*Wedding Day*Ballrom sebuah hotel berbintang 5 hari ini sudah tersewa seharian untuk sebuah acara. Seperti pernikahan pada umumnya dengan sedikit kadar kemewahan.
Resepsionis khusus untuk menunjukkan jalan, bunga-bunga ucapan selamat dijajarkan sepanjang jalan dari lobby menuju ballroom hotel tersebut.
Lantai dan dinding marmer memberi kesan mewaha ruangan itu, candelier besar di pusat ruangan menambah glamour suasana. Meja dan enam kursi yang ditata sesuai pola dengan dekorasi meja yang anggun.
Yang sangat menarik perhatian adalah panggung dimana nantinya pasangan pengantin akan mengucap janji pernikahan. Grand piano di sisi kiri lalu disisi kanannya mimbar dimana pendeta akan menikahkan pasangan hari ini.
Dekorasi panggung yang didominasi warna putih gading dan emas dan bunga-bunga imitasi yang berwarna pastel membuatnya indah, juga tirai besar yang menyembunyikan sesuatu dibaliknya.
Sepanjang jalan dari pintu ke araha panggung digelar karpet merah polos yang menambah kesan megahnya. Tepat setelah melewati pintu akan ada poto dari pre-wedding pasangan pengantin.
Saat acara dimulai, tamu-tamu undangan mulai berdatangan dan mengisi meja-kursi yang sebelumnya kosong. Pelayan-pelayan bertuksedo simple pun sudah memulai pekerjaannya.
Tetapi tak ada yang tau dengan pengantin yang akan menikah hari itu yang sudah dua hari tak saling melihat.
Seorang yeoja dengan rambut yang digelung rendah manis memakai wedding dress putih lengkap dengan sarung tangan pendek, kalung dan penutup kepalanya tengah duduk di kursi yang dihias cantik.
Stylist masih mengaturnya supaya terlihat sangat sempurna untuk acara yang spesial ini.
"Apa kalian belum selesai?" tanya Jisoo akhirnya, ia merasa risih sejak tadi.
Serempak dua orang stylist memundurkan diri dan salahsatunya berkata, "Jika ada yang masih perlu kami bantu cukup panggil saja, miss Kim."
Jisoo hanya tersenyum manis dan mengangguk. Baru setelah itu ketiga stylist itu pergi. Saat itulah Jisoo bisa menghela nafas lega.
Sejak tadi ia tak bisa tenang, bawaannya gugup. Ia memakai dress terakhir, Jimin yang memilihnya, ia senang atas pilihan suaminya itu.
Jisoo mengulum senyum. Suami. Jimin akan menjadi suaminya, hehe suami, miliknya yang sah. Memikirkan status Jimin adalah suaminya, ia membayangkan Jimin yang berdiri dengan awan-awan yang bertulis 'husband/nampyeon' diatas kepala Jimin."Lihat ini, pengantin kita hari ini sedang tersenyum-senyum sendiri." celetuk sebuah suara tiba-tiba.
Jisoo menoleh ke arah pintu, ia terkejut, saking terkejutnya siapa yang datang ia sampai berdiri.
Rosé dan Taehyung-oppa. Rosé tampak cantik dengan dressnya yang berwarna cream dengan sedikit ornamen kotak kotak dan Taehyung tampak sangat tampan dengan jas kotak-kotak elegan ditemani kemeja hitam yang selaras dengan celana hitamnya juga.
"Kalian? Eotteokhaeyeo? Bukankah kalian sedang di Singapura?" tanya Jisoo.
Rosé berjalan ke arah Jisoo dan memeluk sahabatnya itu. Yeoja berpipi chubby itu langsung terisak begitu memeluk Jisoo.
"Hikss, hikss, jahat sekali kau Jisoo-ah!" marah Rosé terisak.
Jisoo tersenyum, ia berusaha menahan air matanya meski make upnya ini waterproof, ia tidak ingin menangis dan menbuat matanya merah. Jisoo membalas pelukan Rosé.
"Mianhaeyeo, chingu. Uljima, uljima...kau ini tetap saja cengeng kalau ada aku ya, Chaeng." gurau Jisoo.
Ia tentu saja rindu berat dengan sahabt yang tak pernah ia temui selama 4 tahum belakangan ini. Ia tak tau kalau ternyata selama ini, ia juga mebuat orang-orang yang ia tinggali merindukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Along Time [JimSoo]
Fanfiction'Kurasa memang lebih baik dulu saat aku hanya melihatmu dari jauh...' Jisoo yang merahasiakan identitas keluarganya dan harus melihat orang-orang yang disayanginya kembali terlibat masalah bersamanya... Apa yang harus ia lakukan? Disaat ia berfikir...