please, kau boleh membenciku tapi kau tak boleh terluka dalam perkelahian ini...doa hati Jisoo.

"Wah, ternyata aku terlalu meremehkan namjachingu mu Jisoo-ya." bisik paman Hajoon dari belakang meski dengan nada sombong.

Jisoo tak mendengarkan, ia hanya fokus melihat setiap gerakan Jimin mengelak dan serangan dari lawannya. Taehyung-ssaem jelas tak bisa ikut campur ia harus menjaga dua yeoja di ruangan itu, Rose dan Sohyun.

Jimin mencoba untuk fokus, ia sejak tadi mengelak dan sedikit memberi serangan. Taktiknya ia hanya ingin membuat pengawal yang pengecut mentalnya itu untuk capek baru setelah itu Jimin akan menindaknya.

Lawannya menendang dari arah kiri dan Jimin menahan dengan tangannya ia balas menendang lehernya. Lalu mendorong dengan kaki yang satu lagi dengan berputar ke ulu hatinya.

"Aghh!" rintih si pengawal terdorong, ia memegangi dadanya. "Sialan!"

Si pengawal itu menghunus pisaunya, Jimin menangkis tangannya lalu memberikan pukulan mentah dari samping. Tapi pengawal itu kembali menghunus pisau ke arah Jimin dan sekali lagi Jimin mengelak, ia bahkan memelintir tangan lawannya.

"A-a-auuwww. Geumanhae!" rintih si pengawal, dengan sendirinya ia melepas pisau dapur itu. Begitu terjauh ke lantai Jimin menendangnya asal. Ia lalu menjatuhu si pengawal dengan sedikit kasar.

"Oppa!" teriak Sohyun lega melihat oppanya berhasil mengalahkan si penjahat.

Jimin berjalan tenang ke arah Sohyun. Ia tak menyadari di bawahnya si pengawal masih berusaha, ia mencoba mencari pisau. Tak ada yang menyadari pergerakan diam-diam pengawal itu.

"Wah, sekarang sepertinya kalian memiliki keberanian untuk melawanku?"

Paman Hajoon menguatkan lengan yang menawan Jisoo di leher, cukup untuk membuat Jisoo kembali menyadari posisinya. Paman Hajoon memainkan pistolnya di depan muka semua orang lalu ia menempelkan moncongnya kali ini di pelipis Jisoo.

Rose dan Sohyun langsung menutup mulut mereka sendiri melihat hal itu. Taehyung-ssaem menatap mengincar mencari waktu yang tepat untuk menyerang dan Jimin ia hanya memasang wajah datarnya seperti pertama kali Jisoo melihatnya.

Paman Hajoon terkekeh puas melihat keterkejutan semua orang atas keberaniannya. "Eotteokhae? Ternyata aku berani menaruh pistolku di kepalanya? Eoh? Eoh? Eoh?" tantangnya.

Semua terdiam.

"Baiklah. Semuanya, selamat malam. Pulanglah dengan selamat ke rumah kalian

.

.

.

.

.

For Along Time [JimSoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang