Jisoo masih tak mempercayai dirinya ada dimana. Ia mencoba menyingkirkan fikiran negativnya. Ponsel dan dompetnya sejak tadi tergeletak di meja, mudah untuknya menelpon dan meminta bantuan. Tapi itu tak ia lakukan, ia punya beberapa alasan sendiri.
Tapi sekarang Jisoo ingin keluar dari ruangan itu, ia berulang kali memutar handle pintu, mendorong pintu tidak juga terbuka. Lampu di ruangan itu sudah menyala otomatis dan pemandangan diluar jendela kaca nan besar itu menampakkan suasana malam kota Seoul. Ia ingin pergi mandi.
Ia sudah terkurung selama dua jam di ruangan itu dengan suntuk dan memikirkan banyak kemungkinan yang akan terjadi. Tapi sekarang Jisoo merasa gerah sekalipun ruangan itu memakai AC, ia ingin pergi mandi.
Menyerah untuk membuka pintu keluar ruangan. Jisoo berjalan-jalan kembali di sekitar ruangan. Heol. Ia baru menyadari ada pintu lainnya. Cepat-cepat Jisoo membukanya, ia tidak berharap di balik pintu adalah tumpukan harta tapi ia berharap semoga ada kamar mandi di balik pintu.
"Haaaa, akhinya." lega Jisoo saat tebakannya benar.
Tanpa ragu lagi Jisoo menapaki kakinya melangkah masuk. Ia sudah berniat akan mandi, karena itulah sekarang Jisoo mulai membuka-buka lemari di sana. Hanya berharap menemukan handuk dan ia mendapatkannya.
Jisoo segera melepas satu persatu bajunya dan menyimpannya dengan rapih di dalam salahsatu pintu lemari. Ia berganti memakai handuknya dan membawa handuk yang lain. Ia mengikat rambutnya asal dengan rambutnya dililit sebagai ikat rambut.
Air hangat membasahi dirinya secara perlahan menembus handuk yang Jisoo pakai. Ia mandi memakai handuk hanya berjaga-jaga takut saat ini si pelaku atau pengawalnya mengawasi dirinya lewat CCTV. Tak ada yang tau, mungkin saja kamar mandi itu juga ada CCTVnya.
Badannya terasa lebih fresh. Jisoo mematikan showernya dan pergi dari sana, ia pergi kembali ke lorong dimana lemari bjau berada. Disana, ia mengeringkan tubuhnya dulu baru kembali memakai pakaiannya.
"This is better than before." gumam Jisoo.
.
.
.
.
.
Kediaman keluarga Kim tampak tenang, selalu, jika dilihat dari luar. Tapi di dalam, terlihat nyonya Kim yang sudah lemas yang mungkin kapan saja bisa pingsan di tempat. Dan tuan Kim yang sibuk dengan telponnya.
"Ya...ya... Tolong urus hal itu ketua... Anniyeo saya tidak bisa tenang sebelum anda memberi laporan... Ya, ya, ya... Baiklah saya tutup."
Menutup panggilan pertama, tuan Kim kembali mendekatkan ponselnya ke telinganya.
"Ya ini saya... Ada masalah besar... Saya rasa anda bisa membantu saya..."
Begitulah tuan Kim sedang berusaha menelpon koneksinya yang kemungkinan bisa membantunya menolong Jisoo. Ya, tuan Kim memperkirakan dimana Jisoo. Ia hanya butuh pelacak untuk memastikannya, hanya saja alat itu ada di Taehyung.
Sejak mendengar laporan Kyungmin-shi tuan Kim cepat-cepat menghubungi kantor keamanan dimana Taejin bekerja dan dimana dulu Taehyung bekerja.
Tuan Kim tidak tau ada hubungan apa Taehyung dengan perusahaan keamanan tempat sebelumnya ia bekerja. Yang jelas Taehyung sudah sepenuhnya bekerja untuknya. Tapi tuan Kim mendengar bahwa Taehyung meminta bantuan, sebagai janji yang ia tagih pada ketua perusahaan itu.
"Putriku, apa kau baik-baik saja saat ini?" gumam tuan Kim.
Kejadian kali ini benar-benar membuat amarah tuan Kim memuncak sebenarnya, beraninya si pelaku bermain-main menggunakan putrinya. Tuan Kim benar-benar akan mendepaknya habis setelah Jisoo selamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Along Time [JimSoo]
Fanfiction'Kurasa memang lebih baik dulu saat aku hanya melihatmu dari jauh...' Jisoo yang merahasiakan identitas keluarganya dan harus melihat orang-orang yang disayanginya kembali terlibat masalah bersamanya... Apa yang harus ia lakukan? Disaat ia berfikir...