*Preparation Day*Dua pasangan tampak duduk bersebelahan di depan meja lebar yang mana berserakan macam-macam kertas undangan. Mereka tampak serius dan terlihat bahagia.
"Ini semua hanya contoh saja untuk kartu undangan, tetapi jika kalian memiliki design atau ingin membuat design yang baru kami bisa membuatnya." jelas wanita akhir umur 30-an dengan senyumnya.
"Kamu mau yang mana, Soo-ya?" suara berat dan sexy dari namja yang memiliki bibir penuh bertanya pada yeoja cantik di sebelahnya.
"Eumm...yang beda dari yang ada disini." jawab yeoja itu, Kim Jisoo.
Jimin melipat kedua tangannya diatas meja itu dan menatap Jisoo tanpa berkedip, yeojachingunya-tunangannya-calon istrinya ini memang sangat cantik setiap saat. Jimin bahkan yakin tak akan bosan hanya menatapnya seharian.
"Jimin..." Jisoo menyadari bahwa ia ditatap tanpa lepas, tangannya bergerak menutupi wajah Jimin. "Serius dong."
Yeoja pemilik WO (Wedding Organizer) tersenyum mengerti dan memilih untuk pergi dari sana.
Jimin menyingkirkan tangan Jisoo dan menempelkannya ke pipinya, membuat Jisoo menoleh dengan ekspresi sebal tapi Jimin hanya terus tersenyum jelas eye smilenya juga ia keluarkan.
"Jim, pernikahan tuh cuman sekali sehidup harus spesial dong, serius dulu sekarang." rajuk Jisoo.
"Siapa bilang aku gak serius, by?" Jimin masih menggoda Jisoo.
"Park Jimin..." Kali ini alisnya Jisoo ikut memberengut.
Jimin tertawa puas berhasil menggoda Jisoo. "Arraseo, arraseo."
Jisoo kembali fokus memilah undangan yang ada. Ia ingin design yang simple tapi anggun-manis dan tidak terlalu terkesan mewah. Ia tak ingin asal pilih saja.
Beda dengan Jimin, sepertinya ia belum puas menggodai Jisoo.
"Jadi, by kau mau warna apa dulu baru nanti kita bisa pilih design yang cocok." ujar Jimin, tangannya diam-diam melingkar ke sandaran kursi belakang Jisoo ia mendekatkan tubuhnya ke lengan Jisoo.
"Ungu-putih." jawab Jisoo.
Jimin smirk manis, sepertinya Jisoo tidak peka. "Ah geurae? Lalu kauingin design yang bagaimana?"
Jisoo senang, akhirnya Jimin bisa serius juga. Ia tersenyum. "Uum...yang ini cantik tapi aku juga suka yang ini." Jisoo menunjukan dua kartu yang berbeda.
"Gabungkan keduanya saja, jika itu maumu." ujar Jimin.
Jisoo merasa aneh tiba-tiba, kok kayaknya Jimin terlalu dekat padanya ya? Ia jadi....berdebar tak karuan begini jadinya.
"Sejak tadi aku terus yang menentukannya. Ini pernikahanku sendiri ya?" sindir Jisoo.
"Aniya, pernikahan kita."
Deg. Deg.
Lagi-lagi Jisoo merasa ia berdebar terlalu keras. Ada yang salah dengan posisi mereka saat ini.
Jisoo jadi gugup. Ia takut Jimin mendengar debaran jantungnya yang bahkan bisa terdengar ke telinganya. Kayak ABG aja segala masih deg-degan.
Come on, fokus Jisoo-ya...batin Jisoo.
"Kau sudah memutuskannya? Aku akan mengikutimu saja." tutur Jimin dengan lembut.
Kata-kata Jimin seakan langsung dikatakan tepat di telinga Jisoo karena posisi duduknya yang terlaku dekat. Salajusaeyeo...hatiku tidak kuat lagi! Teriak hati Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Along Time [JimSoo]
Fanfiction'Kurasa memang lebih baik dulu saat aku hanya melihatmu dari jauh...' Jisoo yang merahasiakan identitas keluarganya dan harus melihat orang-orang yang disayanginya kembali terlibat masalah bersamanya... Apa yang harus ia lakukan? Disaat ia berfikir...