bonus pt. 5

1.2K 152 3
                                    

Sama seperti setiap harinya, setiap paginya, Jisoo menggeliat karena merasa sudah waktunya dirinya bangun tidur, dan kembali ke rutinitasnya yaitu kuliah dan kerja.

Jisoo membuka mata sambil merentangkan tangannya ke atas. Sinar matahari menelusup dari tirai jendela yang tipis-tipis. Ah, apakah ia kesiangan? Sepertinya iya, ah untunglah pekerjaannya sudah ia selesaikan semalam suntuk dan ia mungkin hanya mengejar ketinggalannya di perpus kampus nanti.

Jisoo bangun, ia terduduk masih diatas kasur. Perlahan matanya membuka pasti, ia merasa ada yang berbeda dengan kamarnya. Rasanya...asing...seperti, bukan...kamarnya? Bingung dengan pemikirannya, Jisoo menoleh, ia mendapati ranselnya ada di meja desk sebelah kasur.

"Hm?" Rasanya Jisoo tak ingat ia menaruh tas itu disana. Justru ia tak ingat ia menyimpannya dengan baik.

Ingatannya soal semalam kembali. Ah majja! Semalam Jimin menemuinya, tapi ia sudah memesan taksi sebelumnya. Lalu...aku membayar taksi itu dan pulang bersamanya? Ho-ho, impossible, dan aku naik ke mobilnya. Setelah itu...

Jisoo berusaha mengingat-ingat tapi ia gagal. Tiba-tiba Jisoo terkejut sendiri, saking shocknya ia sampai menutup mulutnya agar tidak berteriak. Semalam ia benar-benar pulang dengan Jimin dan sepertinya ia ketiduran, lalu dimana ia sekarang???

Jisoo mengitari pandangannya. Ini-jelas-bukan-kamarnya! Jangan bilang ini adalah kamar Jimin?! Jisoo sigap langsung turun dari kasurnya, bajunya, masih sama dan dalam keadaan utuh. Saat ia melihat ke bawah sepatunya ada disana, tersimpan rapih.

Jisoo memakai ranselnya juga meraih tas jinjingnya. Ia menoleh ke arah kaca jendela besar yang memperlihatkan bahwa itu memang di gedung apartemennya tinggal, tapi ini benar-benar bukan kamarnya. Jisoo lalu mengambil sepatunya juga, ia tetap harus menghargai rumah orang.

Pelan-pelan, Jisoo membuka pintu kamar. Ia mengecek situasi, tak ada siapapun sejauh mata melihat. Ia keluar dan menutupnya secara perlahan.

Untuk mencapai pintu keluar, Jisoo harus melewati ruang tengah dahulu. Betapa terkejutnya ia melihat seseorang terkapar diatas sofa, untunglah ia tak menjerit.

Jimin? Ia tidur di sofa? Hanya dengan sebuah bantal dan selimut cadangan? Jinjja? Membiarkan Jisoo tidur di kasur sebesar itu? Rasa kagetnya mereda, berganti dengan pemikiran lain.

Kemudian Jisoo berjingkat perlahan ke pintu depan, ia menaruh sepatu dan tas jinjingnya disana. Saat berdiri mata Jisoo menangkap sesuatu yang menarik perhatiannya. Sebuah payung yang tersimpan di tempat payung, ia merasa kenal dengan payung tersebut.

Saat Jisoo menariknya dan membukanya perlahan, betapa terkejutnya ia. Itu terlihat persis seperti miliknya, tapi ada satu tanda yang membuktikan itu benar-benar miliknya. Sebuah tulisan susah payah dengan spidol. Ya, itu benar-benar ada disana, tanda kepemilikan Jisoo.

Jangan bilang bahwa namja hari itu adalah Jimin! Tapi Jisoo menaruhnya kembali. Ia beranjak pergi ke ruangan dimana Jimin tertidur.

Namja ini, datang dengan tiba-tiba, memenuhi fikirannya seharian, menjemputnya meski di tengah malam, sekarang merelakan untuk tidur di sofa karenanya. Jisoo menepuk jidatnya ia tertawa geli dengan bayangannya sendiri, Jimin menggendongnya ke kamar ini. Pasti aslinya Jimin merasa ilfeel karena Jisoo berat.

Baiklah...

.

.

.

.

.

Jimin terbangun dari tidurnya. Ia langsung terduduk di sofa tempat tidurnya tadi malam. Kesadarannya langsung mengumpul. Ia langsung menoleh ke arah pintu kamar, apa Jisoo masih tertidur di kamarnya?

For Along Time [JimSoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang